Selayang Pandang Pontren Cendekia NW Aiklomak


https://rinjanischool.blogspot.com/2019/07/selayang-pandang-pontren-cendekia-dlm.html
        Selayang Pandang Pontren Cendekia NW AiklomakPondok pesantren merupakan  sistem pendidikan ala Indonesia yang telah berhasil melahirkan tokoh-tokoh besar yang dikenang oleh sejarah. Sejak zaman penjajah sampai dengan zaman reformasi. Insya Allah sampai akhir zaman. Siapa anak bangsa ini yang tidak kenal dengan KH. Hasyim Asyari, Pangeran Diponegoro, KH. Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto,dan lain-lain. Dalam pentas nasional saat ini,  KH. Hasyim Muzadi, Hidayat Nur Wahid, Din Syamsuddin, dan lain-lain. Dalam skala NTB, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, TGBH. M. Zainul Majdi, KH. Zulkifli Muhadi, Zaini Aroni, Ahyar Abduh, Sukiman Azmi, Najmul Akhyar, Fauzan Khalid, Suhaili FT dan lain-lain. Yang tersebut namanya ini  adalah  tokoh-tokoh besar negeri dan daerah yang pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Apa peran mereka dalam kehidupan berbangsa dan berdaerah? Bagi mereka yang tidak mengetahui maka seharusnya tidak menjadi warga Indonesia atau warga NTB. Mereka adalah pimpinan-pimpinan organisasi besar di negeri ini. Mereka adalah pimpinan lembaga-lembaga negera. Mereka adalah gubernur. Mereka adalah bupati/wakil bupati, dan lain-lain jabatan penting yang pernah dan sedang mereka emban.  Kontribusi mereka dalam kehidupan berbangsa dan berdaerah sebagai bukti keberhasilanpola pendidikan pesantren dalam mencetak generasi yang berkualitas dan berkarakter (Mugni, 2014 : 158).
                   Di dalam pondok pesantren terdapat lima elemen dasar (Zamakhsyari Dhofier, 2011 : 79) yang menjadi rukun pondok pesantren yakni pondok (asrama),  masjid,  pengajaran kitab,  santri, dan kyai (tuan guru/ustad/pengasuh). Bila salah satu dari elemen dasar ini tidak ditemukan maka lembaga tersebut layakkah dilabelkan dengan pondok pesantren?  Jadi yang dinamakan pondok pesantren adalah sistem pendidikan Islam yang didalamnya terdapat santri, asrama, masjid, kiyai (tuan guru/ustad/pengsuh), dan kajian kitab (belajar Al-Qur’an dan belajar nahu syaraf supaya bisa membaca kitab kuning). Penguasaan akan kitab kuning sebagai pintu masuk untuk memperdalam Al-Qur’an dan Hadits, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Untuk bisa fokus mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu keislaman dan sekaligus dapat mempraktikannnya dalam kehiduapan sehari-hari maka santri (murid) harus tinggal/bermukim di asrama. Dengan tinggal di asrama maka seluruh aktivitas santri dalam 24 jam dalam kontrol pondok (pengasuh).

B.    Tipe Pondok Pesantren

                   Dalam perkembangannya pondok pesantren terus beradaptasi untuk tetap bisa menjawab harapan umat dengan tidak menghilangkan jati dirinya. Untuk itu, di dalam pondok pesantren terdapat juga lembaga-lembaga pendidikan formal dalam berbagai jenis dan jenjang yang merupakan upaya untuk mengembangkan amal usaha pondok pesantren. Dari kenyataan ini, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1979 tentang bantuan kepada pondok pesantren  mengkategorikan pondok pesantren menjadi empat tipe, yakni (1) Tipe A, yaitu yang seluruhnya dilaksanakan secara tradisional; (2) Tipe B, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran secara klasikal (madrasah); (3) Tipe C, yaitu pondok pesantren yang hanya merupakan asrama sedangkan santrinya belajar di luar; dan (4) Tipe D, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah (Depag, 2004 : 8).
        Sementara itu, faktanya di lapangan bahwa Departeman Agama   dalam Marzuki Wahid, dkk (1999) menemukan 7  kategori atau tipe pondok pesantren, yakni (1) Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitab-kitab klasik (salafiyah); (2) Pondok pesantren seperti yang disebutkan pada poin (1) namun memberikan tambahan latihan keterampilan atau kegiatan pada para santri di bidang-bidang kejurusan; (3) Pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pengajian kitab namun lebih mengarah pada upaya pengembangan tarekat/sufieme. Para santri kadang-kadang ada yang diasramakan dan ada pula yang tidak; (4) Pondok pesantren yang hanya menyelenggarakan kegiatan keterampilan khusus agama Islam, kegiatan keagamaan, seperti tahfiz Al-Qur’an dan majelis taklim, ada kalanya santri diasramakan dan ada kalanya tidak; (5) Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran pada orang-orang yang menyandang masalah-masalah sosial, seperti madrasah luar biasa di pondok pesantren; (6) Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitab-kitab klasik juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal ke dalam lingkungan pondok pesantren; dan (7) Pondok pesantren yang merupakan kombinasi dari beberapa poin atau seluruh poin yang tersedia di atas (konvergensi) (Depag, 2004 : 9).

      Tujuan utama belajar di pondok pesantren adalah untuk tafaqquhfiddin sebagai implemntasi dari fungsi-fungsi utama(tradisional) pondok pesantren, yakni transper ilmu-ilmu keislaman; pemeliharaan tradisi keislaman; dan reproduksi ulama.  Mempelajari dan melaksanakan  ajaran agama. Para santri melaksanakan ajaran agama di lingkungan pondok pesantren dan di tengah-tengah masyarakat. Apa yang diketahui akan dijalankan dalam  kehidupan. Untuk aplikasi ilmu-ilmu yang telah dipelajari maka seluruh warga pondok pesantren selalu dalam kontrol kiyai atau pengasuh. Kiyai menjadi tokoh sentral dalam dunia pesantren. Kata-katanya dituruti dan tingkah laku (akhlaknya) dipanuti (Azyumardi Azra, 2000 : 104 &Dhofier, 2011 : 93).

C.    Fakta Pesantren dan Tantang Umat

        Di Nusa Tenggara Barat, Pondok pesantren tumbuh dan berkembang dengan pesat. Sampai dengan Mei 2016, Pondok Pesantren di NTB berjumlah 722 buah. Dari jumlah tersebut baru 10 % yang memiliki 5 elemen pesantren, sekitar 72 buah. Dari 72 buah tersebut sekitar 20 %  (15 buah) yang menjadikan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai media komunikasi sehari-hari para santri dan warga pesantren. Di antaranya Nurul Hakim Kediri, Nurul Harmaian Narmada, Abu Khurairah Mataram, Yanmu Praya, Uli Albab Gegek Mt. Gading, Cendekia Aikmel, dan lain-lain. Lembaga pendidikan formal yang dikelola dari tingkat taman kanak-kanak/raudatul Atfal sampai dengan SLTA. Masih kurangnya pondok pesantren di NTB yang mengasramakan santrinya menyebabkan sistem pembelajaran/pendidikan karakter di pondok pesantren tidak maksmial. Untuk itu jangan heran bila ada alumni madrasah/sekolah yang bernanung di bawah pondok pesantren belum fasih membaca Al-Qur’an dan tidak siap melaksanakan tugas-tugas keagamaan di tengah-tengah masyarakat
      Mengapa tidak siap....? Karena pondok pesantren bersangkutan  hanya mengelola sekolah/madrasah formal. Para santrinya hanya belajar di sekolah/madrasah formal. Dalam pembelajaran di sekolah/madrasah formal waktu belajar dan mata pelajarannya telah dipolakan oleh kurikulum dari pemerintah.  Bila waktunya telah habis maka harus segera pindah ke mata pelajaran yang lain. Bila waktu belajar telah selesai maka anak-anak akan segera pulang ke rumah masing-masing. Bila anak-anak telah berada di rumah maka sekolah/madrasah  sudah tidak bertanggung jawab lagi atas kegiatan anak-anak. Orang tualah yang harus bertanggung jawab untuk mengasuh dan mengontrol seluruh kegiatan putra-putrinya. Orang tualah yang harus bertanggung jawab  atas ngaji, sholat, dan pergaulan putra-putrinya.

      Di sisi yang lain tantangan kehidupan dan pergaulan di tengah-tengah masyarakat sangat kompleks. Banyak sekali godaan agar anak-anak jauh dari aktivitis belajar. Ada TV, ada HP, ada motor, ada play station (PS), dan lain-lain. Anak-anak seharian berada di depan TV, anak-ank berjam-jam betah bermain dengan HP-nya, anak-anak sering bolos sekolah gara-gara doyan main PS, pulang sekolah keluyuran dengan motornya. Bermain HP, entah apa yang dibuka. Entah apa yang mereka baca. Mereka senyum sendiri. Mereka tertawa sendiri. Bahkan mereka memaki-makai atau sinis sendiri. Bila orang tua menegur mereka ngambek. Bila orang tua memerintah mereka membantah atau mengulur-ulur waktu untuk melaksanakan perintah. Di sisi yang lain, ada juga orang tua yang tidak punya banyak waktu memperhatikan anak-anaknya. Mereka sibuk dengan banyak urusan. Tidak pernah memperhtaikan bacaan Al-Qur’an putra-putrinya, sholat putra-putrinya, dan seterusnya. Kadang juga di kampung atau lingkungannya tidak ada tempat belajar Al-Qur’an. Tidak ada guru ngaji. Beda dengan zaman dulu waktu listrik belum masuk desa/kampung setelah magrib ramai anak-anak membaca Al-Qur’an di musholla/masjid/rumah guru mengaji.  Bila hal ini terus berlanjut dan orang tua tidak menyadari maka 25 tahun  yang akan datang apa yang akan terjadi di tengah-tengah umat.

        Pada masa yang akan datang persaingan dalam segala hal akan semakin ketat dan seru. Terutama dal hal peluang pencarian lapangan kerja. Banyak orang bilang belajar untuk bekerja. Masa depan pastinya dibeli dengan harga sekarang. Ketatnya persaingan di masa depan karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain sumber daya alam terbatas dan bahkan terus berkurang. Kebijakan negera juga terut memperketat persaingan sebagai konsekuensi dari kehidupan bangsa di era global. Bila negara tidak ikut kebijakan dunia  maka akan terkucilkan. Tahun 2016 telah mulai era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).  Era ini telah memberikan peluang bagi produk barang dan jasa serta tenaga kerja negera-negara Asean untuk bekerja dan bertransaksi dengan bebas di negara-negara Asean. Ini berarti warga negera kita juga bebas untuk bekerja di negera-negara Asean (sepuluh negara). Tetapi kita akan bisa bebas bekerja di negara-negara itu bila kita menguasai modal utamanya yakni bahasa. Ya, bahasa internasional, yakni bahasa Inggris sebagai pintu masuk untuk mempelajari bahasa negera bersangkutan setelah kita berada di negara itu.

       Berdasarkan fakta-fakta di atas, bila kita menyadari pentingnya masa depan putra-putri kita sebagai aset umat di masa depan maka pondok pesantren yang memilki 5 elemen dasar harusnya menjadi pilihan. Di samping itu, untuk mempersiapkan putra-putri yang  siap bersaing di pasar kerja global maka pondok pesantren yang menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai media komunikasi sehari-hari  layak  menjadi pilihan.  Pada pondok pesantren jenis ini para santri lancar berkomunikasi dengan dua bahasa, penguasaan ilmu-ilmu dasar keislaman sekaligus aplikasinya memadai, dan budi pekerti (akhlaq) tidak mengecewakan.




Selayang Pandang Pontren Cendekia DLM NW Aiklomak

BAB II

PENDIRIAN

A.    Latar Belakang

                    Ada beberapa alasan mengapa Cendekia didirikan, di antaranya:
1.        Pada bulan Oktober 1992 saya selesai kuliah di FKIP Universitas Mataram dan Nopember 1992 saya mulai megajar di Madrasah Aliyah Mu’allimin NW Pancor. Pada bulan Januari 1993, saya diterima menjadi dosen di STKIP Hamzanwadi Pancor (kini Universitas Hamzanwadi) dan pada bulan Juni 1993 saya diajak menjadi dosen di STIT Hamzanwadi Pancor (kini Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor) oleh Ketua STIT Hamazanwadi saat itu  Bapak Drs. H. Abdul Hayyi Nu’man. Perkenalan saya dengan ketua STIT Hamzanwadi ini atas rekomendasi dari Kepala  Madrasah Aliyah Mu’allimin NW Pancor saat itu, Bapak Drs. H. Sahafari Asy’ari. Di STIT Hamzanwadi dan di Madarasah Aliyah Mu’allimn NW Pancor seluruh kemampuan saya tentang pendidikan saya usulkan dan aplikasikan  sehingga saya kelihatannya sangat aktif dan sibuk karena banyak kegiatan yang sebelumnya tidak ada menjadi ada di sekolah dan di kampus tersebut. Dalam keaktifan ini sepertinya pimpinan memberikan apresiasi sehingga saya diusulkan ke yayasan menjadi Wakil Kepala Urusan Kesiswaan pada Madrasah Aliyah Mu’allimin NW Pancor dan menjadi Pembantu Ketua III Urusan Kemahasiswaan pada STIT Hamzanwadi Pancor. Dalam keaktifan saya di kampus ini ternyata diperhatikan juga oleh salah seorang dosen STIT Hamzanwadi dan tokoh Nahdlatul Wathan, yakni Bapak Drs. H. Syihabudin Rahman  Kelayu. Satu malam setelah magrib di rektorat Kampus STIT Hamzanwadi/ruang dosen beliau memanggil saya dan mengajak saya ngobrol  tentang kampus, madrasah, dan organisasi. Dalam obrolan  ini, beliau bilang, “Pak Mugni, saat kami di Mu’allimin dulu Maulana Syaikh sering sekali bilang, ‘Saya sangat bangga dan senang pada murid saya yang bisa membangun madrasah’ Alhamdulillah, teman-teman di Mu’allimin dulu rata-rata sudah punya madrasah. Saya sudah punya di rumah di Kelayu sekalipun kecil, Pak  Hayyi sudah punya juga di rumahnya di Dasan Tumbu. Pak Mustamik sudah juga di rumahnya di Suralaga. Pak Sahafari sudah punya juga di rumah di Penendem Keruak. Tapi Pak Mugni gak perlu mendirikan karena di Kalijaga kan sudah ada madrasah yang dibangung Tuan Guru Saleh, tinggal Pak Mugni melanjutkan dan mengembangkannya saja”. Saya pun langsung menyela, “Oh mudahn kita punya juga Ustad”. Beliau menyahuti, “mudah-mudahan alangkah bagusnya”. Dalam tahap selanjutnya saya cukup akrab dengan belaiu. Bahkan saya telah mengaggap beliau sebagai guru oragnsasi saya. Saya sering bilang  bahwa guru organisasi saya di Nahdlatul Wathan ada 3, yakni Drs. H. Abdul Hayyi Nu’man, Drs. H. Sahafari Asy’ari, dan Drs. H. Syihabudin Rahman. Beliau-beliau ini tidak pernah mengajar saya di kelas karena saya tidak pernah sekolah di Pancor. Saya menjadi abituren Nahdlatul Wathan dari Pondok Pesantren Darussholihin NW Kalijaga yang didirikan oleh TGH. Muhammad Shaleh Ahmad. Di pondok pesantren inilah saya menyelesaikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Dari tahun 1994 sd. 2005 kami aktif di Pengurus Daerah NW Lombok Timur besama ketiga tokoh Nahdlatul Wathan ini. Bapak Drs. H. Abdul Hayyi Nu’man menjadi Ketua Umum, Bapak Drs. H. Sahafari Asy’ari menjadi Sekretaris Umum, Bapak Drs. H. Syihabudin Rahman menjadi Wakil Ketua dan saya menjadi Wakil Sekretaris. Setelah  Bapak Drs. H. Abdul Hayyi Nu’man menjadi Sekretaris Jenderal PBNW hasil Muktamar ke-10 di Praya, Ketua Umum Pengurus Daerah NW Lombok Timur dijabat oleh Bapak Drs. H. Syihabudin Rahman dan Pak Sahafari dan saya tetap pada jabatan semula. Apa yang disampaikan oleh Bapak Drs. H. Syihabuddin ini tetap terpatri dalam benak saya bahwa satu saat saya harus punya madrasah  karena ingin juga dibanggakan oleh Sang Maha Guru Al-Magfurulah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagi pendiri Nahdlatul Wathan.
2.        Setelah sarjana saya aktif ikut mendirikan madrasah Nahdlatul Wathan. Bahkan menjadi insiator pendirian SDI dan SMK NW serta 2 perguruan tinggi Nahdlatul Wathan. Seluruh administrasi pendirian lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi pernah saya lakukan dan mengurus/menyelesaikan seluruh proses perijinannya. Tetepi setelah saya menjadi doktor  dalam bidang pendidikan (Maret, 2012) cukup banyak konsep-konsep tentang pendidikan tidak bisa saya terapkan dengan maksimal bila saya masih berada di bawah perintah orang lain karena konsep-konsep itu harus dikonsultasikan dulu. Bisa saja konsep yang saya ajukan tidak diterima karena berbedanya sudut pandang/pengalaman atau perbedaan-perbedaan yang lain. Banyak ahli yang bilang, “pengalaman adalah peristiwa masa lalu dan di antara fungsi ilmu adalah prediksimasa depan. Masa lalu adalah pelajaran, masa kini adalah kenyataan, dan masa depan adalah harapan”. Untuk mewujudkan konsep-konsep tentang pendidikan (pondok pesantren)  tersebut maka keingiann untuk mendirikan madrasah (pondok pesantren) menjadi semakin tidak terbendung. Dengan bekal keyakinan dan tekad yang mantap maka pada tanggal 17 Sya’ban 1434 H./26 Juni 2013 saya dirikan Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni NW Aikmel.

3.        Pendirian Pondok Pesantren Cendekia di samping dengan 2 alasan di atas juga sebagai lokasi untuk mengembangkan ilmu pendidikan. Cendekia sebagai lobarotarium untuk meneliti/mengkaji setiap fenomena kependidikan yang muncul untuk pengembangan ilmu pendidikan.

B.    Pilihan Nama

                   Banyak yang bertanya tentang nama pondok pesantren ini. Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni Nahdlatul Wathan. Dalam nama ini ada 3 kata yang perlu mendaptkan penjelasan, yakni (1) Cendekia; (2) Lutviyah; dan (3) Murni. Cendekia adalah visi pondok ini, yakni Cerdas, Ekonomis, Nasional, Demokratis, Kreatif, Indah, dan Amanah. Lutviyah adalah gabungan dari nama kedua putri saya, yakni Siti Nurlaeli Lutviani Murni dan Siti Olega Adawiyah Murni. Lutv....dari Lutviyani dan ....iyah dari Adawiyah. Sedangkan Murni adalah gabung dari nama saya dan istri. Mugni dan Herni Widiyanti. Dalam bahasa Arab, Lutviyah besal dari kata latif yang artinya halus, lebut, damai. Sedangkan Darul artinya kampung atau desa. Jadi Darul Lutviyah artinya kampung yang damai. Diharapkan juga warga pondok pesantren ini menjadi orang-orang yang berhati halus dan bersikap yang lembut. Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni Nahdlatul Wathan dibakukan singkatannya menjadi Pontren Cendekia DLM NW Aikmel.

C.    Pilihan Lokasi

     Saat berencana mendirikan pondok pesantren, banyak tokoh-tokoh di kampung di Kalijaga menyarankan saya supaya mendirikan di Kalijaga saja. Tetapi saya jawab bahwa di Kalijaga sudah ada pondok pesantren dan bila mendirikan di Kalijaga konsep tentang pondok pesantren sesuai dengan teori pesantren tidak akan bisa maksimal diwujudkan karena di Kalijaga tidak banyak sumber air. Bila dipaksakan maka paling-paling akan menggunaka sumur bor. Sumur bor akan memperbanyak pengeluaran untuk menggali dan biaya listrik. Di samping itu sumur bor juga akan merugikan orang lain karena akan membuat sumur dangkal milik warga akan menjadi kering. Sumur bor akan menarik/menyerap air-air sumur dangkal lebih-lebih pada musim kemarau. Untuk itu, saya harus mencari lokasi yang banyak air tetapi tidak keluar dari Kecamatan Aikmel. Karena saya dilahirkan dan dibesarkan di Desa Kalijaga yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Aikmel. Bahkan menurut cerita orang-orang tua di Kalijaga bahwa Desa Kalijlah desa induk di Kecamatan Aikmel. Desa Aikmel yang telah mekar menjadi banyak desa saat ini yang salah satunya Desa Toya merupakan bagian/wilayah Desa Kalijaga.  Salah satu elemen pondok pesantren adalah asrama. Kehiduapn di asrama akan berjalan dengan baik bila didukung dengan ketersediaan air yang memadai. Untuk itu, saya mencari lokasi yang banyak air. Tentang perlunya sumber air yang menjadi kebutuhan utama di asrama juga merupakan saran dari putri kedua saya “Siti Nurlaeli Lutviani Murni” yang pernah mondok (nyantri) kala SMP. Putri saya bilang, “Kalau Bapak jadi buat pondok pesantren, harus banyak air Pak, supaya tidak lama antri wudhu, mandi, nyuci, dan lain-lain. Jadi santri  bisa didisiplinkan dan tidak bisa buat-buat alasan” AlhamdulillahAllah Swt. memberikan jalan dan ditemukan lokasi di Dusun Aiklomak Desa Toya Kecamatan Aikmel. Dengan demikian, Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aikmel berlokasi di Dusun Aiklomak Desa Toya Kecamatan Aikmel Lombok Timur. Lokasi ini dikelilingi oleh 7 mata air, yakni (1) Mata Air Aiklomak; (2) Mata Air Umalan Rengget; (3) Mata Air Aikmalang; (4) Mata Air Aikbakang; (5) Mata Air Maloang; (6) Mata Air Aikbakong; dan (7) Mata Air Umalang Seber.  Mata air yang berada di lokasi Pesantren Cendekia, yakni Mata Air Aiklomak (100 Meter), Mata Air Umalang Rengget (nol meter), Mata Air Aikmalang (100 meter), dan Mata Air Aikbakang (350 meter).

D.    Maksud

                   Di antara maksud pendirian Pondok Pesantren Cendekia DLM NW sebagai berikut :
1.        Pondok pesantren ini dibangun dengan menggunakan konsep pondok pesantren yang asli, yakni lembaga pendidikan Islam yang di dalamnya ada 5 elemen, yakni asrama, santri, masjid, kajian kitab, dan kiyai (tuan guru/ustad/pengasuh). Pondok pesantren yang menjalankan fungsi dasarnya, yakni transper ilmu-ilmu keislaman, pelestarian tradisi keislaman, dan reproduksi ulama. Untuk itu, hal utama yang dilakukan oleh pondok pesantren adalah megajar santrinya membaca Al-Qur’an. Pondok pesantren Cendekia DLM NW ingin melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Tempat belajar membaca Al-Qur’an, tempat melestarikan tradis Keislaman, dan mudahan ada di antara santri yang belajar di Cendekia  menjadi ulama di masa depan.
2.        Tantatang pendidikan di masa kini sangat komplek. Dunia pendidikan telah banyak yang kehilanagn jati diri untuk melahirkan anak-anak yang berbudi lihur. Cendekia ingin mencetak gerasi Islam yang berbudi tinggi dan siap bersaing di era global. Mereka siap memasuki dunia gelobal dengan budi, ilmu dan kemampuan berbahasa internasional.
3.        Saya sering bilang, “sebagai orang NW maka putra-putri kita harus pernah sekolah di sekolah/madrasah NW. Ini langkah kita untuk mewariskan NW kepada keturunan kita sesuai dengan bai’at yang telah kita ikrarkan sesuai dengan harapan Maulana Syaikh. Tapi banyak orang NW tidak menyekolah putra putrinya di sekolah/madarsah NW. Alasannya macam-macam, di antaranya sekolah NW tidak bermutu, tidak mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri atau sekolah swasta yang dikelola oleh organisasi lain. Cendekia ingin memberikan jawaban atas sikap apreori tersebut. Seluruh sekolah bermutu “mahal”. Pada sekolah-sekolah bermutu itu “orang NW” siap membayar. Mengapa di sekolahnya sendiri tidak siap? Putra-putri orang NW harus pernah sekolah di sekolah/madrasah NW supaya mereka tau tradisi NW, seperti hiziban, sholawat nahdlatain, doa pusaka (robbanafanabima),  dan HULTAH NWDI. Inilah tradisi utama Nahdlatul Wathan warisan Muala Syaikhh. Bukankah salah satu fungsi utama pondok pesantren adalah pelestarian tradisi keislaman. Jadi salah satu fungsi fungsi utama pondok pesantren Nahdlatul Wathan adalah pelestarian tradisi ke-Nahdlatul Wathan-an.Cendekia akan lebih bermutu bila wali santri siap untuk “membayar”. Saya juga sering bilang, terutama dihadapan mahasiswa bahwa sekolah murah apalagi gratis itu... tidak bermutu. Lingkungan Cendekia yang merupakan karunia Allah Swt. sangat mendukung untuk membangun sekolah/madrasah bermutu. Cendekia menjadi alternatif pilihan bagi jamaah NW dalam menyekolahkan putra-putrinya. Tapi Cendekia bukan hanya untuk anak-anak jamaah NW melainkan untuk semua umat Islam. “Niat belajar yang utama. Nahdlatul Wathan akan jadi pagarnya”.




BAB III

VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO DAN PROGRAM

A.    Visi
                   Cendekia adalah visi pondok pesantren ini. Cendekia : Cerdas, Ekonomis, Nasional, Demokratis, Kreatif, Indah, dan Amanah.
        Cerdas : Semua anak dilahirkan dalam kondisi yang sama, “suci-putih bersih”. Ini berarti bahwa semua anak adalah cerdas. Tugas lingkunganlah yang akan mengembangkan kecerdasannya itu. Cendekia akan menggali potensi kecerdasan santrinya untuk dikembangkan secara maksimal. Ada anak yang cerdas kepalanya. Ada anak yang cerdas suaranya. Ada anak yang cerdas tangannya. Ada anak yang cedas kakinya. Ada anak yang cedas kaki dan tangannya. Ada anak yang cedas badannya, dan seterusnya. Cendekia akan mengembangkan kecerdasan-kecedasan tersebut. Cendekia berprinsip, semua anak cerdas.
        Ekonomis : Potensi/fasilitas yang ada di Cendekia harus memberikan nilai ekonomis. Tiap potensi  diharapkan memberikan nilai ganda. Untuk itu semua didesain dengan multi fungsi dan memanfaatkan potensi alam. Banguna/ruang kelas didesain multi fungsi dan keluar dari pakem selama ini. Kelas di atas kolam karena di sini banyak air dan kontur tanah lokasi memnag tidak rata. Jadi membuat kolam tanpa harus mengali. Kelas juga langsung jadi tempat sholat (musholla) dan tempat istirahat (tidur) makanya anak-anak belajar sekolah formal dengan bersila dengan menggunakan meja kecil. Ini diantara fakta keekonomisan di Cendekia, dan seterusnya.
        Nasionalis :Cendekia memang Pesantren Nahdlatul Wathan tetapi untuk semua umat Islam. Tidak dibedakan asal organisasinya dan alirannya asal mau belaja dan mereka akan dididik dengan tradisi Nahdlatul Wathan. Bila telah selesai di Cendekia, silahkan lajutkan dan kembangkan organisasinya dan aliran keagamaannya.
     Demokratis :  Suasana kebersamaan harus terus dibangun. Semua hal harus diputuskan bersama. Menghargai  ide/pendapat semua pihak yang berpartisipasi di Cendekia. Santri, pengasuh, dan dewan guru harus terus mengembagkan nilai-nilai demokrasi untuk keunggulan santri dan kemajuan pesantren. 
        Kreatif : Semua komponen di pondok harus bergerak sesuai dengan posisi masing-masing. Pada posisi itu terikat tugas, tanggung jawab, dan wewenag. Untuk maksimal mewujudkan semua itu maka kreatifitas sangat penting. Setiap komponen diberikan kebebasan untuk berkreatifitas namun tetap dalam koridor tradisi pesantren.
        Indah : Indah adalah relatif. Tetapi salah satu motto Cendekia adalah bersekolah, berwirausaha, dan berwisata. Berwisata : mencari sesuatu yang indah, sesuatu yang damai, sesuatu yang langka, dan sterusnya. Di Cendekia dapat ditemukan potensi wisata alam, wisata budaya, dan wisata relegi.
        Amanah : Cendekia adalah amanah dari keluarga dan umat. Untuk itu harus dijalankan dengan baik untuk terus berkembang untuk mencetak generasi Islam yang berilmu dan berbudi tinggi serta siap bersaing di era global.


B.    Misi

1.     Menyelenggarakan pembelajaran A-Qur’an kepada semua santri;
2.     Melahirkan santri yang fasih membaca Al-Qu’an;
3.     Melahirkan hafiz Al-Qur’an
4.     Menyelenggarakan pemebelajaran kitab kuning
5.     Melahirkan santri yang menguasai dasar-dasar dalam memahami kitab kuning;
6.     Menyiapkan faslitas paraktik ibadah
7.     Menyelenggarakan paraktik semua ibadah
8.     Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar Islam, nasional, organisasi, dan pondok
9.     Membina semangat juang dan berlomba/bertanding para santri;
10.  Menyelenggarakan pendidikan non formal dan formal dari jenjang pendidikan usia dini sampai dengaan perguruan tinggi;
11. Menyelenggarakan penelitian dan kajian keilmuan secara integratif;
12. Menyelenggarakan pembinaan umat melalui kajian-kajian dan dakwah Islamiyah;
13. Meningkatkan kesejahteraan umat melaui kegiatan agrobisnis, agrowisata, dan sosial ekonomi;
14. Menyelenggarakan usaha-suaha bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

C.    Tujuan
1.        mencetak santri yang fasih membaca Al-Qur’an;
2.        Mencetak santri aktif melaksanakan alamaliyah-amaliyah; keagamaan;
3.        Mencetak santri yang siap melaksanakan tugas-tugas keagamaan di tengah-tengah masyarakat;
4.        Mencetak santri yang berjiwa siap berkompetisi;
5.        Mencetak santri yang siap memasuki pasar kerja global;
6.        Mewujudkan lembaga pendidikan formal dan non formal yang berkualitas sehingga menjadi tujuan generasi muda muslim menuntut ilmu;
7.        Mewujudkan penelitian dan kajian-kajian yang bermutu untuk kepentingan umat;
8.        Mewujudkan pembinaan umat untuk meningkatak  solidaritas dan ukhuwah islamiyah;
9.Mewujudkan partisipasi santri dan masyarakat dalam kegiatan agrobisnis, agrowisata, dan sosial ekonomi;
10.Mewujudkan usaha dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan santri dan masyarakat;

D.    Motto
        Moto Pondok Pesantren Cendekia :
-     Allahu akbar
-     Learning as a livelihood
-     Santuan –kreatif- mandiri
-     Will be the best of the best
                 Moto ini selalu didengungkan oleh santri Cendekia pada setiap kesempatan. Motto ini diharapkan menjadi motivasi bagi  seluruh warga Pondok Pesantren Cendekia DLM NW.  Pada sambutan/pidato mudir saat ada acara-acara di Cendekia akan diawali dengan menggeloarakan motto tersebut. Mudir akan menggumandangkan  kata Cendekia sebanyak 4 kali dan pada setiap antaranya akan dijawab oleh santri Cendekia dengan Motto tersebut.
                 Cendekia......Cendekia.....Cendekia......Cendekia....... Para santri akan menjawanya dengan Allahu Akbar, learnig as a livelihood, santun kreatif mandiri, will be the best of the best. Dalam motto ini terkandung makna bahwa seluruh warga Cendekia harus yakin bahwa Allah Maha Besar, Allah Maha Kuasa, Allah  Maha Kasih Sayang, dan seterusnya. Tidak ada  hal yang mustahil kalau Allah menghendaki. Tersulah berharap, teruslah bermohon, teruslah bermimpi, teruslah berikhtiar, teruslah bercita-cita untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Tidak perlu risau dengan sikap dan perilaku makhluk. Allah tidak pernah pilih kasih. Siapa yang beramal baik maka merekalah yang terbaik, dan sterusnya. Warga cendekia harus menyadari bahwa hidup ini untuk belajar dan kita belajar untuk meraih kehidupn baik di dunia maupun di akhirat. Warga Cendekia harus menjadi orang-orang yang santun, orang yang berakhlak mulia. Warga Cendekia harus kreatif, harus inovatif, harus berani mencoba, harus berani salah, harus berani berbeda dengan orang lain untuk kebaikan. Warga Cendekia harus mandiri. Tidak tergantung dengan orang lain tetapi kalau orang lain mau membantu harus diterima dengan senang hati. Warga Cendekia tidak boleh malu melakukan kebaikan sekalipun remeh dan mungkin hina di mata orang. Warga Cendekia harus punya semangat, harus punya cita-cita dan ambisi untuk menjadi yang terbaik di segala hal.  Di samping itu, Cendekia juga punya motto “Bersekolah, Berwirausaha-Berwisata”.  Santri Cendikia mengikuti sekolah formal. Santri Cendekia diajak/dilatih utuk bekerja. Santri Cendekia juga berwisata karena lokasi Cendekia tersedia obyek wisata alam, wisata budaya, dan wisata religi (keagamaan).

E.     Program
1.        Melengkapi sarana prasarana;
2.        Meningkatkan kualitas pengasuh dan dewan guru;
3.        Meningkatkan kuantitas dan kualitas santri;
4.        Mendirikan sekolah formal dan lembaga-lembaga pendukung pondok pesantren;
5.        Meningkatkan kualitas pembinaan santri;
6.        Menyertakan santri pada berbagai perlombaan dan pertandingan;
7.        Melaksanakan peringatan-peringatan hari besar Islam;
8.        Melaksanakan praktik pengabdian santri (PPS)
9.        Mengusahakan santri bisa masuk di perguruan tinggi negeri dan meraih beasiswa;
10.     Mendirikan perguruan tinggi minimal dalam bentuk politeknik



BAB IV

LEMBAGA

A.    Sekolah/Madrasah

                   Sampai dengan tahun 2017, Pondok Pesantren telah mengelola 3 buah lembaga pendidikan formal, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah (MA). Di samping itu, Pondok Pesantren Cendekia DLM NW juga mengelola satu lembaga pendidikan kepesantrenan, yakni Madrasah Diniyah Takmiliyah Wushto (MDTW). Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Cendekia NW diperoleh ijin operasionalnya pada tahun 2014 dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Lombok Timur, dengan tiga jurusan, yakni Perikanan, Peternakan, dan Tata Busana. Pada tahun pelajaran 2017/2018, SMK Cendekia NW mengembangkan jurusan dengan membuka jurusan Otomotif, Komputer, dan Pariwisata. SMP Cendekia NW mendaptkan ijin operasional pada tahun 2015 dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Timur. Sementara Madrasah Diniyah Takmiliyah Wushto (MDTW) Cendekia NW mendapatkan ijin operasional pada tahun 2016 dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur. SMK, SMP, dan MDTW mengikuti ujian akhir (penamatan) yang perdana pada tahun 2017. Pada tahun 2017 SMK, SMP, dan MDTW telah melahirkan alumni angkatan perdana. Sedangkan Madrasah Aliyah Cendekia NW mendapat ijin operasional pada tahun 2017 dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Nusa Tenggara Barat. MA Cendekia NW membuka dua jurusan, yakni Jurusan IPA dan Jurusan IPS. Tahun pelajaran 2016/2017 merupakan angkatan perdana.

         Kedepan Cendekia berencana untuk mendirikan Madrasah Tsanawiyah dan Politeknik Cendekia Lombok (PCL). Politeknik adalah salah satu jenis perguruan tinggi yang hanya membuka program diploma, diploma satu, diploma dua, diploma tiga, dan diploma empat. Diploma empat setara dengan sarjana. Alumi diploma lebih siap untuk memasuki  pasar kerja dibandingkan dengan alumni program S.1 (sarjana). Madrasah Tsanawiyah Cendekia akan dibuka saat siswa SMP Cendekia NW di atas 3 kelas. Sedangkan PCL inshaallah mulai dirintis studi kelayakannya pada tahun 2018 dan tahun 2019 sudah mulai diproses ijin operasionalnya pada Kopertis Wilayah VIII dan Kementerian Riset, Teknolgi, dan Pendidikan Tinggi. Diharapkan tahun 2020 sudah bisa menerima mahasiswa baru. Alumni ke-4  SMK dan alumni ke-2 MA Cendekia diharapkan menjadi angkatan perdana pada PCL.

B.    Lembaga Lain

                   Pondok Pesanren Cendekia juga megelola Koperasi Pondok Pesantren (Konpotren) yang mendaptkan ijin operasional dari Bupati Lombok Timur pada tahun 2015. Cendekia juga mengelola Lembaga Kesejahteran Sosial Anak (LKSA) Cendekia NW dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Pontren Cendekia NW. LKSA dan LKS ini telah mendapatkan ijin operasional pada tahun 2016 dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transimigrasi Kabupaten Lombok Timur. LKS juga megelola “Rumah Rehab Cendekia” yang diresmikan oleh Badan Narkotika Nasional Propinsi NTB pada 28 Agustus 2016. Rumah Rehab Cendekia ini adalah wadah untuk merehabilitasi pencandu Narkoba kerjasama dengan BNN Propinsi NTB. Salah satu tugas Rumah Rehab Cendekia membina nilai-nilai keagamaan para pencandu Narkoba pasca direhab secara medis. Cendekia juga mengelola Radio Siaran, “Radio Darul Lutviyah (RDL) 92.0 FM. RDL telah mulai mengudara pada tanggal 10 Pebruari 2015.




BAB V

KEGIATAN SEKOLAH DAN PONDOK

A.    Kegiatan sekolah

                   Seluruh santri Pondok Pesantren Cendekia DLM NW mengikuti pendidikan formal  pada sekolah/madrasah yang dikelola Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Pada tahun pelajaran 2016/2017 Pondok Pesantren Cendekia DLM NW telah mengelola 3 buah sekolah/madrasah formal, yakni SMP, SMK, dan Madrasah Aliyah. Kegiatan sekolah/madrasah formal ini mengikuti kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaandan Kementerian Agama.

B.    Kegiatan Pondok

1.  Kebersihan Lingkungan
                   Stiap santri dan pengasuh /guru harus menjaga kebersihan lingkungan pondok pesantren. Setiap santri dan pengasuh /guru harus membuang sampah pada tempat. Bila tempat sampah belum ditemukan maka santri/pengasuh/guru yang kegiatannya menghasilkan sampah harus mengumpulkan sampah tersebut ditempat tertentu dan setelah acara selesai dibuang pada tempat sampah. Setap santri diberikan jadwal untuk membersihkan lingkungan pondok yang dikoordinator oleh pengasuh.
2.  Sholat 5 Waktu Berjamaah
                   Seluruh santri diwajibkan untuk sholat 5 waktu berjamaah di bawah tangung jawab pengasuh. Santri dijadwalkan untuk memimpin wirid pada setiap kali sholat jamaah. Pada waktu shubuh dan magrib sebelum doa harus memnaca Asmaul Husna. Dan, sebelum doa pada sholat isya harus membaca doa pusaka Nahdlatul Wathan, “Robbanafaknabima...”.
3.  Membaca Al-Qur’an
                   Seluruh santri diharuskan membaca Al-Qur’an mnimal antara sholat magrib dan isya dibawah bimbingan pengasuh.
4.  Hiziban/Memnaca Al-Barzanji
                   Seluruh santri diharuskan untuk membaca Hizib Nahdlatul Wathan pada setiap malam Jumat dan Senin dan pada malam Jumat minggu ke-4 membaca Al-Barzanji. Santri digilirkan/dijadwalkan untuk menjadi pemimpin (mundak) dalam acara tersebut. Pada setiap malam Jumat setelah hiziban/barzanji para santri dijadwalkan untuk latihan pidato dengan acara formal. Pidato berbahsa Arab, Inggris, dan Indonesia. Pada acara latihan pidato ini santri secara bergiliran menjadi MC, qori’/qori’ah, memimpin membaca sholawat nahdlatain, berpidato 3 bahasa, memimpin doa. Salah satu rangkain acara ini pengarahan/tausyiah dari pengasuh. Kegiatan ini berbeda antara banin dan banat. Bainin di masjid dan banat di musholah (ruang kelas).
5.  Membaca Wajib
                   Santri cendekia diwajibkan untuk membaca setelah sholat ashar di masjid atau di kopleks pondok, setelah sholat ashar sampai jam 17.30 Wita. Kegiatan memnaca ini ditiadakan bila ada kegiatan atau ada pelajaran khusus yang diatur oleh Koordinator Pengasuh atau Kepala Madasah Diniyah Takmiliyah Cendekia NW;


6.  Sholat Duha dan Sholat Malam
                   Seluruh santri Cendekia diharuskan untuk melaksanakan sholat duha sebelum mulai pelajaran pertama sekolah/madrasah formal dan sholat malam pada jam 03.30 Wita dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an dan menyetor hapalan sesuai dengan jurusan pondok yang dipilih, yakni tahfiz dan kitab. Bagi yang mengambil jurusan tahfiz akan menyetor hapalan Al-Qur’annya kepada pengasuh dan bagi yang mengambil jurusan kitab akan menyetor hapalan nahwu sharafnya kepada pengasuh.
7.  Mengikuti Lomba-Lomba
                   Santri yang berbakat pada bidang tertentu dibimbing dengan maksimal oleh pengasuh/dewan guru untuk mengikuti perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan berbagai pihak, pemerintah dan  institusi lainnnya.
8.  Memperingati Hari-Hari Besar
                   Pondok Pesantren Cendekia aktif mengikuti kegiatan-keegiatan peringatan hari besar Islam, hari besar Nasional, dan hari besar organisasi Nahdlatul Wathan dan berpartisipasi juga pada peringatan hari-hari besar organisasi lain/pondok pesantren lain.





BAB VI

BIAYA

                   Dalam sepuluh tahun terakhir telah berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang pendidikan gratis. Bahkan kalau ada kampanye pemilihan kepala daerah bahkan presiden isu sekolah gratis menjadi sangat seksi. Tetapi saya selalu bilang “sekolah gratis tidak bermutu”. Isu sekolah gratis muncul seiring dengan dikuncurkannya BOS (batuan operasional sekolah) oleh pemerintah yang pada awalnya untuk pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs).  Pada tahap selanjutnya ada kuncurkan juga BOS untuk tingkat SLTA. BOS dikuncurkan oleh pemerintah bukan untuk menjadikan sekolah gratis. Tetapi BOS dikuncurkan hanya untuk membantu anak-anak miskin supaya tidak putus  pendidikan dasar gara-gara alasan biaya. Dalam panduan BOS (2007) ditegaskan, “Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi yang lain agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun”.

        Pola pemberian BOS berdasarkan jumlah siswa telah membuat/memotivasi sekolah-sekolah untuk mencarimurid sebanyak-banyaknya sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat di antara sekolah-sekolah yang berdekatan. Sekolah-sekolah berlomba-lomba memberikan kebutuhan material kepada calon peserta didik. Ada sekolah yang memberikan baju sergama ke pada calon siswa. Sekolah-sekolah saling mengatasi dalam hal jumlah fasilitas yang diberikan kepada calon murid. Biaya untuk pemberian inipun dari hutang yang akan dibayar dengan dana BOS yang diperoleh. Lantas dari manakah biaya untuk meningkatkan kualitas atau mutu penyelenggaraan pendidikan. Bila pendidikan diselenggarakan dengan bermodalkan BOS maka pendidikan yang terselenggara di sekolah tersebut hanya untuk pelayanan minimaldi sekolah formal yang kegiatan siswanya hanya di sekolah yang tidak lebih dari 4 jam. Oleh karena ini bagi sekolah yang bervisi mutu dan lebih-lebih lagi bagi sekolah yang menyelenggarakan full day school atau boarding school (sekolah berasarama) maka dana BOS sangat tidak mencukupi. Untuk itu bagi Pondok Pesantren Cendekia DLM NW yang menyelenggarakan boarding school (sekolah berasrama) yang kegiatan siswanya 24 jam menetapkan biaya bagi calon siswa yang besarnya tergantung kebutuhan berdasarkan perencanaan tahun bersangkutan. Untuk tahun pelajaran 2017/2018komponen biaya yang harus dikeluarkan/dibayar oleh siswa baru sebagai berikut :
1.  Pendaftaran Rp 50.000,-
2.  Biaya awal tahun sebesar Rp 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah), dengan rincian :
-     Rp 500.000 (seragam pondok : jubah, jaket, koko; tas dan buku panduan bahasa/doa)
-     Rp 400.000, (uang makan satu bulan)
-     Rp 100.000,- (uang SPP pondok satu bulan)
-     Rp 1.000.000,- (biaya pakai asrama (kos) selama 3 tahun)
-     Rp 1.500.000,- (uang pembangunan)
3.  Santri Cendekia setipa bulan harus mebayar uang makan sebesar Rp 400.000,- dan SPP Pondok sebesar Rp 100.000,-
4.  Pada tahun ke-2 santri Cendekia akan mengeluarkan biaya Praktik Pengabdian Santri (PPS) antara Rp 300.00 – Rp 500.000,-
5.  Untuk SMK akan saat kelas 2 juga akan mengeluarkan biaya  PSG (pendidikan sistem ganda) atau PKL (praktik kerja lapangan)
6.  Saat tamat, akan mengeluarkan biaya penamatan/wisuda yang besarnya akan ditentukan pada tahun bersangkutan.



BAB VII

JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER

A.    Pembelajaran Bahasa

                   Pada malam pertama para santri baru berada di pondok/di asrama maka setelah sholat magrib mereka akan diberikan  pengarahan tetang ketentuan-ketentuan (tata tertib) yang harus ditaati selama menjadi santri. Salah satu ketentuan tersebut adalah santri tidak boleh menggunakan bahasa daerah. Harus menggunakan bahasa Indonesia. Selanjutnya mereka akan dites kemmapuan Bahasa Inggris. Tes kemampuan  bahasa Inggris ini dimaksudkan untuk mengelompokan santri sesuai dengan kemampuannya  supaya lebih gampang dibina oleh pengasuh.  Setelah pengelompokkan ini dilakukan maka kegiatan belajar bahasa Inggris dilaksankan setelah sholat ashar sampai  jaml 17.30 wita dan setelah makan malam, jam 20.30 – 22.00 Wita. Waktu belajar bahasa Inggris bagi santri  baru selama satu semester (6) bulan. Setelah  lancar berbahasa Inggris maka 6 bulan selanjutnya santri baru akan belajar bahasa Arab. Saat kelas 2 tidak lagi belajar bahasa tinggal menggunakan. Pada saat kelas 2 para santri akan fokus mempelajari jurusan pondok yang dipilih, yakni Tahfiz  atau  Kitab.

B.    Pembelajaran Al-Qur’an

         Pada malam pertama santri berada di pondok juga  akan dites kemampuan membaca Al-Qur’an. Tes kemampuan membaca Al-Qur’an  ini dimaksudkan untuk mengelompokan santri sesuai  dengan kemampuannya  supaya lebih gampang dibina oleh pengasuh.  Setelah pengelompokan ini dilakukan maka kegiatan belajar Al-Qur’an akan dilaksanakan antara magrib dan isya dan sebelum sholat subuh setelah sholat malam. Pembelajaran Al-Qur’an ini juga dibarengi dengan pembelajaran tata cara sholat, berwudhu, akhlaq, dan lain-lain. Santri yang sudah fasih membaca Al-Qur’an dan sudah lancar berbahasa Inggris akan pindah ke belajar bahasa Arab dan selanjutkan memilih jurusan pondok, yakni tahfiz atau kitab.

C.    Jurusan Tahfiz

     Pondok Pesantren Cendekia DLM NW telah menetapkan 2 (dua) jurusan pondok, yakni Tahfiz dan Kitab.Santri baru boleh memilih jurusan setelah mereka fasih membaca Al-Qur’an. Santri yang mengambil Jurusan Tahfiz maka  kegiatan pondoknya akan fokus untuk mengahafal Al-Qur’an. Santri yang mengambil Jurusan Tahfiz ditargetkan dalam setiap jenjang pendidikan formal yang diikuti harus bisa menghafal 4 juz Al-Qur’an, yakni juz satu sampai tiga dan juz 30. Di samping itu, mereka juga harus belajar kitab dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.

D.    Jurusan Kitab

      Persyaratan dan waktu untuk mengambil jurusan Kitab sama dengan mengambil jurusan Tahfiz. Santri yang mengambil jurusan kitab maka yang bersangkutan akan fokus untuk mempelajari ilmu yang menjadi dasar untuk dapat membaca kitab kuning, yakni ilmu nahwu dan sharaf. Ilmu-ilmu dasar untuk bisa membaca kitab kuning harus dihapal, dipahami dan bisa diterapkan dalam memmbaca kitab kuning. Kitab dasar yang wajib dihapal, yakni matan ajjurumiyah dan amsilatunjadidah. Di samping itu, santri jurusan kitab juga harus menghafal juz 30 kitab suci Al-Qur’an. Juz 30 wajib dihafal oleh setiap santri Cendekia sebagai bekal mereka menjadi imam sholat di tengah-tengah masyarakat di mana saja mereka berada untuk meniti masa depan. Kemampuan membaca kitab kuning adalah pintu utama untuk dapat menggali dan memahami ilmu-ilmu keislaman.

E.     Ekstrakurikuler

        Santri Cendekia diwajibkan unutuk mengikuti minimal satu dan maksimal tiga kegiatan ektrakurikuler. Adapun di antara ekstrakulikuer yang dikembangkan di Cendekia adalah pramuka, PMR, bela diri (Noga), olah raga, cendekia insan teknologi, cendekia english debat, kaligrafi, jurnalistik pertukangan, menjahit, wirausaha, dan lain-lain.





BAB VIII

SANTRI BARU

A.    Pendaftaran

                   Setiap tahun pelajaran baru, Pondok Pesantren Cendekia DLM NW menerima pendaftaran santri untuk mengikuti pendidikan formal yang dikelola oleh Pontren Cendekia DLM NW.Tahun pelajaran 2017/2018 merupakan tahun ke-4 penerimaan santri baru, dengan 3 lembaga pendidikan formal. Yakni SMK, MA, dan SMP. Di samping itu, Pontren Cendekia juga menerima santri baru untuk mengikuti pendidikan Madrasah Diniyah. Santri jenis ini mengikuti pendiidkan formal di luar pondok tetapi mondok dan mengikuti pendidikan kepasantrenan (diniyah takmiliyah) yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Persyaratan untuk menjadi santri baru yang akan mengikuti pendidikan formal mengikuti persyaratan umum yang ditentukan oleh pemerintah, yakni berijazah sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dimasuki., Bila akan masuk SMP maka calon santri harus berijazah SD/MI dan bila akan masuk SMK/MA maka calon santri baru harus berijazah SMP/MTs. Di samping memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang ditentukan oleh pondok, sepeti uang pendaftran, kopy KTP orang tua/wali, kartu  keluarga, pas photo, dan lain-lain.

B.    Penyerahan

                   Santri baru yang sudah mendaftar dan mendaftar ulang harus diserahkan ke pondok untuk masuk asrama. Untuk santri baru angkatan ke-4 ini (tahun pelajaran 2017/2018) santri baru akan masuk asrama pada hari Rabu, 12 Juli 2017. Santri baru diserahkan secara formal dalam satu acara yang dipersiapkan khusus untuk itu. “Acara Penyerahan Mayung Sebungkul”. Pada acara tersebut salah seorang wali santri baru akan mewakili untuk menyerahkan seluruh santri kepada pimpinan (mudir) pondok, dengan ucapan “menyerahkan mayung sebungkul”. Dengan penyerahan ini maka tanggung jawab telah beralih dari orang tua ke pihak pondok. Orang tua tinggal berdo’a supaya putra-putrinya menjadi anak yang baik sholeh-sholehah dan bisa istiqomah di pondok untuk menyelesaikan pendidikannya. Saat penyerahan ini santri baru hanya membawa piring, sendok, gelas untuk makan. Alat-alat untuk memncuci dan mandi. Perlengkan untuk sholat seperti sajadah, peci/mukena, tasbih, dan lain-lain serta pakaian sehari-hari secukupnya. Santri baru tidak diperkenankan untuk membawa pakain yang berlebihan karena keterbatasan ruang lamari di asrama.

C.    Ketentuan Asrama

                   Santri baru yang telah diserahkan langsung masuk asrama. Kehiduapn mereka akan diatur dengan peraturan yang berlaku di asrama. Di asrama tiap santri disiapkan 2 ruangan lemari. Satu ruang untuk menyimpan pakain dan satu ruangan untuk menyimpan buku. Barang-barang lain yang dimiliki ditaruh di luar asrama pada tempat yang telah disiapkan, seperti sandal, sabun, ember, dan lain-lain. Di asrama, santri  harus taat pada aturan asrama yang dibuat oleh pengurus asrama di bawah tanggung jawab seorang pengasuh. Tiap ruangan asrama ada pengurus dan seorang pengasuh sebagai pembina/penanggung jawab. Asrama menjadi media sosialisasi menjadi satu keluarga besar. Tiap persoalan yang terjadi di asarma supaya diselesaikan oleh pengurus ruangan asrama/pengasuh pembina. Bila tidak dapat diselesaiakan disampaikan ke koordinator pengasuh oleh pengurus ruangan asramna/pengasuh pembina.

D.    Kunjungan Wali

                   Setelah santri baru diserahkan maka orang tua/wali/keluarga tidak boleh datang untuk menjenguk minimal dalam 40 hari. Santri baru juga tidak boleh pulang dalam 40 hari tersebut. Mereka harus bertahan di pondok. Ketentuan ini diberlakukan untuk mengikuti tradisi hasanah yang dilaksanakan oleh kiyai-kiya besar pengelola pondok pesantren. Salah satunya adalah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Setelah santri baru 40 hari di asrama maka orang tuan/wali/keluarga dapat menjenguk untuk yang pertama. Selanjutnya kunjungan ditetapkan 2 kali sebulan, yakni pada hari Kamis minggu pertama dan minggu ketiga, pukul 14.00 -17.00 Wita. Kunjungan pada minggu pertama diharapkan orang tuan/wali sambil membayar uang bulan santri (uang makan dan SPP pondok). Pada kunjungan pertama setelah 40 hari santri baru di pondok, orang tua/wali supaya membawa/menyumbang satu ekor ayam sebagai rangkaian dari penyerahan santri baru. Ayam tersebut akan dipakai/dipotong saat peringtatan ulang tahun (Adzikrol Maulidiyah) Pontren Cendekia. Untuk tahun ini akan berlangsung Adzikrol Maulidiyah ke-4. Setelah acara Adzikrol Maulidiyah santri baru dapat pulang kampung dan diberikan libur sekitar 2 hari. Untuk tahun 2017 ini santri baru akan diberikan libur satu minggu sebagai rangkaian dari Idul Adha 1438 H.

E.     Santri Magang

        Santri magang adalah salah satu program di Cendekia untuk membina silaturrahmi dengan pondok-pondok pesantren lain. Pondok pesantren lain dapat memangangkan santrinya di Cendekia untuk mengikuti program pembinaan bahasa dan tradisi pesantren. Alokasi waktu untuk santri magang ini selama 3 bulan. Santri yang magang akan mengikiti seluruh kegiatan santri Cendekia  dengan kegiatan akademik yang utama adalah belajar bahasa (kursus) bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bila santri magang mengikuti pembelajaran dua bahasa maka yang bersangkutan harus bermukim di Cendekia selama 6 (enam) bulan. Santri magang dikirim secara formal sebagai bentuk kerjasama antara Pontren Cendekia dengan pontren yang memangangkan santrinya. Program ini telah dimulai oleh Pondok Pesantren Al-Manan Bagik Nyaka pada tahun 2016. Al-Manan telah memagangkan 18 orang santri selama 3 bulan untuk belajar bahasa Inggris. Santri magang membayar uang asrama (makan) dan pembinaan.

F.     Beasiswa

         Pondok Pesantren Cendekia DLM NW menyediakan beasiswa bagi anak-anak yatim dari kelaurga miskin. Anak yatim dari kelurga msikin diberikan besiswa full dengan syarat ingin belajar dengan sungguh-sungguh. Pontren Cendekia juga menyediakan beasiswa untuk santri yang berasal dari pinggir hutan. Santri yang rumah/kampungnya berada di pinggir hutan. Santri jenis ini diberikan besiswa full dengan syarat ingin belajar dengan sungguh-sungguh,siap mejangga kelestarian hutan. Tidak boleh menebang kayu karena kayu di hutan sumber kehidupan umat manusi. Hutan sebagai penyimpan dan penyangga air. Bila hutan rusak maka manusia tidak akan mendaptkan air untuk minum apalagi untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Orang tua santri dari wilayah ini dapat membantu pondok untuk penyediaan kayu bakar. Tetapi kayu bakar diperoleh tidak boleh dengan menebang kayu yang masih hidup kecula yang sudah mati/kering dan dari ranting-ranting kayu. Orang tua santri bersangkutan dapat mengumpulkan ranting kayu dari hutang untuk disumbangkan di pondok untuk keperluan dapur guna memasakan santri.  Program ini telah dimulai pada tahun 2016 dengan memberikan besiswa kepada santri yang berasal dari pinggir hutan di Kecamatan Aikmel, sepeti dari Dusun Sampet, Dusun Kekuang Desa Toya. Pada tahun 2017 akan dikembangkan ke Kecamatan Suwela dan kecamatan-kecamatan lain di Lombok Timur yang berbatasan dengan hutan. Cendekia juga menyediakan besiswa untuk siswa berprestasi. Di samping itu, Cendekia juga mencarikan santrinya besiswa dari instansi pemerintah dan instansi lain.






BAB  IX

PEMBINAAN SANTRI

A.    Pengasuh

                   Salah satu eleman penting dalam pengelolaan pondok pesantren adalah kiya. Kiyai sama dengan /tuan guru/ustad/guru/pengasuh.  Pengasuh  seseoarang yang  menemani santri selama 24 jam di pondok. Untuk itu, pengasuh mempunyai berbagai peran/fungsi. Yang bersangkutan harus mampu berperan ganda. Peran-peran yang harus diemban oleh seorang pengasuh antara lain sebagai ayah/ibu, guru, kakak, dan sebagai teman sebaya. Seorang pengasuh harus bisa memainkan peran-peran tersebut dan tau kapan peran-peran itu harus dimainkan. Sebagai seorang ayah/ibu maka pengasuh akan memberikikan kasih sayang kepada para santri, seperti seorang ayah/ibu tidak mengenal waktu dan tempat, dan lain-lain. Sebagai seorang guru maka pengasuh akan mengajarkan ilmu pengetahuan/akhlaq dan moral kepada para santri. Seorang guru harus menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada sang murid supaya bisa berhasil dengan hasil yang memuaskan, dan seterusnya. Sebagai seorang kakak maka pengasuh akan membimbing, menuntun, mengarahkan dengan penuh kesabaran, dan seterusnya. Sebagai seorang teman sebaya makapengasuh akan menjadi teman bermain, teman curhat, dan seterusnya. Untuk itu, pengasuh harus memiliki berbagai keterampilan. Tetapi dalam keterbatasan setiap individu maka masing-masing pengasuh harus saling melengkapi dan membina kerjasama dan menjaga kekompakan tim untuk mewujudkan visi dan misi pesantren. Para pengasuh Pontren Cendekia berjumlah28 orang dan  90 % alumni perguruan tinggi kecuali tukang masak dan penjaga malam. Para alumni perguruan tinggi ini rata-rata juara di kelas atau diangkatannya. Masuk 10 besarsaat wisuda atau 17 dan 25 besar saat Adzikor Hauliyah Ma’had. Pengasuh inilah yang menemani para santri selama 24 jam. Untuk memaksimalkan peran-peran kepengasuhan maka Mudir Menunjuk Koordinator Pengasuh. Koordinator Pengasuh akan mengatur kegiatan pengasuh dan santri untuk mewujudkan visi dan misi pondok pesantren dalam pembinaan santri.

B.    Jadwal Kegiatan

                   Begitu santri baru telah diserahkan secara formal oleh orang tua/wali maka sejak saat ini seluruh tanggung jawab telah berpindah kepada manajemen pondok pesantren. Adapun jadwal kegiatan santri secara regules sebagai berikut :
W a k t u
K e g i a t a n
07.00 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 13.00

13.00 – 13.30
13.30 – 14.00
14.00 – 15.30
15.30 – 16.00
16.00 – 17.30

17.30 – 18.30

18.30 – 19.00
19.00 – 20.00

20.00 – 20.30
20.30 – 21.00
21.00 – 22.00

22.00 – 23.00
23.00 – 03.30
03.30 – 06.00


06.00 – 06.30

06.30 – 07.00
Berdo’a/pidato di lapangan
Sholat dhuha di kelas
Belajar kurikulum Kemenag/Kemendikbud
Sholat zohor berjmaah
Makan siang di asrama
Istirahat di asrama

Sholat ashar berjamaah
Belajar bahasa Arab/Inggris/ Wajib Membaca
Olah raga/persiapan sholat magrib

Sholat magrib berjamaah
Mengaji Al-Qur’an/kitab kuning/hiziban/barzanji/pengajin umum
Sholat isya berjamaah
Makan malam di asrama
Belajar bahasa Arab/Inggris/kitab/setor hapalan (jurusan)
Belajar terbimbing di asrama
Istirahat/belajar mandiri di asrama
Sholat malam / menghapal /
menyerahkan hapalan/sholat shubuh berjamaah
Olah raga/persiapan ke sekolah/madrasah

sarapan pagi
                   Jadwal kegiatan ini terus berjalan sepanjang minggu kecuali pada hari Jum’at. Setiap hari Jum’at tidak ada kegiatan pembelajaran setelah sholat shubuh. Para santri mencuci pakaian dan melakukan kegiatan lain  dalam kompleks pondok pesantren. Pada hari  Kamis minggu pertama dan ketiga, para santri tidak ada kegiatan pembelajaran dari jam 14.00 – 17.00 wita karena saat ini merupakan jadwal kunjungan orang tua/wali santri. Orang tua/wali santri tidak boleh berkunjung di luar hari/minggu tersebut. Bila ada yang datang di luar jadwal kunjungan maka santri tidak diperkenankan untuk menemui orang tua/wali. Bila ada yang nekat untuk bertemu dengan anak/orang tuanya maka sang santri akan diberikan hukuman. Jadwal kegiatan ini harus ditaati oleh seluruh santri. Bagi yang melanggar akan diberikan hukuman. Kegiatan-kegiatan ini sebagai upaya untuk membentuk karakter santri yang taat pada peraturan/norma hukum yang berimplikasi pada penegakan disiplin. Sistem  pembelajaran  sebagai wujud dari kurikulum di pondok pesantren.

C.    Pola Pembinaan Disiplin

                   Di pondok pesantren, santri yang melanggar disipilin/tata tertib maka hukuman dengan “rotan/slang” adalah hal yang biasa. Tetapi hukuman dengan menyakiti fisik merupakan pilihan hukuman terakhir. Di Cendekia,  santri yang melanggar disiplin akan diberikan hukuman peringatan secara lisan,  menghapal surah Al-Qur’an atau hadits Nabi, membersihkan WC, membersihkan halaman, membersihkan piring bekas temannya makan, mencuci pakaian pengasuh/teman, digundul, diceburkan di kolam, dan dipukul dengan rotan/slang.  Hukuman-hukuman ini diberikan dalam rangka menegakkan aturan pondok pesantren untuk mencetak santri yang berkarakter. Aturan tidak akan bisa tegak bila tidak ada hukuman. Pendidikan pada dasarnya memaksa. Dari keterpaksaan melahirkan kebiasaan. Dari pembiasaan akan menjadi kebutuhan. Kebiasaan dan kebutuhannya inilah yang akan menjadi tujuan dalam sistem pendidikan pondok pesantren.

D.     Pola Pemberian Hukum

                   Pemberian hukuman fisik atau jenis hukman lainnya bagi sekolah-sekolah negeri atau sekolah umum atau agama yang bernaung di luar pondok pesantren merupakan hal yang sangat dihindari.  Hukum fisik ini bisa berujung pada pelanggaran hak azasi manusia guru/kepala sekolah bisa jadi dilaporkan kepada pihak berwajib atau bapak/ibu guru yang memberikan hukuman akan dicari dan dijotos oleh orang tua/keluarga siswa. Hal ini berimplikasi pada banyak pelanggaran-pelanggaran disiplinyang dilakukan oleh para siswa. Tetapi hal ini tidak berlaku di pondok pesantren.
                   Pemberian hukuman bagi santri yang melanggar disiplin merupakan satu keharusan di pondok pesantren. Apa hukuman yang diberikan oleh pondok pesantren atau kyai/tuan guru/pengasuh maka orang tua tidak boleh ikut campur. Ketidakbolehan orang tua ikut campur dalam hal pemberian hukuman kepada anaknya sebagai implikasi dari pola penerimaan santri yang telah dikemukan di atas.
                   Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berbasiskan moral, akhlak, dan etika, dalam memberikan hukuman kepada para santri dengan melewati beberapa tahapan. Di  Pondok Pesantren Cendekia DLM NW bahwa hukuman itu diberikan kepada para santri secara bertahap sesuai dengan tingkat pelanggaran disiplin yang dilakukan. Jenis hukuman itu dimulai dari yang paling ringan, yakni teguran secara lisan sampai dengan pemecatan dan menyerahkan santri  kembali kepada keluarga. Untuk proses pemecatan santri maka terlebih dahulu wali santri dipanggil untuk menerima informasi tetang pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh sang santri. Untuk tahap pertama santri diminta untuk membuat perjanjian untuk tidak mengulangi. Bila diulangi maka orang tua/wali dipanggil dan  dihadapan orang tua/walinya diminta untuk berikrar atau membuat surat perjanjian  untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran yang telah dilakukan diketahui oleh orang tua. Bila terjadi pelanggaran yang sama maka selanjutnya orang tua dipanggil untuk mejemput putra/putrinya karena telah dikeluarkan dari pondok pesantren.
                   Pemberian beberapa jenis hukuman dilakukan oleh pengasuh dan pimpinan pondok pesantren atau mudir. Untuk hukuman tingkat ringan sampai dengan sedang diberikan oleh pengsuh dan koordinator pengasuh. Sedangkan hukuman tingkat berat hanya boleh dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren atas rekomendasi koordinator pengasuh. Dalam pemberian hukman tingkat berat harus disertai oleh saksi dan  santri diberikan kesempatan untuk membela diri.



BAB  X

FASILITAS dan PRESTASI


A.    Lahan dan Bangunan
                   Sampai dengan tahun 2017, Pondok Pesantren Cendekia DLM NW dibangun di atas tanah seluas 10.000 M2 (satu hektar) dengan 2 lokasi, yakni di depan SDN 3 Aikmlel Utara seluas 3.600 M2 (36 are)  dan di belakang SDN 3 Aikmel Utara seluas 6.400 M2 (64 are).Di samping itu, Cendekia juga mempunyai lahar seluas 35.000 are (3,5 hektar) sekitar 800 meter arah barat dari lokasi pondok.
                   Pada lahan di depan SDN 3 Aikmel telah dibangun sebuah kantor permanen, 4 ruang kelas semi permenen, 2 unit asrama semi parmanen, 3 unit kamar mandi, satu buah bak untuk air minum, satu buah dapur umum permenen, ruanh praktik jurusan tata buasa, ruang koperasi, dan  sembilan gazebo untuk pengasuh.
                   Bangun-bangunan di lokasi ini sengaja dibuat seme permanen dengan menggunakan pagar bambu dan papan. Ini dimaksudkan untuk melestarsikan  tampilan  pondok-pondok pesantren zanan dulu. Di samping itu untuk memanfaatkan potensi alam dan kultur tanah yang tidak rata. Pemanfaatan potensi alam yang banyak air dan kultur tanah yang cocok dibuat kolam. Untuk itu seluru bangun semi parmen di lokasi ini dibangun di atas kolam. Kolam-kolam ini sekaligus sebagai tempat praktik siswa SMK jurusan budi daya ikan air tawar. Di samping itu, untuk memberikan manfaat bagi para pengerajin pagar bambu yang ada di Wanasaba.
                   Gazebo/Lumbung yang dalam bahasa Sasak yang diberdiri di kompkeks Pondok Pesantren Cendekia DLM NW  sengaja didesain dengan bangunan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk melestastian nilai-nilai budaya suku Sasak  sekaligus untuk mewujudkan visi pondok ini sebagai lokasi berwisata, yakni wisata budaya. Bila ada orang yang ingin melihat bangunan asli suku Sasak maka datanglah ke Cendekia. Lumbung-lumbung ini bukan dibuat sekarang tetapi dicari di tengah-tengah masyarakat yang telah dibuat puluhah tahun yang silam. Bahkan salah satu lumbung tersebut dibuat pada tahun 1943. Di rencabakan ke depan di kompleks pondok ini akan didirikan 25 lumbung. Tiap lumbung akan diberian nama dengan Nama Nabi, yakni dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian lumbung ini juga sebagai media pembelajaran bagi para santri untuk menghapall nama-nama Rasul Allah. Lumbungan akan menjadi tempat wali santri yang ingin menginap melihat putra-putri pada saat kunjungan, yakni Kamis minggu pertama dan mingu ketiga. Wali dapat menginap pada malm jumat dan pagi atau sore jumat pulang. Wali santri juga dapat mencuci dan jumatan di pondok. Diharapkan wali santri yang menggunakan (nginap) di lumbung (gazebo) dapat memberikan infak (sumbangan) ke pondok dengan perhitungan harga semen 1- 2 sak.Wali santri dapat membawa makanan untuk putra-putrinya dan makan bersama pada malam hari bersama anak-anaknya di gazebo. Untuk makan pagi dan siang wali santri dapat ikut makan di dapur bersama putra putrinya ala santri. Ke depan Cendekia juga akan membangun kantin/warung untuk santri/wali santri atau pengunjung lainnya. Untuk saat ini lumbung (gazaebo) ini ditempati oleh para pengasuh yang tianggal di pondok selama 24 jam.
                   Pada lahan yang 64 are sudah berdiri sebuah masjid dengan konstruksi lantai 2 dengan ukuran 32 x 23 M2. Sejak bulan Juli 2016 lantai pertama telah digunakan untuk kegiatan santri dan kegiatan pondok lainnya. Masjid ini di samping sebagai temat beribadah, juga sebagai tempat pengajian, dan ruang kelas sekolah formal untuk kelas banin. Bahkan untuk tahun 2017, masjid ini akan disket 2 gang sebagai asrama sementara santri banin. Di lantai dasar masjid dibangun kamar mandi/temap wudu dengan ukuran 27 x 4 m2. D lokasi ini sedang di bangun asrama santri dengan kontruksi lantai 4, dengan ukuran 45 x 13 M2.  Saat ini sedang proses pengecoran lantai dasar. Di lokasi ini juga telah terbangun 2 buah gazebo. Di komplek masjid terdapat perpustakaan , stasiun radio siaran RDL 92.0 FM, kantor Ruamh Rehab Cendeka, dan ruangan mudir.

B.    Prestasi
                   Santri Cendekia angkatan perdanatahun 2014 telah tamat pada tahun 2017 sebanyak 36 orang.  Para santri angkatan pedana ini telah tercatat sebagai pejuang di Cendekia. Mereka telah menorehkan banyak prestasi untuk Cendekia yang diikuti oleh santri angkatan ke-2, ke-3, dan sterusnya. Santri angkatan perdana ini telah diikutkan dalam berbagai jenis lomba. Walau dalam keterbatasan namun mereka tetap bersemangat dan tidak sedikit medapatkan juara. Semangat berlomba untuk para santri ini terus dikembangkan di Cendekia. Alhamdulillah banyak prestasi yang diraih oleh para santri terutama untuk tingkat Kabupaten Lombok Timur. Salah satu yang paling menonjol adalah SMK Cendekia menjadi juara satu pada lomba Debat Bahasa Inggris  tingkat SMK yang diadakan oleh Dikpora Lombok Timur pada tahun 2016. Tahun 2017 pun SMK Cendekia telah bersiap untuk mengulangi kemenangan tersebut tetapi sayang UPT Dikmen Lombok Timur tidak mengadakan, dan banyak perlombaan-perlombaan yang lain yang dijuarai oleh santri Cendekia.

C.    Cendekia Saince Compation (CSC)
          Cendekia Saince Compation (CSC) adalah kompetisi sain cendekia merupakan wadah perlombaan yang diselenggarakan di Cendekia untuk mengembangkan prestasi siswa/santri yang berada di luar Cendekia. Ini adalah wadah perlombaan dalam bidang IPA dan matematika yang di selenggrakan oleh Pondok Pesantren Cendekia dan santri Cendekia tidak boleh mengikutinya. Lomba ini diikuti oleh siswa SD/MI dan SMP/MTs. Lomba ini diselenggarakan pada bulan Nopember. Lomba ini dimulai pada tahun 2016 dan akan terus dilaksanakan menjadi agenda tahunan di Cendekia. Siswa yang mendapat 10 besar dalam lomba ini bila melajutkan di Cendekia diberikan keringan dalam daftar ulang 50 %. Mislanya pada tahun 2017 ini daftar ulang di Cendekia  Rp 2.000.000,- maka peraih  sepuluh besar dalam CSC hanya mendaftar ulang Rp 1.000.000,-. Pada saat CSC dilaksanakan para peserta diajak untuk menjadi santri selama satu hari karena CSC ini dilaksanakaan selama satu hari. Hari itu juga diumumkan para juara. CSC dilaksankan dalam 2 tahap, yakni tahap pertama diikuti oleh seluruh peserta dan tahap kedua diikuti oleh peraih 10 besar untuk memperebutkan juara  1,2, dan 3 dalam bidang IPA dan Matematika. Peserta diajak untuk sholat berjamaah zohor dan ashar. Peserta dberikan makan siang seperti makannya para santri. Antri dengan membawa piring yang disediakn oleh panitia.  Tentu peserta yang mengikuti CSC ini mengeluarkan uang pendaftaran yang salah satu arahnya adalah untuk makan siang peserta dan guru pendamping. CSC diselenggarakan dengan motto : Belomba dan Berwisata; Uji Nyali dan Nyantri; Bina Silaturrahmi dan Raih Prestasi.




BAB XI

PERINGATAN HARI BESAR
DAN ADZIKROL MAULIDIYAH


A.    Peringatan Hari Besar Islam
                   Sebagai Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan, di Pondok Pesantren Cendekia diperingati hari-hari besar Keislaman (PHBI). Semua hari-hari besar Islam diperingati. Peringatan-peringatan hari besar Islam ini telah dibakukan tanggal pelaksanaan dan pelestarian tradisi dalam pelaksanaannya. Tradisi-tradisi (budaya) yang dilaksanakan oleh orang-orang tua/masyarakat Sasak dalam peringatan hari-hari besar Islam tersebut. Misalnya pada peringatan Maulid Nabi ada “penamat”, ada nasi sunan/rasul, dan lain-lain. Dalam peringatan Isra’ Mikraj ada makanan lontong (topat), dan lain-lain. Tradisi-tradisi ini di Cendekia dilestarikan. Inilah di antara implemtasi dari visi, “berwisata: wisata budaya”. Adapun tanggal dan waktu peringatan hari-hari besar Islam ini untuk di Cendekia telah dibakukan, yakni untuk Maulid Nabi dirayakan pada hari Ahad, minggu terakhir bulan Rabiul Awal. Peringatan ini dilaksanakan pada pagi hari. Mengapa hari Ahad? Karena Cendekia bertentangga dengan SDN. Dipilihnya hari Ahad supaya tidak menggangu kegiatan belajar mengajar di SD.  Saat peringatan Maulid Nabi ini, wali santri diminta untuk hadir sambil membawa “penamat”. Penamat ini akan diberikan kepada para tamu undangan. Sedangkan untuk makan siang dan “nasi sunan” disiapkan oleh pondok. Penamat ini berupa bungkusan yang berisi jajan-jajan yang biasa dibuat di kampung asal wali santri kala Maulid tiba. Untuk peringatan Israk Mikraj di laksanakan pada malam tanggal 27 Rajab. Israk Mikraj diperingati pada malam hari. Wali santri tidak diundang. Acara ini hanya dihadiri oleh santri/pengasuh/guru/dan tamu undangan.Pada acara Israk Mikraj disiapkan makanan, “lontong/topat”. Sementara itu, peringatan Nuzulul Qur’an dilakasankan pada sore hari, yakni tanggal 25 Ramadhan dimulai dengan sholat ashar berjmaah. Wali santri diundang dan menjadi malam lailatul ijtimakuntuk wali santri, pengsuh, guru, dan santri. Wali santri membawa makanan dari rumah untuk buka puasa bersama dengan anak-anaknya. Wali santri langsung dapat membawa anak-anaknya pulang dalam rangka libur idul fitri yang dimulai dari tanggal 26 Ramadhan. Tanggal 25 pagi merupakan hari penarikan peserta Praktik Pengabdian Santri (PPS) dari lokasi PPS. Cendekia juga merayakan peringatan tahun baru hijriyah dengan membaca doa akhir dan awal tahun serta pengajian.

B.    Peringatan Hari Besar Nasional
                   Pontren Cendekia juga melibatkan diri dalam peringatan hari-hari besar Nasional dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, baik di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Bahkan Cendekia juga melaksanakan apel bendera dalam peringatan-peringatan hari besar Nasional di komplek pondok.

C.    Adzikrol Maulidiyah
                   Adzikrol Maulidiyah adalah peringtan hari ulang tahun  lahir/berdirinya Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Seperti dijelaskan di atas bahwa Pondok Peantren Cendekia DLM NW didirikan pada pada hari Rabu, 17 Sya’ban 1434 H./26 Juni 2013 M. Untuk mengenang hari lahirnya pondok ini maka tiap tahun diperingati dengan istilah Adzikrol Maulidiyah (mengingat lari lahir). Peringatan hari lahir ini dalam rangka mengikuti sunnah hasanah dari Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang setiap tahun melaksanakan HULTAH NWDI. NWDI adalah madrasah pertama yang didirikan oleh Maulana Syaikh yang telah melahirkan pondok pesantren/madrasah Nahdlatul Wathan yang salah satunya Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aikmel. Adzikrol Maulidiyah Cendekia dilaksanakan pada pada hari Ahad terakhir bulan Agustus. Dipilihnya bulan Agustus supaya santri baru berama orang tuanya dapat langsung mengikuti peringatan tersebut dan menjadi kunjungan pertama wali santri setelah anak-anaknya berada 40 hari di pondok setelah penyerahan. Jadi peringatan ini sengaja diundur 2 bulan karena tahun ajaran baru di negara kita telah dibakukan pada bulan Juli. Pada saat peringatan Adzikrol Maulidiyah ini diharpakan wali santri dapat hadir bersama keluarga untuk menyemarakkan peringatan tersebut. Adzikrol Maulidiyah ini diharaplan sebagai wadah silaturrahmi antara wali santri/alumni/mutharrijin dengan pihak pondok pesantren serta pemerintah/pihak-pihak terkait. Di samping itu, santri Cendekia juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka HULTAH NWDI.





BAB  XII

PPS, WISUDA, DAN ALUMNI

A.    PPS
                   Praktik Pengabdian Santri (PPS) salah satu desain kurikulum Pondok Pesantren Cendekia DLM NW untuk melatih santri melaksanakan pengabdian di tengah-tengah masyarakat. Dalam PPS ini santri banin (laki-laki) di kirim ke masjid-masjid untuk melaksanakan tugas-tugas yang diemban oleh marbot masjid. Program PPS ini dibawah bimbingan pengasuh/ustad/guru. Bila di perguruan tinggi seperti KKN atau PPL. PPS ini diprogramkan pada saat santri berada pada kelas 2 tiap jenjang lembaga pendidikan formal yang ada di Cendekia. Program ini dilaksanakan selama 20 hari dalam bulan Ramadhan yang dimulai pada malam tanggal 05 Ramadhan sampai dengan malam tanggal 25 Ramadhan. Tiap masjid dilepas antara 3 – 4 orang santri dibawah bimbingan seorang pengasuh/guru.Pada pagi hari tanggal 25 Ramadhan santri peserta PPS telah kembali ke pondok dan pada sore hari mengikuti peringtan nuzul qur’an/lalaitul ijtimak di pondok.
                   Adapun program utama peserta PPS adalah menyemarkan bulan suci Ramadahan melalui kegiatan di masjid dan di tengah-tengah masyarakat, dengan rincian program PPS sebagai berikut :

1.     Membersihkan masjid
                   Peserta PPS melaksanakan tugas-tugas marbot masjid. Untuk itu peserta PPS harus memastikan masjid dan lingkungannya dalam keadaan bersih. Untuk mendukung kegiatan ini peserta PPS akan dibekali dengan alat pemberih (sapu). Peserta PPS dapat juga menata lingkungan masjid dengan membuat taman bersama masyarakat sekitar. Untuk mewujudkan taman tersebut peserta PPS harus bermusyawarah dengan tokoh-tokoh masyarat/kepala dusun bersama pembimbing/pengasuh.

2.     Melaksanakan Sholat 5 Waktu Berjamaah
                   Peserta PPS harus mengajak masyarakat untuk melaksanakan sholat berjamaah setiap kali waktu sholat wajib tiba pada awal waktu. Untuk memastikan waktu sholat tersebut, bila dana mencukupi  peserta PPS akan diberikan sebuah radio. Dari Radioa tersebut (RDL) akan dimonitor waktu sholat/waktu berbuka dan waktu imsya’. Setelah PPS selesai radio tersebut ditiggal menjadi milik masjid. Dalm sholat jamaah ini peserta PPS harus mengumandangkan azan, membaca kalimah-kalimah taobah antara azan dan sholat, siap menjadi imam bila imam tidak datang, dan melaksanakan wirid setelah sholat.


3.     Melaksanakan Diniyah
                   Setelah sholat ashar sampai tiba waktu berbuka, peserta PPS harus dapat melaksanakan pembelajarn Al-Qur’an dan mengajar berwuduk dan bacaan/praktik sholat kepada anak-anak TK/SD yang ada dilokasi PPS. Peserta PPS harus mengajak mereka/datang ke rumahnya. Berapa pun jumlahnya yang mau diajak maka itulah yang harus diajarkan diniyah.

4.     Mengadakan Kursus Bahasa Inggris/Arab
                   Peserta PPS diharapkan dapat melaksanakan kursus/pembelajaran bahasa Arab/Inggris kepada anak-anak SD yang ada di lokasi PPS. Pembelajaran ini diharapkan dilaksanakan setelah sholat ashar.
5.     Melaksanakan Tanddarusan Al-Qur’an
                   Peserta PPS harus dapat melaksanakan tadarrusan Al-Qur’an di masjid setelah sholat tarawih bersama masyarakat. Tadarrusan ini diharapkan dapat dilaksanakan sampai dengan tiba waktu shahur.
6.     Melaksanakan Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
            lainnyaKegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti ada zikiran, takziah, gotong royong, dan lain-lain.

B.    UJIAN
                   Santri Pontren Cendekia DLM NW mengikuti pendidikan formal mengikuti ujian semester dan ujian sekolah/nasional sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. Seluruh santri Cendekia wajib mengikuti ujian semester pondok/ujian madrasah diniyah takmiliyah wustho. Setelah selesai ujian semester pondok/madrasah diniyah diberikan raport pondok/diniyah. Untuk itu, santri Cendekia mendapatkan 2 raport, yakni raport sekolah formal dan raport pondok/madrasah diniyah. Di akhir tingkatan satu sekolah formal maka santri Cendekia akan mengikuti ujin nasional untuk sekolah formal dan ujian akhir pondok/madrasah diniyah. Santri yang lulus ujian akhir pondok/madrasah diniyah akan diberikan ijazah pondok dan ijazah madrasah diniyah. Untuk itu bagi santri cendekia yang lulus nasional sekolah formal dan ujian akhir pondok/diniyah akan mendapat ijazah 3 buah, yakni ijazah sekolah/madrasah formal, ijazah madrasah diniyah, dan ijazah pondok.

C.    WISUDA
                   Santri yang telah dapat meyelesaikan satu jenjang pendidikan formal di Cendekia akan mengikuti tasyakkuran penamatan (wisuda). Pelaksanaan tasyakkuran ini didesain seperti wisuda di kampus perguruan tinggi. Saat ini santri yang tamat langsung diberikan ijazah pondok dan ijazah madrasah diniyah. Alhamdulillah wisuda/penamatan angkatan perdana telah dilaksanakan pada hari Ahad, 17 Sya’ban 1438 H./14 Mei 2017 M. dengan menamatkan 25 orang untuk santri SMK dan 11 orang untuk santri SMP. Untuk itu, alumni/mutakharrijin angkatan perdana Pontren Cendekia DLM NW sebanyak 36 orang.

D.    ALUMNI
                   Untuk mewadahi alumni Pontren Cendekia DLM NW maka telah dibentuk organisasi alumni dengan nama Keluarga Mutakharrijin Cendekia Islamic Boarding School yang disingkat menjadi KAMI-CIBS. Organisasi alumni ini akan mengkoordinir kegiatan-kegiatan alumni untuk ikut serta mengembangkan pondok. Minimal saat Adzikrol Maulidiyah para alumni/mutakharrijin dapat hadir. Pada saat wisuda perdana Pengurus KAMI-CIBS angkatan perdana dilantik dengan masa kepengurusan 2 (dua) tahun. Para alumni ini diberikan jaket alumni dan kartu anggota alumni.








TATA TERTIB DAN PERATURAN SANTRIPONDOK PESANTREN CENDEKIA DLM NW AIKLOMAK-AIKMELBAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
  1. Yang dimaksud dengan Agama adalah Agama Islam
  2. Yang dimaksud dengan Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia
  3. Yang dimaksud Pesantren adalah Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aiklomak-Aikmel
  4. Yang dimaksud Pengurus adalah Pengurus Pondok Pesantren Cendekia DLM NW yang telah ditunjuk serta disahkan oleh Pengasuh.
  5. Yang dimaksud Santri adalah setiap orang yang berdomisili dan terdaftar di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW

Pasal 2
Aturan Umum
Peraturan berlaku bagi setiap santri, baik yang masih dalam jenjang pendidikan/siswa, atau sudah menjadi muallim dan Pengurus.Juga berlaku bagi para khudama’/kabule’en.

Pasal 3
Perkecualian
Perkecualian dari tata tertib ini hanya bisa dilakukan dan diberikan oleh Pengasuh, dengan mengindahkan masukan dari Dewan Pengasuh, Pengurus dan atas usulan dari santri, wali santri dan alumni.


BAB II Kewajiban dan Hak
Pasal 4
Umum
  1. Setiap santri wajib melaksanakan perintah Agama
  2. Setiap santri wajib melaksanakan ketentuan dari Pemerintah
  3. Setiap bagian di kePengurusan Pesantren mempunyai tata tertib tersendiri dalam lingkup bagiannya
  4. Setiap santri wajib mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing bagian Pengurus Pondok Pesantren Cendekia DLM NW


Pasal 5
Administrasi
  1. Santri wajib mendaftarkan diri di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
  2. Membayar semua administrasi yang telah ditentukan
  3. Memiliki kartu tanda santri
  4. Santri yang pindah atau berhenti setelah mendapatkan restu Pengasuh, harus menyelesaikan administrasi serta menyerahkan kartu tanda santri.
  5. Santri yang pulang/pergi dari Pesantren lebih dari 1 (satu) bulan tanpa izin dari Pengasuh atau memberitahukan kepada Pengurus, maka di anggap berhenti dengan sendirinya. Dan apabila akan masuk kembali lagi harus mendaftar dari depan.

Pasal 6
Pendidikan
  1. Setiap santri wajib mengikuti kegiatan belajar yang diadakan Pesantren.
  2. Setiap santri wajib mengikuti jam wajib belajar.
  3. Mengikuti pengajian al-Quran dan kitab.

Pasal 7
Keamanan
  1. Setiap santri wajib menetap di dalam Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
  2. Setiap santri wajib menjaga ketertiban dan keamanan Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
  3. Setiap santri wajib meminta izin ke Kantor Pengurus bila keluar lingkungan Pesantren.
  4. Setiap santri wajib lapor ke kantorPengurus bila kembali ke Pesantren.
  5. Setiap santri wajib lapor kepada staf keamanan apabila kehilangan atau menemukan barang.
  6. Setiap santri wajib membantu petugas keamanan yang pelaksanaannya diatur oleh staf keamanan.


Pasal 8
Akhlaq
  1. Taat kepada Pengasuh dan kebijakan Pengurus.
  2. Menjaga etika, prestasi, prestise serta menjungjung tinggi nama baik Pondok Pesantren.
  3. Mengikuti sholat berjama’ah dengan menggunakan baju lengan panjang dan tidak bergambar/logo, kecuali dalam keadaan darurat.
  4. Memenuhi panggilan Pengurus.
  5. Menghormati sesama, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
  6. Berpakaian sopan baik dalam tinjauan agama maupun dalam timbangan adat kebiasaan (sar’an wa’ adatan.)
  7. Menghormati tamu.
  8. Menghadiri pengajian umum atau pengarahan yang diadakan Pengurus.

Pasal 9
Kebersihan, Kesehatan dan Pemakaian Fasilitas
  1. Menjaga kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan Pondok Pesantren.
  2. Memelihara gedung/bangunan dan peralatan yang ada di dalam Pondok Pesantren.
  3. Mengikuti kerja bakti dan bakti sosial.
  4. Membuang sampah pada tempatnya.
  5. Menggunakan aliran listrik sesuai dengan watt dan peruntukan yang telah ditentukan.
  6. Memasak pada tempat yang telah disediakan.
  7. Menggunakan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dengan selayaknya dan menjaga kebersihan dan kelestariannya.

Pasal 10
Organisasi
  1. Mengikuti organisasi intern dan ekstern yang direkomendasi oleh Pondok Pesantren.
  2. Meminta izin kepada Pengurus pada setiap kegiatan yang diadakan di dalam Pondok Pesantren.
  3. Menghadiri penceramah yang telah disetujui Pondok Pesantren.
  4. Penarikan iuran atau sumbangan apapun oleh selain PengurusPesantren dan lembaga formal harus sepengetahuan dan seizing Pengasuh, setelah memberitahukan kepada Pengurus.
  5. Kegiatan yang dilaksanakan bersifat positif.

Pasal 11
Hak
  1. Memperolah pendidikan baik sekolah maupun Pesantren
  2. Menggunakan fasilitas Pesantren
  3. Memperoleh pelayanan yang baik


BAB III
LARANGAN
Pasal 12
Umum
  1. Setiap santri dilarang melakukan segala sesuatu yang dilarang Agama
  2. Setiap santri di larang melakukan sega sesuatu yang dilarang Pemerintah
  3. Setiap santri di larang melakukan sega sesuatu yang dilarang Pengurus Pondok

Pasal 13
Administrasi
  1. Masuk Pesantren tanpa izin Pengasuh dan mendaftar ke kantor
  2. Merubah foto atau identitas kartu santri.
  3. Pindah pondok tanpa izin pindah.

Pasal 14
Keamanan
  1. Menetap di luar lingkungan Pondok Pesantren.
  2. Menyaksikan pertunjukan di luar Pesantren.
  3. Melanggar larangan syar’i seperti zina, mencuri, taruhan, mengghosob dan lain-lain.
  4. Mengkonsumsi, memiliki menyimpan atau mengedarkan MIRAS dan NARKOBA.
  5. Memiliki, menyimpan, melihat dan membaca atau mengedarkan gambar PORNO menurut pandangan Pesantren.
  6. Memiliki, menyimpan, dan memperjualbelikan SAJAM (senjata tajam).
  7. Bertengkar atau berkelahi.
  8. Bermain atau menyimpan remi, domino, catur, play station, layang-layang dan sejenisnya.
  9. Menyembunyikan atau menyimpan alat-alat music, radio, tape recorder, TV, hand phone, dan barang-barang elektronok lainnya.
  10. Menyewa, meminjam atau membawa sepeda motor., kecuali dengan izin tertulis dari Pengasuh.
  11. Menyalah gunakan surat izin.
  12. Menemui atau menerima lawan jenis yang bukan mahramnya.
  13. Menerima tamu putra atau putri di dalam kamar.
  14. Mengikuti, mengadakan demontrasi, unjuk rasa dan sejenisnya.
  15. Mengakses internet di WARNET tanpa seijin Pesantren.
  16. Bermain play station di rental
  17. Surat-menyurat dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
  18. Bepergian atau pulang pada malam hari.

Pasal 15
Akhlaq
  1. Santri yang belum dewasa dilarang merokok.
  2. Bergurau atau duduk di tepi jalan.
  3. Menghina atau melawan Pengurus.
  4. Membully/menindas santri lain
  5. Berambut gondrong, berkuku panjang, berkalung, bergelang, bertindik, atau bertato.
  6. Menyemir rambut.
  7. Bersorak-sorak, menggangu atau menghina tamu.
  8. Mengumpat atau berkata jorok.
  9. Memakai pakaian yang mempertontonkan aurat.

Pasal 16
Kebersihan, Kesehatan, dan Pemakaian Fasilitas
  1. Membuang air dan melempar botol dari lantai atasdan membuang sampah di sembarang tempat.
  2. Memelihara binatang.
  3. Buang air kecil atau besardi lain tempat yang telah disediakan.
  4. Corat coret pada dinding, meja dan kursi.
  5. Olah raga atau kegiatan lain di luar Pondok Pesantren tanpa izin Pengasuh dan atau Dewan Pengasuh
  6. Menempatkan alas kaki tidak pada tempatnya.
  7. Memindah atau merusak inventaris pondok.

Pasal 17
Organisasi
  1. Menjadi anggota organisasi yang tidak ada kaitan langsung dengan Pondok Pesantren, kecuali mendapat izin Pengasuh.
  2. Menarik iuran di luar ketentuan Pengurus.
  3. Menyalah gunakan izin organisasi.
BAB IV
JENIS HUKUMAN
Pasal 17
Ringan
  1. Diperingatkan.
  2. Membaca Al’quran
  3. Kerja bakti
  4. Disita barang buktinya.
  5. Ganti rugi.
  6. Dihukum sesuai kebijaksanaan.



Pasal 19
Sedang
  1. Denda berupa uang
  2. Guyur atau direndam
  3. Gundul
  4. Diskor atau dipulangkan

Pasal 20
Berat
1. Dikurung atau di diamkan dalam suatu tempat
2. Dikembalikan kepada orang tua atau wali santri setelah dilakukan komunikasi dengan orang tua/wali santri.

Pasal 21
Keputusan Hukuman
  1. Jenis hukuman untuk pelanggaran berat diputuskan oleh Pengasuh dengan mempertimbangkan masukan dari Dewan Pengasuh danPengurus.
  2. Jenis hukuman untuk pelanggaran berat diputuskan oleh Pengurus
  3. Hukuman yang tidak diindahkan akan ditindak lanjuti dengan hukuman yang lebih berat.

Pasal 22
Pelaksanaan Hukuman
Dihukum sesuai jenis hukuman ringan yaitu setiap santri yang:
  1. Tidak membuang sampah pada tempatnya.
  2. Membuat gaduh terutama waktu shalat berjama’ah, pengajian, jam wajib belajar sekolah
  3. Membuang air dan botol dari atas lantai, atau membuang sampah di sembarang tempat.
  4. Coret-coret pada dinding, meja dan bangku.
  5. Tidak mengikuti pembelajaran pondok.

Pasal 23
Dihukum dengan hukuman gundul serta disita barang buktinya yaitu setiap santri yang:
  1. Bermain atau menyimpan remi, domino, play station, layang-layang dan sejenisnya.
  2. Menyembunyikan atau menyimpan; alat-alat musik, radio, tape recorder, TV, hand phone, dan barang-barang elektronik lainnya.
  3. Surat-menyurat dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
  4. Olah raga atau berkegiatan di luar pondik Pesantren.
  5. Tidak sholat berjama’ah pada waktu yang diwajibkan berjama’ah

Pasal 24
Dihukum dengan hukuman gundul disita barang buktinya. Yaitu setiap santri:
  1. Tidak menetap di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
  2. Rekreasi atau menyaksikan pertunjukan.
  3. Memiliki, menyimpan, melihat dan membaca atau mengedarkan buku/gambar PORNO menurut pandangan Pesantren.
  4. Memiliki, menyimpan, dan memperjual belikan senjata tajam.
  5. Mengganggu atau berkenalan dengan lawan jenis (pacaran).
  6. Tidak mengikuti jam wajib belajar.
  7. Tidak meminta izin kekantor keamanan bila keluar Pondok Pesantren.
Pasal 25
Dihukum dengan hukuman dikembalikan kepada orang tua atau wali, yaitu orang yang:
  1. Tidak taat kepada Pengasuh dan kebijaksanaan Pengurus.
  2. Tidak mengikuti sekolah tanpa keterangan sekurang-kurangnya seminggu dan kegiatan wajib yang diadakan madrasah.
  3. Tidak menjaga ketertiban Pondok Pesantren.
  4. Melanggar larangan syar’i seperti berzina, mencuri dan lain-lain.
  5. Mengkonsumsi, memilik, menyimpan atau mengedarkan MIRAS dan NARKOBA.
  6. Bertengkar atau berkelahi.
  7. Menghina atau melawan PengurusPesantren.


BAB V
TUJUAN TATA TERTIB
Pasal 26

Tujuan pembentukan petunjuk keputusan hukuman tata tertib Pondok Pesantren Cendekia DLM NW adalah:
  1. Meningkatkan kedisiplinan, wawasan dan pandangan Pengurus dan santri
  2. Menjamin tercapainya kebenaran formal dan terlindunginya kepentingan semua pihak.
  3. Pedoman bagi Pengurus dalam menentukan dan mengambil suatu keputusan yang jujur dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
Aiklomak, 8 Juni 2014
Koordinator Asrama

ttd

Saefudin Zuhri, QH., S.Pd.

Wakil Koordinator Asrama

ttd

Fauzan, S.Pd.I


Mudir
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW

ttd

Dr. H. M. Mugni sn, M.Pd., M.Kom.












PENGASUH PONTREN CENDEKIA DLM NW
No.
Nama
Alamat
Nomor HP
1.
Dr.H.M.Mugni Sn.,M.Pd.,M.Kom.
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
081997947220
2.
Hj. Herni Widiyanti, M.Gizi
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
081918262928
3.
Siti Olega Adawiyah Murni
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
087838847945
4.
Siti Nurlaeli Lutviani Murni
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
082339283116
5.
H. Saefuddin Zuhri, S.Ag.
Sukamulia, Kec. Sukamulia
08175787620
6.
TGH. Lukmanul Hakim, MA
Kembang Kerang Kec. Aikmel Kab. Lotim
0817368978
7.
Drs. Hambali, M.Pd.I.
Mamben Kec. Wanasaba Kab. Lotim
08175730206
8.
Ridwan Muntaha, QH.S.Pd.I.
Mataram
0818360963
9.
Saefuddin Zohri,QH.,S.Pd.
Anjani Kec. Suralag Kab. Lotim
087786168822
10.
Sahnam, S.H.
Sakra Kec. Sakra Kab. Lotim
081917988408
11.
Irwan Rosidi, S.Kom.
Aikmel Utara Kec. Aikmel Kab. Lotim
082340177197
12.
Harmoni, QH., S.Pd.
Peron, Kec. Suralaga Kab. Lotim

082339047642
13.
Fatoni Haerul Mizan, QH., S.Pd.I.
Sukarma, Kec. Aikmel Kab. Lotim
082339953523
14.
Fauzan, S.Pd.I.
Kalijaga Tengah Kec. Aikmel Kab. Lotim
082340209596
15.
Rodiman, S.Pd.
Bumbung Kec. Sembalun Kab. Lotim
085338061927

16
Yusri, S.Pd.
Kalijaga Tengah Kec. Aikmel Kab. Lotim
085211877491

17
M. Rofi’i, QH.
Mujur Kec. Praya Timur Kab. Loteng
085337060665

18
Bukhari, QH., S.Pd.I.
Aikmel Utara Kac. Aikmel Kab. Lotim
082236427487

19
Hurniati, S.Pd.
Kalijaga Tengah Kec. Aikmel Kab. Lotim


20
Siti Aisyah, QH.
Lenek Lauk Kac. Aikmel Kab. Lotim
082311714729

21
Rodiallah, Qh.,
Anjani, Kec. Aikmel Kab. Lotim
082340246424

22
Taharatun, SS.
Kalijaga Selatan, Kec. Aikmel Kab. Lotim
087763033547

23





24





25








DEWAN GURU SMK CENDEKIA NW AIKLOMAK
NO
NAMA
BIDANG TUGAS
ALAMAT
1
Drs. Hambali, SH., M.Pd.I.
KEPSEK
Mamben, Kec. Wanasaba
2
Irwan, S.Si.
Matematika
Darul Hijrah Kec. Suralaga
3
Abdul Hayi, S.Kom.
Produktif
Pungkang Kec. Aikmel
4
Rodiman, S.Pd.
Produktif
Bumbung Kec. Sembalun
5
Harmoni, S.Pd.
B.Inggris
Peron Kec. Suralaga
6
Saefudin, S.Sos.
Sejarah
Kalijaga Kec. Aikmel
7
Rosyatun Haepa, S.Pd.
B.Indonesia
Toya Kec. Aikmel
8
Minhajul Yusri, S.Pd.I.
Matematika
Mamben Kec. Suralaga
9
Hurniati, S.Pd.
B.Inggris
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
10
Zahratun, S.Pd.
Produktif
Pancor Kec. Selong
11
Nurul Hidayah, S.Ag., S.Pd.
Kimia
Suralaga Kec. Suralaga
12
Zahraturriyad, S.Pd.
Produktif
Mamben Kec. Wanasaba
13
Zulkifli, S.Pi.
Produktif
Lenek Kec. Suralaga
14
Nurul Hida Sodian Hani, S.Pd.
Produktif
Sukamulia Kec. Sukamulia
15
Bukhari, QH., S.Pd.I.
Ke-NW-An
Aikmel Utara Kec. Aikmel
16
Irwan Rosidi, S.Kom
KKPI
Aikmel Utara Kec. Aikmel
17
Nahwadi, A.Md.
Seni Budaya
Pungkang Kec. Aikmel
18
Fauzan, S.Pd.I.
PAI
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
19
Azizatun Niswah, S.Pd.
Seni Budaya
Pringgasela Kec. Pringgasela
20
Vivin Dwi Agustina, S.ST.Pi.
Produktif
Lenek Kec. Aikmel
21
Mutmainnah, S.Kom.
KKPI
Menak Kec. Aikemel
22
Nurhasiyah, S.Pd.
Produktif
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
23
M. Syairozi, S.Pd.
Fisika
Batu belek Kec. Aikmel
24
Rohmiati, S.Pd.
Produktif
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
25
Rini Agustina, S.Pd.
B.Indonesia
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
26
Hasnawati, S.Pd.
Prakarya
Selong Kec. Selong
27
Toharatun, SS.
Pariwisata
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
28
Mesir, S.Pd.
PKn
Pringgabaya Kec. Pringgabaya
29
Nur Islami Agustina, S.Pd.
Biologi
Kalijaga Kec.Aikmel
DEWAN GURU SMP CENDEKIA NW AIKLOMAK
NO
NAMA
BIDANG TUGAS
ALAMAT
1
Ridwan Muntaha, S.Pd.I.
PAI
Mataram
2
Irwan Rosidi, S.Kom.
TIK/BK
Aikmel Utara Kec. Aikmel
3
Harmoni, S.Pd.
B. Inggris
Peron Kec.Suralaga
4
Fatoni Kaherul Mizan, S.Pd.I.
Nahwu/Sharef
Sukarma Kec. Aikmel
5
Romiati, S.Pd.
IPS
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
6
Nahwadi, A.Md.
Seni Budaya
Pungkang Kec. Aikmel
7
Nurusshobah. S.Pd.
Matematika
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
8
Manal Hidayati, S.Pd.I.
IPA
Kalijaga Kec. Aikmel
9
Yusri, S.Pd.
B.Indonesia
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
10
M. Rofi’i, S.Pd.
Imlaq/Hot
Mujur Kec. Praya timur
11
Saefudin Zuhri, S.Pd.
Ta’wid/Ta’lim
Anjani Kec. Suralag
12
Bukhari, QH. S.Pd.I.
Ke-NW-an
Aikmel Uatara Kec. Aikmel
13
Azizatun Niswah, S.Pd.
Prakarya
Pringgasela Kec. Pringgasela
14
Halimatus Sohro, S.Pd.
Pkn
Toya Kec. Aikmel
15
Sibawaih, S.Kom.
TIK
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
16







DEWAN GURU MA  CENDEKIA NW AIKLOMAK
NO
NAMA
BIDANG TUGAS
ALAMAT
1
Saefudin Zuhri, S.Pd.
PAI
Anjani Kec. Suralag
2
Fatoni Haerul Mizan, S.Pd.I.
Qur'an Hadits
Sukarma, Kec. Aikmel Kab. Lotim
3
Bukhari, S.Pd.I.
Ke-NW-an
Aikmel Utara Kec. Aikmel Kab. Lotim
4
M. Rofi'i, QH.
Akidah Akhlaq
Mujur Kec. Praya Timur
5
Fauzan, S.Pd.I.
Bahasa Arab
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
6
Irwan Rosidi, S.Kom.
TIK
Aikmel Utara kec. Aikmel
7
Siti Aisyah, QH.
SKI
Lenek Lauk Kec. Aikmel
8
Rodialloh, QH.
Nahwu
Anjani Kec. Suralaga
9
Nurul Hidayah, S.Ag., S.Pd.
Fisika
Suralaga Kec. Suralaga
10
Halimatus Sohro, S.Pd.I.
Pendidikan Kwn
Toya Kec. Aikmel
11
Hasnawati, S.Pd.
Seni Budaya
Selong Kec. Selong
12
Qurnain, S.Pd.
ekonomi
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
13
Rini Marlina, S.Pd.
Bahasa Indonesia
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
14
Nur Islami Agustina, S.Pd.
Biologi
Kalijaga Kec. Aikmel
15
Asnawi, S.Pd.
Matematika
Pungkang Kec. Aikmel
16
Taharatun, Ssi.

Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
17
M. Syairozi, S.Pd.
Kimia
Batu Belek Kec. Aikmel
















STAF ADMNISTRASI PONTREN CENDEKIA

No
N a m a
Bidang
No HP
1.
Sibawaih, S.Kom.
Kepala TU

2.
Sarbini, S.Kom.
TU

3.
Ahmad Mursyid, S.Kom
TU

4
Izzudin
Penjaga




RIWAYAT HIDUP


                           Bismillahi Wabihamdihi,
Mugni, lahir di Kalijaga Kecamatan Aikmel  Lombok Timur BTB, 31 Desember 1968   dari pasangan  H. Syarafuddin dan Hjh. Sitti Istiqomah. Anak  ketiga dari  tujuh bersaudara.
Pendidikandasar diselesaikan di SDN Dasan Menak, 1982.  Kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Darussholihin Nahdlatul Wathan Kalijaga untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang diselesaikan, 1988. Program Sarjana diselesaikan di FKIP Universitas Mataram Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Drs.),  Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Program Studi Sastra Inggris (S.S), Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Wathan Mataram (S.H), dan Fakultas Dakwah IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur (S.Sos.I).  Pada saat kuliah program Sarjana di FKIP Universitas Mataram pernah mendapat beasiswa Supersemar dan Tunjangan Ikatan Dinas (TID). Aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, antara lain Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Senat Mahasiswa/Badan Perwakilan Mahasiswa FKIP Unram, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), dan lain-lain .Pada tahun 2003  meraih gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) dari  Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Program Studi Manajemen Pendidikan. Pada tahun 2011 meraih gelar Magister Komputer (M.Kom.) dari  Program Pascasarjana  STMIK Eresha Jakarta, konsentrasi Informasi Manajemen dan pada tahun 2012 meraih gelar Doktor (Dr.)  dari  Program Doktor Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Bahasa.
Pada bulan Maret 1994 diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ditugaskan sebagai guru SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur.  Tahun 2004 dipindah ke SMAN 2 Aikmel dan pada bulan Agustus 2004 mendapat tugas belajar ke Universitas Negeri Jakarta untuk program doktor. Agustus 2006 diangkat sebagai Kepala Subdinas Kepariwisataan Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur. September 2008 dimutasi sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata, Kebersihan dan Pertamanan. Januari 2009 dimutasi sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan. Oktober 2009 dimutasi sebagai Sekretaris Badan Kepegawaian dan Diklat. Tiga  belas Januari 2012 dipromosikan ke eslon II B menjadi Staf Ahli Bupati Lombok Timur Bidang Hukum dan Politik sampai 05 September 2013. Mei 2015 misbar menjadi Dosen Kopertis Wilayah VIII dipekerjakan pada Universitas NW Mataram sampai sekarang. Di samping tugas-tugas sebagai PNS, juga pernah dan sedang  mengajar di beberapa PTS, di antaranya, STKIP Hamzanwadi Selong (1993 – 1998), Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor (1993-1998),  Universitas Nahdlatul Wathan Mataram (1998 – sekarang), Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Anjani Lombok Timur (1998 – 2013), Universitas Syaikh Zainuddin NW (UNISAZ) (2001-2006), Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer  (STMIK) Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur (2006-2016).

Dalam dunia akademik pernah mengemban amanah sebagai Wakil Kepala MA Mu’allimkin NW Pancor (1994 – 1996), Pembantu Ketua III STIT Hamzanwadi Pancor (1994 – 1996), Pembatu Dekan III Fak. Tarbiyah IAI Hamzanwadi Pancor (1996 – 1998), Pembantu Dekan III Fak. Tarbiyah IAI HAMZANWADI NW Anjani (1998 – 2006), Plt. Rektor Universitas Syaikh Zainuddin NW Anjani (2001 – 2006), Ketua STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani (2006 - 2016), dan Kepala MAPK NW Anjani (2011 – 2016).

Menikah pada bulan September 1995 dengan Hj. Herni Widiyanti, SST,M.Gizi. (karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur) baru dikaruniai 2 orang putri, yakni  Sitti Olega Adawiyah Murni (mahasiswi  jurusan Farmasi) dan Sitti Nurlaeli Lutviani Murni (mahasiswi  Jurusan Hubungan Internasional). Menulis buku (1) Mengenal Nahdlatul Wathan; (2) Nahdlatul Wathan Pasca Maulana Syaikh; (3) Pengantar Ilmu Pendidikan, (4) Hjh. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid : Ibu Rumah Tangga Getarkan Lombok (Biografi),  (5) Bunga Rampai Pendidikan, Budaya, Politik, dan Manajemen (Kumpulan Tulisan di Media Massa 1), (6) Bunga Rampai Pendidikan dan Politik (kumpulan Tulisan di Media Massa 2), (7) Bunga Rampai Pendidikan dan Birokrasi (Kumpulan Tulisan di Media Massa 3), (8) Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan dan Politik (Kumpulan Tulisan di Media Massa 4), (9) Biografi TGH. Mahmud Yasin : Masuk Ma’had dengan Tes, (10) Membangun dengan Teori (Kumpulan Tulisan di Media Massa 5); (11) dan Pontren Cendekia DLM NW : Selayang Pandang.   Buku yang sedang dalam proses, Menulis Artikel Koran; Mengembalikan Ruh Pesantren;  Nahdlatul Wathan dalam Pergolakan Politik, Pengantar Sosiolinguistik, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan, Pemertahanan Bahasa Daerah (Kasus pada Keluarga Bangsawan Sasak), dan Dimensi Inspirasi dan Motivasi dalam Wasiat Renungan Masa Karya TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Aktif dalam kegiatan oragisasi sosial kemasyarakatan. Pernah dan sedang menjadi pengurus beberapa organissi, antara lain, Ketua HIMMAH NW Komisariat FKIP Unram, Ketua HIMMAH NW Cabang Mataram, Ketua Bidang HMI Cabang Mataram, Ketua Komisi A BPM FKIP Unram, Wakil Ketua HMPS PBSI FKIP Unram, Wakil Ketua Pimpus IPNW, Sekretaris PD NW Lombok Timur, Wakil Sekjen PBNW, Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi & Keanggotaan PBNW, Wakil Ketua PW NW NTB, Wakil Sekretaris Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW  Anjani (1998 – 2016), Sekretarais Majelis Pendidikan Pontren Darussholihin NW Kalijaga (1993-2013) Pendiri/Mudir Pondok Pesantren Cendekia DLM (Darul Lutviyah Murni) NW Aikmel (2013 – sekarang), Ketua Dewan Perpustakaan Daerah Lombok Timur, Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana Kab. Lombok Timur, Wakil Ketua APTISI Wilayah VIII-B NTB, Ketua ICMI Organisasi Daerah Lombok Timur, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kab. Lombok Timur, Wakil Ketua FKSPP Propinsi NTB, dan lain-lain. Selain aktif di berbagai organisasi, juga  menjadi inisiator pendirian SDI NW, SMK NW, STMIK SZ NW, dan MAPK NW.

0 Response to "Selayang Pandang Pontren Cendekia NW Aiklomak"

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Sesuai dengan Judul Artikel......!!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel