Selayang Pandang Pontren Cendekia NW Aiklomak
Selayang Pandang Pontren Cendekia NW Aiklomak - Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan ala Indonesia yang telah berhasil melahirkan tokoh-tokoh besar yang
dikenang oleh sejarah. Sejak zaman penjajah sampai dengan zaman reformasi. Insya Allah sampai akhir zaman. Siapa
anak bangsa ini yang tidak kenal dengan KH. Hasyim Asyari, Pangeran Diponegoro,
KH. Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto,dan lain-lain. Dalam pentas nasional saat
ini, KH. Hasyim Muzadi, Hidayat Nur
Wahid, Din Syamsuddin, dan lain-lain. Dalam skala NTB, TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid, TGBH. M. Zainul Majdi, KH. Zulkifli Muhadi, Zaini Aroni, Ahyar
Abduh, Sukiman Azmi, Najmul Akhyar, Fauzan Khalid, Suhaili FT dan lain-lain.
Yang tersebut namanya ini adalah tokoh-tokoh besar negeri dan daerah yang
pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Apa peran mereka dalam
kehidupan berbangsa dan berdaerah? Bagi mereka yang tidak mengetahui maka
seharusnya tidak menjadi warga Indonesia atau warga NTB. Mereka adalah
pimpinan-pimpinan organisasi besar di negeri ini. Mereka adalah pimpinan
lembaga-lembaga negera. Mereka adalah gubernur. Mereka adalah bupati/wakil
bupati, dan lain-lain jabatan penting yang pernah dan sedang mereka emban. Kontribusi mereka dalam kehidupan berbangsa
dan berdaerah sebagai bukti keberhasilanpola pendidikan pesantren dalam
mencetak generasi yang berkualitas dan berkarakter (Mugni, 2014 : 158).
Di dalam pondok pesantren
terdapat lima elemen dasar (Zamakhsyari Dhofier, 2011 : 79) yang menjadi rukun
pondok pesantren yakni pondok (asrama),
masjid, pengajaran kitab, santri, dan kyai (tuan guru/ustad/pengasuh).
Bila salah satu dari elemen dasar ini tidak ditemukan maka lembaga tersebut layakkah
dilabelkan dengan pondok pesantren? Jadi
yang dinamakan pondok pesantren adalah sistem pendidikan Islam yang didalamnya
terdapat santri, asrama, masjid, kiyai (tuan guru/ustad/pengsuh), dan kajian
kitab (belajar Al-Qur’an dan belajar nahu syaraf supaya bisa membaca kitab
kuning). Penguasaan akan kitab kuning sebagai pintu masuk untuk memperdalam
Al-Qur’an dan Hadits, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Untuk bisa fokus mempelajari
dan memperdalam ilmu-ilmu keislaman dan sekaligus dapat mempraktikannnya dalam
kehiduapan sehari-hari maka santri (murid) harus tinggal/bermukim di asrama.
Dengan tinggal di asrama maka seluruh aktivitas santri dalam 24 jam dalam
kontrol pondok (pengasuh).
B.
Tipe
Pondok Pesantren
Dalam perkembangannya pondok
pesantren terus beradaptasi untuk tetap bisa menjawab harapan umat dengan tidak
menghilangkan jati dirinya. Untuk itu, di dalam pondok pesantren terdapat juga
lembaga-lembaga pendidikan formal dalam berbagai jenis dan jenjang yang merupakan
upaya untuk mengembangkan amal usaha pondok pesantren. Dari kenyataan ini,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1979 tentang bantuan kepada pondok
pesantren mengkategorikan pondok
pesantren menjadi empat tipe, yakni (1) Tipe A, yaitu yang seluruhnya
dilaksanakan secara tradisional; (2) Tipe B, yaitu pondok pesantren yang
menyelenggarakan pengajaran secara klasikal (madrasah); (3) Tipe C, yaitu
pondok pesantren yang hanya merupakan asrama sedangkan santrinya belajar di
luar; dan (4) Tipe D, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan sistem
pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah (Depag, 2004 : 8).
Sementara itu, faktanya di
lapangan bahwa Departeman Agama dalam
Marzuki Wahid, dkk (1999) menemukan 7
kategori atau tipe pondok pesantren, yakni (1) Pondok pesantren yang
menyelenggarakan pengajian kitab-kitab klasik (salafiyah); (2) Pondok pesantren
seperti yang disebutkan pada poin (1) namun memberikan tambahan latihan
keterampilan atau kegiatan pada para santri di bidang-bidang kejurusan; (3)
Pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pengajian kitab namun lebih
mengarah pada upaya pengembangan tarekat/sufieme. Para santri kadang-kadang ada
yang diasramakan dan ada pula yang tidak; (4) Pondok pesantren yang hanya
menyelenggarakan kegiatan keterampilan khusus agama Islam, kegiatan keagamaan,
seperti tahfiz Al-Qur’an dan majelis taklim, ada kalanya santri diasramakan dan
ada kalanya tidak; (5) Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran pada
orang-orang yang menyandang masalah-masalah sosial, seperti madrasah luar biasa
di pondok pesantren; (6) Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajian
kitab-kitab klasik juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal ke dalam
lingkungan pondok pesantren; dan (7) Pondok pesantren yang merupakan kombinasi
dari beberapa poin atau seluruh poin yang tersedia di atas (konvergensi)
(Depag, 2004 : 9).
Tujuan utama belajar di
pondok pesantren adalah untuk tafaqquhfiddin
sebagai implemntasi dari fungsi-fungsi utama(tradisional) pondok pesantren, yakni transper ilmu-ilmu keislaman;
pemeliharaan tradisi keislaman; dan reproduksi ulama. Mempelajari dan melaksanakan ajaran agama. Para santri melaksanakan ajaran
agama di lingkungan pondok pesantren dan di tengah-tengah masyarakat. Apa yang
diketahui akan dijalankan dalam
kehidupan. Untuk aplikasi ilmu-ilmu yang telah dipelajari maka seluruh
warga pondok pesantren selalu dalam kontrol kiyai atau pengasuh. Kiyai menjadi
tokoh sentral dalam dunia pesantren. Kata-katanya dituruti dan tingkah laku
(akhlaknya) dipanuti (Azyumardi Azra, 2000 : 104 &Dhofier, 2011 : 93).
C.
Fakta
Pesantren dan Tantang Umat
Di Nusa Tenggara Barat,
Pondok pesantren tumbuh dan berkembang dengan pesat. Sampai dengan Mei 2016,
Pondok Pesantren di NTB berjumlah 722 buah. Dari jumlah tersebut baru 10 % yang
memiliki 5 elemen pesantren, sekitar 72 buah. Dari 72 buah tersebut sekitar 20
% (15 buah) yang menjadikan bahasa Arab
dan bahasa Inggris sebagai media komunikasi sehari-hari para santri dan warga
pesantren. Di antaranya Nurul Hakim Kediri, Nurul Harmaian Narmada, Abu Khurairah
Mataram, Yanmu Praya, Uli Albab Gegek Mt. Gading, Cendekia Aikmel, dan
lain-lain. Lembaga pendidikan formal yang dikelola dari tingkat taman
kanak-kanak/raudatul Atfal sampai dengan SLTA. Masih kurangnya pondok pesantren
di NTB yang mengasramakan santrinya menyebabkan sistem pembelajaran/pendidikan
karakter di pondok pesantren tidak maksmial. Untuk itu jangan heran bila ada
alumni madrasah/sekolah yang bernanung di bawah pondok pesantren belum fasih
membaca Al-Qur’an dan tidak siap melaksanakan tugas-tugas keagamaan di
tengah-tengah masyarakat
Baca Juga : Misi Visi Tujuan Pontren Cendekia
Mengapa tidak siap....?
Karena pondok pesantren bersangkutan hanya mengelola sekolah/madrasah formal. Para
santrinya hanya belajar di sekolah/madrasah formal. Dalam pembelajaran di
sekolah/madrasah formal waktu belajar dan mata pelajarannya telah dipolakan
oleh kurikulum dari pemerintah. Bila
waktunya telah habis maka harus segera pindah ke mata pelajaran yang lain. Bila
waktu belajar telah selesai maka anak-anak akan segera pulang ke rumah
masing-masing. Bila anak-anak telah berada di rumah maka sekolah/madrasah sudah tidak bertanggung jawab lagi atas
kegiatan anak-anak. Orang tualah yang harus bertanggung jawab untuk mengasuh
dan mengontrol seluruh kegiatan putra-putrinya. Orang tualah yang harus
bertanggung jawab atas ngaji, sholat,
dan pergaulan putra-putrinya.
Di sisi yang lain tantangan
kehidupan dan pergaulan di tengah-tengah masyarakat sangat kompleks. Banyak
sekali godaan agar anak-anak jauh dari aktivitis belajar. Ada TV, ada HP, ada
motor, ada play station (PS), dan
lain-lain. Anak-anak seharian berada di depan TV, anak-ank berjam-jam betah
bermain dengan HP-nya, anak-anak sering bolos sekolah gara-gara doyan main PS, pulang
sekolah keluyuran dengan motornya. Bermain HP, entah apa yang dibuka. Entah apa
yang mereka baca. Mereka senyum sendiri. Mereka tertawa sendiri. Bahkan mereka
memaki-makai atau sinis sendiri. Bila orang tua menegur mereka ngambek. Bila
orang tua memerintah mereka membantah atau mengulur-ulur waktu untuk
melaksanakan perintah. Di sisi yang lain, ada juga orang tua yang tidak punya
banyak waktu memperhatikan anak-anaknya. Mereka sibuk dengan banyak urusan.
Tidak pernah memperhtaikan bacaan Al-Qur’an putra-putrinya, sholat putra-putrinya,
dan seterusnya. Kadang juga di kampung atau lingkungannya tidak ada tempat
belajar Al-Qur’an. Tidak ada guru ngaji. Beda dengan zaman dulu waktu listrik
belum masuk desa/kampung setelah magrib ramai anak-anak membaca Al-Qur’an di
musholla/masjid/rumah guru mengaji. Bila
hal ini terus berlanjut dan orang tua tidak menyadari maka 25 tahun yang akan datang apa yang akan terjadi di
tengah-tengah umat.
Pada
masa yang akan datang persaingan dalam segala hal akan semakin ketat dan seru.
Terutama dal hal peluang pencarian lapangan kerja. Banyak orang bilang belajar
untuk bekerja. Masa depan pastinya dibeli dengan harga sekarang. Ketatnya
persaingan di masa depan karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi
lain sumber daya alam terbatas dan bahkan terus berkurang. Kebijakan negera
juga terut memperketat persaingan sebagai konsekuensi dari kehidupan bangsa di
era global. Bila negara tidak ikut kebijakan dunia maka akan terkucilkan. Tahun 2016 telah mulai
era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Era
ini telah memberikan peluang bagi produk barang dan jasa serta tenaga kerja negera-negara
Asean untuk bekerja dan bertransaksi dengan bebas di negara-negara Asean. Ini
berarti warga negera kita juga bebas untuk bekerja di negera-negara Asean
(sepuluh negara). Tetapi kita akan bisa bebas bekerja di negara-negara itu bila
kita menguasai modal utamanya yakni bahasa. Ya, bahasa internasional, yakni
bahasa Inggris sebagai pintu masuk untuk mempelajari bahasa negera bersangkutan
setelah kita berada di negara itu.
Berdasarkan fakta-fakta di
atas, bila kita menyadari pentingnya masa depan putra-putri kita sebagai aset
umat di masa depan maka pondok pesantren yang memilki 5 elemen dasar harusnya
menjadi pilihan. Di samping itu, untuk mempersiapkan putra-putri yang siap bersaing di pasar kerja global maka
pondok pesantren yang menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai media
komunikasi sehari-hari layak menjadi pilihan. Pada pondok pesantren jenis ini para santri lancar
berkomunikasi dengan dua bahasa, penguasaan ilmu-ilmu dasar keislaman sekaligus
aplikasinya memadai, dan budi pekerti (akhlaq) tidak mengecewakan.
BAB II
PENDIRIAN
A.
Latar
Belakang
Ada
beberapa alasan mengapa Cendekia didirikan, di antaranya:
1.
Pada bulan Oktober 1992
saya selesai kuliah di FKIP Universitas Mataram dan Nopember 1992 saya mulai
megajar di Madrasah Aliyah Mu’allimin NW Pancor. Pada bulan Januari 1993, saya
diterima menjadi dosen di STKIP Hamzanwadi Pancor (kini Universitas Hamzanwadi)
dan pada bulan Juni 1993 saya diajak menjadi dosen di STIT Hamzanwadi Pancor
(kini Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor) oleh Ketua STIT
Hamazanwadi saat itu Bapak Drs. H. Abdul
Hayyi Nu’man. Perkenalan saya dengan ketua STIT Hamzanwadi ini atas rekomendasi
dari Kepala Madrasah Aliyah Mu’allimin
NW Pancor saat itu, Bapak Drs. H. Sahafari Asy’ari. Di STIT Hamzanwadi dan di
Madarasah Aliyah Mu’allimn NW Pancor seluruh kemampuan saya tentang pendidikan
saya usulkan dan aplikasikan sehingga
saya kelihatannya sangat aktif dan sibuk karena banyak kegiatan yang sebelumnya
tidak ada menjadi ada di sekolah dan di kampus tersebut. Dalam keaktifan ini
sepertinya pimpinan memberikan apresiasi sehingga saya diusulkan ke yayasan
menjadi Wakil Kepala Urusan Kesiswaan pada Madrasah Aliyah Mu’allimin NW Pancor
dan menjadi Pembantu Ketua III Urusan Kemahasiswaan pada STIT Hamzanwadi
Pancor. Dalam keaktifan saya di kampus ini ternyata diperhatikan juga oleh
salah seorang dosen STIT Hamzanwadi dan tokoh Nahdlatul Wathan, yakni Bapak
Drs. H. Syihabudin Rahman Kelayu. Satu
malam setelah magrib di rektorat Kampus STIT Hamzanwadi/ruang dosen beliau
memanggil saya dan mengajak saya ngobrol tentang kampus, madrasah, dan organisasi.
Dalam obrolan ini, beliau bilang, “Pak
Mugni, saat kami di Mu’allimin dulu Maulana Syaikh sering sekali bilang, ‘Saya
sangat bangga dan senang pada murid saya yang bisa membangun madrasah’
Alhamdulillah, teman-teman di Mu’allimin dulu rata-rata sudah punya madrasah.
Saya sudah punya di rumah di Kelayu sekalipun kecil, Pak Hayyi sudah punya juga di rumahnya di Dasan
Tumbu. Pak Mustamik sudah juga di rumahnya di Suralaga. Pak Sahafari sudah
punya juga di rumah di Penendem Keruak. Tapi Pak Mugni gak perlu mendirikan
karena di Kalijaga kan sudah ada madrasah yang dibangung Tuan Guru Saleh,
tinggal Pak Mugni melanjutkan dan mengembangkannya saja”. Saya pun langsung
menyela, “Oh mudahn kita punya juga Ustad”. Beliau menyahuti, “mudah-mudahan
alangkah bagusnya”. Dalam tahap selanjutnya saya cukup akrab dengan belaiu. Bahkan
saya telah mengaggap beliau sebagai guru oragnsasi saya. Saya sering bilang bahwa guru organisasi saya di Nahdlatul Wathan
ada 3, yakni Drs. H. Abdul Hayyi Nu’man, Drs. H. Sahafari Asy’ari, dan Drs. H.
Syihabudin Rahman. Beliau-beliau ini tidak pernah mengajar saya di kelas karena
saya tidak pernah sekolah di Pancor. Saya menjadi abituren Nahdlatul Wathan
dari Pondok Pesantren Darussholihin NW Kalijaga yang didirikan oleh TGH.
Muhammad Shaleh Ahmad. Di pondok pesantren inilah saya menyelesaikan Madrasah Tsanawiyah
dan Madrasah Aliyah. Dari tahun 1994 sd. 2005 kami aktif di Pengurus Daerah NW
Lombok Timur besama ketiga tokoh Nahdlatul Wathan ini. Bapak Drs. H. Abdul Hayyi
Nu’man menjadi Ketua Umum, Bapak Drs. H. Sahafari Asy’ari menjadi Sekretaris
Umum, Bapak Drs. H. Syihabudin Rahman menjadi Wakil Ketua dan saya menjadi
Wakil Sekretaris. Setelah Bapak Drs. H.
Abdul Hayyi Nu’man menjadi Sekretaris Jenderal PBNW hasil Muktamar ke-10 di
Praya, Ketua Umum Pengurus Daerah NW Lombok Timur dijabat oleh Bapak Drs. H.
Syihabudin Rahman dan Pak Sahafari dan saya tetap pada jabatan semula. Apa yang
disampaikan oleh Bapak Drs. H. Syihabuddin ini tetap terpatri dalam benak saya
bahwa satu saat saya harus punya madrasah
karena ingin juga dibanggakan oleh Sang Maha Guru Al-Magfurulah Maulana
Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagi pendiri Nahdlatul Wathan.
Baca Juga : Motto dan Program Pondok Pesantren Cendekia
2.
Setelah sarjana saya aktif
ikut mendirikan madrasah Nahdlatul Wathan. Bahkan menjadi insiator pendirian
SDI dan SMK NW serta 2 perguruan tinggi Nahdlatul Wathan. Seluruh administrasi
pendirian lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi
pernah saya lakukan dan mengurus/menyelesaikan seluruh proses perijinannya.
Tetepi setelah saya menjadi doktor dalam
bidang pendidikan (Maret, 2012) cukup banyak konsep-konsep tentang pendidikan
tidak bisa saya terapkan dengan maksimal bila saya masih berada di bawah
perintah orang lain karena konsep-konsep itu harus dikonsultasikan dulu. Bisa
saja konsep yang saya ajukan tidak diterima karena berbedanya sudut pandang/pengalaman
atau perbedaan-perbedaan yang lain. Banyak ahli yang bilang, “pengalaman adalah
peristiwa masa lalu dan di antara fungsi ilmu adalah prediksimasa depan. Masa
lalu adalah pelajaran, masa kini adalah kenyataan, dan masa depan adalah
harapan”. Untuk mewujudkan konsep-konsep tentang pendidikan (pondok pesantren) tersebut maka keingiann untuk mendirikan madrasah
(pondok pesantren) menjadi semakin tidak terbendung. Dengan bekal keyakinan dan
tekad yang mantap maka pada tanggal 17 Sya’ban 1434 H./26 Juni 2013 saya
dirikan Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni NW Aikmel.
3.
Pendirian Pondok Pesantren
Cendekia di samping dengan 2 alasan di atas juga sebagai lokasi untuk
mengembangkan ilmu pendidikan. Cendekia sebagai lobarotarium untuk
meneliti/mengkaji setiap fenomena kependidikan yang muncul untuk pengembangan
ilmu pendidikan.
B.
Pilihan
Nama
Banyak yang bertanya tentang
nama pondok pesantren ini. Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni
Nahdlatul Wathan. Dalam nama ini ada 3 kata yang perlu mendaptkan penjelasan,
yakni (1) Cendekia; (2) Lutviyah; dan (3) Murni. Cendekia adalah visi pondok
ini, yakni Cerdas, Ekonomis, Nasional, Demokratis, Kreatif, Indah, dan Amanah.
Lutviyah adalah gabungan dari nama kedua putri saya, yakni Siti Nurlaeli
Lutviani Murni dan Siti Olega Adawiyah Murni. Lutv....dari Lutviyani dan
....iyah dari Adawiyah. Sedangkan Murni adalah gabung dari nama saya dan istri.
Mugni dan Herni Widiyanti. Dalam bahasa Arab, Lutviyah besal dari kata latif
yang artinya halus, lebut, damai. Sedangkan Darul artinya kampung atau desa.
Jadi Darul Lutviyah artinya kampung yang damai. Diharapkan juga warga pondok
pesantren ini menjadi orang-orang yang berhati halus dan bersikap yang lembut. Pondok
Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni Nahdlatul Wathan dibakukan singkatannya
menjadi Pontren Cendekia DLM NW Aikmel.
C.
Pilihan
Lokasi
Saat berencana mendirikan
pondok pesantren, banyak tokoh-tokoh di kampung di Kalijaga menyarankan saya
supaya mendirikan di Kalijaga saja. Tetapi saya jawab bahwa di Kalijaga sudah
ada pondok pesantren dan bila mendirikan di Kalijaga konsep tentang pondok
pesantren sesuai dengan teori pesantren tidak akan bisa maksimal diwujudkan
karena di Kalijaga tidak banyak sumber air. Bila dipaksakan maka paling-paling akan
menggunaka sumur bor. Sumur bor akan memperbanyak pengeluaran untuk menggali
dan biaya listrik. Di samping itu sumur bor juga akan merugikan orang lain
karena akan membuat sumur dangkal milik warga akan menjadi kering. Sumur bor
akan menarik/menyerap air-air sumur dangkal lebih-lebih pada musim kemarau.
Untuk itu, saya harus mencari lokasi yang banyak air tetapi tidak keluar dari
Kecamatan Aikmel. Karena saya dilahirkan dan dibesarkan di Desa Kalijaga yang
merupakan salah satu desa di Kecamatan Aikmel. Bahkan menurut cerita
orang-orang tua di Kalijaga bahwa Desa Kalijlah desa induk di Kecamatan Aikmel.
Desa Aikmel yang telah mekar menjadi banyak desa saat ini yang salah satunya
Desa Toya merupakan bagian/wilayah Desa Kalijaga. Salah satu elemen pondok pesantren adalah
asrama. Kehiduapn di asrama akan berjalan dengan baik bila didukung dengan
ketersediaan air yang memadai. Untuk itu, saya mencari lokasi yang banyak air. Tentang
perlunya sumber air yang menjadi kebutuhan utama di asrama juga merupakan saran
dari putri kedua saya “Siti Nurlaeli Lutviani Murni” yang pernah mondok
(nyantri) kala SMP. Putri saya bilang, “Kalau Bapak jadi buat pondok pesantren,
harus banyak air Pak, supaya tidak lama antri wudhu, mandi, nyuci, dan
lain-lain. Jadi santri bisa
didisiplinkan dan tidak bisa buat-buat alasan” AlhamdulillahAllah Swt. memberikan jalan dan ditemukan lokasi di
Dusun Aiklomak Desa Toya Kecamatan Aikmel. Dengan demikian, Pondok Pesantren
Cendekia DLM NW Aikmel berlokasi di Dusun Aiklomak Desa Toya Kecamatan Aikmel
Lombok Timur. Lokasi ini dikelilingi oleh 7 mata air, yakni (1) Mata Air
Aiklomak; (2) Mata Air Umalan Rengget; (3) Mata Air Aikmalang; (4) Mata Air
Aikbakang; (5) Mata Air Maloang; (6) Mata Air Aikbakong; dan (7) Mata Air
Umalang Seber. Mata air yang berada di
lokasi Pesantren Cendekia, yakni Mata Air Aiklomak (100 Meter), Mata Air Umalang
Rengget (nol meter), Mata Air Aikmalang (100 meter), dan Mata Air Aikbakang (350
meter).
D.
Maksud
Di antara maksud pendirian
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW sebagai berikut :
1.
Pondok pesantren ini
dibangun dengan menggunakan konsep pondok pesantren yang asli, yakni lembaga
pendidikan Islam yang di dalamnya ada 5 elemen, yakni asrama, santri, masjid,
kajian kitab, dan kiyai (tuan guru/ustad/pengasuh). Pondok pesantren yang
menjalankan fungsi dasarnya, yakni transper ilmu-ilmu keislaman, pelestarian
tradisi keislaman, dan reproduksi ulama. Untuk itu, hal utama yang dilakukan
oleh pondok pesantren adalah megajar santrinya membaca Al-Qur’an. Pondok pesantren
Cendekia DLM NW ingin melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Tempat belajar
membaca Al-Qur’an, tempat melestarikan tradis Keislaman, dan mudahan ada di
antara santri yang belajar di Cendekia
menjadi ulama di masa depan.
2.
Tantatang pendidikan di
masa kini sangat komplek. Dunia pendidikan telah banyak yang kehilanagn jati
diri untuk melahirkan anak-anak yang berbudi lihur. Cendekia ingin mencetak
gerasi Islam yang berbudi tinggi dan siap bersaing di era global. Mereka siap
memasuki dunia gelobal dengan budi, ilmu dan kemampuan berbahasa internasional.
3.
Saya sering bilang,
“sebagai orang NW maka putra-putri kita harus pernah sekolah di
sekolah/madrasah NW. Ini langkah kita untuk mewariskan NW kepada keturunan kita
sesuai dengan bai’at yang telah kita ikrarkan sesuai dengan harapan Maulana
Syaikh. Tapi banyak orang NW tidak menyekolah putra putrinya di
sekolah/madarsah NW. Alasannya macam-macam, di antaranya sekolah NW tidak
bermutu, tidak mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri atau sekolah swasta
yang dikelola oleh organisasi lain. Cendekia ingin memberikan jawaban atas
sikap apreori tersebut. Seluruh sekolah bermutu “mahal”. Pada sekolah-sekolah
bermutu itu “orang NW” siap membayar. Mengapa di sekolahnya sendiri tidak siap?
Putra-putri orang NW harus pernah sekolah di sekolah/madrasah NW supaya mereka
tau tradisi NW, seperti hiziban, sholawat nahdlatain, doa pusaka (robbanafanabima), dan HULTAH NWDI. Inilah tradisi utama
Nahdlatul Wathan warisan Muala Syaikhh. Bukankah salah satu fungsi utama pondok
pesantren adalah pelestarian tradisi keislaman. Jadi salah satu fungsi fungsi
utama pondok pesantren Nahdlatul Wathan adalah pelestarian tradisi ke-Nahdlatul
Wathan-an.Cendekia akan lebih bermutu bila wali santri siap untuk “membayar”.
Saya juga sering bilang, terutama dihadapan mahasiswa bahwa sekolah murah
apalagi gratis itu... tidak bermutu. Lingkungan Cendekia yang merupakan karunia
Allah Swt. sangat mendukung untuk membangun sekolah/madrasah bermutu. Cendekia
menjadi alternatif pilihan bagi jamaah NW dalam menyekolahkan putra-putrinya. Tapi
Cendekia bukan hanya untuk anak-anak jamaah NW melainkan untuk semua umat Islam.
“Niat belajar yang utama. Nahdlatul Wathan akan jadi pagarnya”.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO DAN PROGRAM
A.
Visi
Cendekia adalah visi pondok
pesantren ini. Cendekia : Cerdas, Ekonomis, Nasional, Demokratis, Kreatif,
Indah, dan Amanah.
Cerdas :
Semua anak dilahirkan dalam kondisi yang sama, “suci-putih bersih”. Ini berarti
bahwa semua anak adalah cerdas. Tugas lingkunganlah yang akan mengembangkan
kecerdasannya itu. Cendekia akan menggali potensi kecerdasan santrinya untuk
dikembangkan secara maksimal. Ada anak yang cerdas kepalanya. Ada anak yang
cerdas suaranya. Ada anak yang cerdas tangannya. Ada anak yang cedas kakinya.
Ada anak yang cedas kaki dan tangannya. Ada anak yang cedas badannya, dan
seterusnya. Cendekia akan mengembangkan kecerdasan-kecedasan tersebut. Cendekia
berprinsip, semua anak cerdas.
Ekonomis : Potensi/fasilitas yang
ada di Cendekia harus memberikan nilai ekonomis. Tiap potensi diharapkan memberikan nilai ganda. Untuk itu
semua didesain dengan multi fungsi dan memanfaatkan potensi alam. Banguna/ruang
kelas didesain multi fungsi dan keluar dari pakem selama ini. Kelas di atas
kolam karena di sini banyak air dan kontur tanah lokasi memnag tidak rata. Jadi
membuat kolam tanpa harus mengali. Kelas juga langsung jadi tempat sholat
(musholla) dan tempat istirahat (tidur) makanya anak-anak belajar sekolah
formal dengan bersila dengan menggunakan meja kecil. Ini diantara fakta
keekonomisan di Cendekia, dan seterusnya.
Nasionalis :Cendekia memang Pesantren
Nahdlatul Wathan tetapi untuk semua umat Islam. Tidak dibedakan asal
organisasinya dan alirannya asal mau belaja dan mereka akan dididik dengan
tradisi Nahdlatul Wathan. Bila telah selesai di Cendekia, silahkan lajutkan dan
kembangkan organisasinya dan aliran keagamaannya.
Demokratis : Suasana kebersamaan harus terus dibangun.
Semua hal harus diputuskan bersama. Menghargai
ide/pendapat semua pihak yang berpartisipasi di Cendekia. Santri,
pengasuh, dan dewan guru harus terus mengembagkan nilai-nilai demokrasi untuk keunggulan
santri dan kemajuan pesantren.
Kreatif : Semua komponen di pondok
harus bergerak sesuai dengan posisi masing-masing. Pada posisi itu terikat
tugas, tanggung jawab, dan wewenag. Untuk maksimal mewujudkan semua itu maka
kreatifitas sangat penting. Setiap komponen diberikan kebebasan untuk
berkreatifitas namun tetap dalam koridor tradisi pesantren.
Indah : Indah adalah relatif.
Tetapi salah satu motto Cendekia
adalah bersekolah, berwirausaha, dan berwisata. Berwisata : mencari sesuatu
yang indah, sesuatu yang damai, sesuatu yang langka, dan sterusnya. Di Cendekia
dapat ditemukan potensi wisata alam, wisata budaya, dan wisata relegi.
Amanah : Cendekia adalah amanah
dari keluarga dan umat. Untuk itu harus dijalankan dengan baik untuk terus
berkembang untuk mencetak generasi Islam yang berilmu dan berbudi tinggi serta
siap bersaing di era global.
B.
Misi
1. Menyelenggarakan
pembelajaran A-Qur’an kepada semua santri;
2. Melahirkan
santri yang fasih membaca Al-Qu’an;
3. Melahirkan
hafiz Al-Qur’an
4. Menyelenggarakan
pemebelajaran kitab kuning
5. Melahirkan
santri yang menguasai dasar-dasar dalam memahami kitab kuning;
6. Menyiapkan
faslitas paraktik ibadah
7. Menyelenggarakan
paraktik semua ibadah
8. Menyelenggarakan
peringatan hari-hari besar Islam, nasional, organisasi, dan pondok
9. Membina
semangat juang dan berlomba/bertanding para santri;
10. Menyelenggarakan
pendidikan non formal dan formal dari jenjang pendidikan usia dini sampai
dengaan perguruan tinggi;
11.
Menyelenggarakan penelitian dan kajian keilmuan secara integratif;
12.
Menyelenggarakan pembinaan umat melalui kajian-kajian dan dakwah Islamiyah;
13.
Meningkatkan kesejahteraan umat melaui kegiatan agrobisnis, agrowisata, dan
sosial ekonomi;
14.
Menyelenggarakan usaha-suaha bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat;
C. Tujuan
1.
mencetak santri yang fasih
membaca Al-Qur’an;
2.
Mencetak santri aktif
melaksanakan alamaliyah-amaliyah; keagamaan;
3.
Mencetak santri yang siap
melaksanakan tugas-tugas keagamaan di tengah-tengah masyarakat;
4.
Mencetak santri yang
berjiwa siap berkompetisi;
5.
Mencetak santri yang siap
memasuki pasar kerja global;
6.
Mewujudkan lembaga
pendidikan formal dan non formal yang berkualitas sehingga menjadi tujuan
generasi muda muslim menuntut ilmu;
7.
Mewujudkan penelitian dan
kajian-kajian yang bermutu untuk kepentingan umat;
8.
Mewujudkan pembinaan umat
untuk meningkatak solidaritas dan
ukhuwah islamiyah;
9.Mewujudkan
partisipasi santri dan masyarakat dalam kegiatan agrobisnis, agrowisata, dan
sosial ekonomi;
10.Mewujudkan
usaha dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan santri dan
masyarakat;
D.
Motto
Moto Pondok Pesantren Cendekia :
- Allahu
akbar
- Learning
as a livelihood
- Santuan
–kreatif- mandiri
- Will
be the best of the best
Moto
ini selalu didengungkan oleh santri Cendekia pada setiap kesempatan. Motto ini diharapkan
menjadi motivasi bagi seluruh warga
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Pada
sambutan/pidato mudir saat ada acara-acara di Cendekia akan diawali dengan
menggeloarakan motto tersebut. Mudir akan menggumandangkan kata Cendekia sebanyak 4 kali dan pada setiap
antaranya akan dijawab oleh santri Cendekia dengan Motto tersebut.
Cendekia......Cendekia.....Cendekia......Cendekia.......
Para santri akan menjawanya dengan Allahu
Akbar, learnig as a livelihood, santun kreatif mandiri, will be the best of the
best. Dalam motto ini terkandung makna bahwa seluruh warga Cendekia harus
yakin bahwa Allah Maha Besar, Allah Maha Kuasa, Allah Maha Kasih Sayang, dan seterusnya. Tidak ada hal yang mustahil kalau Allah menghendaki.
Tersulah berharap, teruslah bermohon, teruslah bermimpi, teruslah berikhtiar,
teruslah bercita-cita untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Tidak perlu risau
dengan sikap dan perilaku makhluk. Allah tidak pernah pilih kasih. Siapa yang
beramal baik maka merekalah yang terbaik, dan sterusnya. Warga cendekia harus
menyadari bahwa hidup ini untuk belajar dan kita belajar untuk meraih kehidupn
baik di dunia maupun di akhirat. Warga Cendekia harus menjadi orang-orang yang
santun, orang yang berakhlak mulia. Warga Cendekia harus kreatif, harus
inovatif, harus berani mencoba, harus berani salah, harus berani berbeda dengan
orang lain untuk kebaikan. Warga Cendekia harus mandiri. Tidak tergantung
dengan orang lain tetapi kalau orang lain mau membantu harus diterima dengan
senang hati. Warga Cendekia tidak boleh malu melakukan kebaikan sekalipun remeh
dan mungkin hina di mata orang. Warga Cendekia harus punya semangat, harus
punya cita-cita dan ambisi untuk menjadi yang terbaik di segala hal. Di samping itu, Cendekia juga punya motto
“Bersekolah, Berwirausaha-Berwisata”.
Santri Cendikia mengikuti sekolah formal. Santri Cendekia diajak/dilatih
utuk bekerja. Santri Cendekia juga berwisata karena lokasi Cendekia tersedia
obyek wisata alam, wisata budaya, dan wisata religi (keagamaan).
E.
Program
1.
Melengkapi sarana
prasarana;
2.
Meningkatkan kualitas
pengasuh dan dewan guru;
3.
Meningkatkan kuantitas dan
kualitas santri;
4.
Mendirikan sekolah formal
dan lembaga-lembaga pendukung pondok pesantren;
5.
Meningkatkan kualitas
pembinaan santri;
6.
Menyertakan santri pada
berbagai perlombaan dan pertandingan;
7.
Melaksanakan
peringatan-peringatan hari besar Islam;
8.
Melaksanakan praktik
pengabdian santri (PPS)
9.
Mengusahakan santri bisa
masuk di perguruan tinggi negeri dan meraih beasiswa;
10. Mendirikan
perguruan tinggi minimal dalam bentuk politeknik
BAB IV
LEMBAGA
A. Sekolah/Madrasah
Sampai dengan tahun 2017,
Pondok Pesantren telah mengelola 3 buah lembaga pendidikan formal, yakni
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah
Aliyah (MA). Di samping itu, Pondok Pesantren Cendekia DLM NW juga mengelola
satu lembaga pendidikan kepesantrenan, yakni Madrasah Diniyah Takmiliyah Wushto
(MDTW). Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Cendekia NW diperoleh ijin
operasionalnya pada tahun 2014 dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
Kabupaten Lombok Timur, dengan tiga jurusan, yakni Perikanan, Peternakan, dan
Tata Busana. Pada tahun pelajaran 2017/2018, SMK Cendekia NW mengembangkan jurusan
dengan membuka jurusan Otomotif, Komputer, dan Pariwisata. SMP Cendekia NW
mendaptkan ijin operasional pada tahun 2015 dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Lombok Timur. Sementara Madrasah Diniyah Takmiliyah Wushto
(MDTW) Cendekia NW mendapatkan ijin operasional pada tahun 2016 dari Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur. SMK, SMP, dan MDTW mengikuti ujian
akhir (penamatan) yang perdana pada tahun 2017. Pada tahun 2017 SMK, SMP, dan
MDTW telah melahirkan alumni angkatan perdana. Sedangkan Madrasah Aliyah
Cendekia NW mendapat ijin operasional pada tahun 2017 dari Kantor Wilayah
Kementerian Agama Propinsi Nusa Tenggara Barat. MA Cendekia NW membuka dua
jurusan, yakni Jurusan IPA dan Jurusan IPS. Tahun pelajaran 2016/2017 merupakan
angkatan perdana.
Kedepan Cendekia berencana
untuk mendirikan Madrasah Tsanawiyah dan Politeknik Cendekia Lombok (PCL).
Politeknik adalah salah satu jenis perguruan tinggi yang hanya membuka program
diploma, diploma satu, diploma dua, diploma tiga, dan diploma empat. Diploma empat
setara dengan sarjana. Alumi diploma lebih siap untuk memasuki pasar kerja dibandingkan dengan alumni program
S.1 (sarjana). Madrasah Tsanawiyah Cendekia akan dibuka saat siswa SMP Cendekia
NW di atas 3 kelas. Sedangkan PCL inshaallah mulai dirintis studi kelayakannya
pada tahun 2018 dan tahun 2019 sudah mulai diproses ijin operasionalnya pada
Kopertis Wilayah VIII dan Kementerian Riset, Teknolgi, dan Pendidikan Tinggi.
Diharapkan tahun 2020 sudah bisa menerima mahasiswa baru. Alumni ke-4 SMK dan alumni ke-2 MA Cendekia diharapkan
menjadi angkatan perdana pada PCL.
B. Lembaga Lain
Pondok Pesanren Cendekia juga megelola Koperasi
Pondok Pesantren (Konpotren) yang mendaptkan ijin operasional dari Bupati
Lombok Timur pada tahun 2015. Cendekia juga mengelola Lembaga Kesejahteran
Sosial Anak (LKSA) Cendekia NW dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Pontren
Cendekia NW. LKSA dan LKS ini telah mendapatkan ijin operasional pada tahun
2016 dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transimigrasi Kabupaten Lombok Timur.
LKS juga megelola “Rumah Rehab Cendekia” yang diresmikan oleh Badan Narkotika
Nasional Propinsi NTB pada 28 Agustus 2016. Rumah Rehab Cendekia ini adalah
wadah untuk merehabilitasi pencandu Narkoba kerjasama dengan BNN Propinsi NTB. Salah
satu tugas Rumah Rehab Cendekia membina nilai-nilai keagamaan para pencandu
Narkoba pasca direhab secara medis. Cendekia juga mengelola Radio Siaran,
“Radio Darul Lutviyah (RDL) 92.0 FM. RDL telah mulai mengudara pada tanggal 10
Pebruari 2015.
BAB
V
KEGIATAN SEKOLAH DAN PONDOK
A.
Kegiatan
sekolah
Seluruh santri Pondok
Pesantren Cendekia DLM NW mengikuti pendidikan formal pada sekolah/madrasah yang dikelola Pondok
Pesantren Cendekia DLM NW. Pada tahun pelajaran 2016/2017 Pondok Pesantren
Cendekia DLM NW telah mengelola 3 buah sekolah/madrasah formal, yakni SMP, SMK,
dan Madrasah Aliyah. Kegiatan sekolah/madrasah formal ini mengikuti kurikulum
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaandan Kementerian
Agama.
B.
Kegiatan
Pondok
1. Kebersihan
Lingkungan
Stiap santri dan pengasuh
/guru harus menjaga kebersihan lingkungan pondok pesantren. Setiap santri dan
pengasuh /guru harus membuang sampah pada tempat. Bila tempat sampah belum
ditemukan maka santri/pengasuh/guru yang kegiatannya menghasilkan sampah harus
mengumpulkan sampah tersebut ditempat tertentu dan setelah acara selesai
dibuang pada tempat sampah. Setap santri diberikan jadwal untuk membersihkan
lingkungan pondok yang dikoordinator oleh pengasuh.
2. Sholat
5 Waktu Berjamaah
Seluruh santri diwajibkan
untuk sholat 5 waktu berjamaah di bawah tangung jawab pengasuh. Santri dijadwalkan
untuk memimpin wirid pada setiap kali sholat jamaah. Pada waktu shubuh dan
magrib sebelum doa harus memnaca Asmaul Husna. Dan, sebelum doa pada sholat
isya harus membaca doa pusaka Nahdlatul Wathan, “Robbanafaknabima...”.
3. Membaca
Al-Qur’an
Seluruh santri diharuskan
membaca Al-Qur’an mnimal antara sholat magrib dan isya dibawah bimbingan
pengasuh.
4. Hiziban/Memnaca
Al-Barzanji
Seluruh santri diharuskan
untuk membaca Hizib Nahdlatul Wathan pada setiap malam Jumat dan Senin dan pada
malam Jumat minggu ke-4 membaca Al-Barzanji. Santri digilirkan/dijadwalkan
untuk menjadi pemimpin (mundak) dalam acara tersebut. Pada setiap malam Jumat
setelah hiziban/barzanji para santri dijadwalkan untuk latihan pidato dengan
acara formal. Pidato berbahsa Arab, Inggris, dan Indonesia. Pada acara latihan
pidato ini santri secara bergiliran menjadi MC, qori’/qori’ah, memimpin membaca
sholawat nahdlatain, berpidato 3 bahasa, memimpin doa. Salah satu rangkain
acara ini pengarahan/tausyiah dari pengasuh. Kegiatan ini berbeda antara banin
dan banat. Bainin di masjid dan banat di musholah (ruang kelas).
5. Membaca
Wajib
Santri cendekia diwajibkan
untuk membaca setelah sholat ashar di masjid atau di kopleks pondok, setelah
sholat ashar sampai jam 17.30 Wita. Kegiatan memnaca ini ditiadakan bila ada
kegiatan atau ada pelajaran khusus yang diatur oleh Koordinator Pengasuh atau
Kepala Madasah Diniyah Takmiliyah Cendekia NW;
6. Sholat
Duha dan Sholat Malam
Seluruh santri Cendekia
diharuskan untuk melaksanakan sholat duha sebelum mulai pelajaran pertama
sekolah/madrasah formal dan sholat malam pada jam 03.30 Wita dilanjutkan dengan
membaca Al-Qur’an dan menyetor hapalan sesuai dengan jurusan pondok yang
dipilih, yakni tahfiz dan kitab. Bagi yang mengambil jurusan tahfiz akan
menyetor hapalan Al-Qur’annya kepada pengasuh dan bagi yang mengambil jurusan
kitab akan menyetor hapalan nahwu sharafnya kepada pengasuh.
7. Mengikuti
Lomba-Lomba
Santri yang berbakat pada
bidang tertentu dibimbing dengan maksimal oleh pengasuh/dewan guru untuk
mengikuti perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan berbagai pihak, pemerintah
dan institusi lainnnya.
8. Memperingati
Hari-Hari Besar
Pondok Pesantren Cendekia
aktif mengikuti kegiatan-keegiatan peringatan hari besar Islam, hari besar
Nasional, dan hari besar organisasi Nahdlatul Wathan dan berpartisipasi juga
pada peringatan hari-hari besar organisasi lain/pondok pesantren lain.
BAB VI
BIAYA
Dalam sepuluh tahun terakhir
telah berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang pendidikan gratis. Bahkan
kalau ada kampanye pemilihan kepala daerah bahkan presiden isu sekolah gratis
menjadi sangat seksi. Tetapi saya selalu bilang “sekolah gratis tidak bermutu”.
Isu sekolah gratis muncul seiring dengan dikuncurkannya BOS (batuan operasional
sekolah) oleh pemerintah yang pada awalnya untuk pendidikan dasar (SD/MI dan
SMP/MTs). Pada tahap selanjutnya ada
kuncurkan juga BOS untuk tingkat SLTA. BOS dikuncurkan oleh pemerintah bukan untuk
menjadikan sekolah gratis. Tetapi BOS dikuncurkan hanya untuk membantu
anak-anak miskin supaya tidak putus
pendidikan dasar gara-gara alasan biaya. Dalam panduan BOS (2007)
ditegaskan, “Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk membebaskan
biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi yang lain agar
mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat
dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun”.
Pola pemberian BOS
berdasarkan jumlah siswa telah membuat/memotivasi sekolah-sekolah untuk
mencarimurid sebanyak-banyaknya sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat di
antara sekolah-sekolah yang berdekatan. Sekolah-sekolah berlomba-lomba
memberikan kebutuhan material kepada calon peserta didik. Ada sekolah yang
memberikan baju sergama ke pada calon siswa. Sekolah-sekolah saling mengatasi
dalam hal jumlah fasilitas yang diberikan kepada calon murid. Biaya untuk
pemberian inipun dari hutang yang akan dibayar dengan dana BOS yang diperoleh.
Lantas dari manakah biaya untuk meningkatkan kualitas atau mutu penyelenggaraan
pendidikan. Bila pendidikan diselenggarakan dengan bermodalkan BOS maka
pendidikan yang terselenggara di sekolah tersebut hanya untuk pelayanan
minimaldi sekolah formal yang kegiatan siswanya hanya di sekolah yang tidak
lebih dari 4 jam. Oleh karena ini bagi sekolah yang bervisi mutu dan
lebih-lebih lagi bagi sekolah yang menyelenggarakan full day school atau boarding
school (sekolah berasarama) maka dana BOS sangat tidak mencukupi. Untuk itu
bagi Pondok Pesantren Cendekia DLM NW yang menyelenggarakan boarding school (sekolah berasrama) yang
kegiatan siswanya 24 jam menetapkan biaya bagi calon siswa yang besarnya
tergantung kebutuhan berdasarkan perencanaan tahun bersangkutan. Untuk tahun
pelajaran 2017/2018komponen biaya yang harus dikeluarkan/dibayar oleh siswa
baru sebagai berikut :
1.
Pendaftaran Rp 50.000,-
2.
Biaya awal tahun sebesar Rp
3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah), dengan rincian :
-
Rp 500.000 (seragam pondok
: jubah, jaket, koko; tas dan buku panduan bahasa/doa)
-
Rp 400.000, (uang makan
satu bulan)
-
Rp 100.000,- (uang SPP
pondok satu bulan)
-
Rp 1.000.000,- (biaya pakai
asrama (kos) selama 3 tahun)
-
Rp 1.500.000,- (uang
pembangunan)
3.
Santri Cendekia setipa
bulan harus mebayar uang makan sebesar Rp 400.000,- dan SPP Pondok sebesar Rp
100.000,-
4.
Pada tahun ke-2 santri
Cendekia akan mengeluarkan biaya Praktik Pengabdian Santri (PPS) antara Rp
300.00 – Rp 500.000,-
5.
Untuk SMK akan saat kelas 2
juga akan mengeluarkan biaya PSG (pendidikan
sistem ganda) atau PKL (praktik kerja lapangan)
6.
Saat tamat, akan
mengeluarkan biaya penamatan/wisuda yang besarnya akan ditentukan pada tahun
bersangkutan.
BAB
VII
JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER
A.
Pembelajaran
Bahasa
Pada malam pertama para santri baru berada di
pondok/di asrama maka setelah sholat magrib mereka akan diberikan pengarahan tetang ketentuan-ketentuan (tata
tertib) yang harus ditaati selama menjadi santri. Salah satu ketentuan tersebut
adalah santri tidak boleh menggunakan bahasa daerah. Harus menggunakan bahasa
Indonesia. Selanjutnya mereka akan dites kemmapuan Bahasa Inggris. Tes
kemampuan bahasa Inggris ini dimaksudkan
untuk mengelompokan santri sesuai dengan kemampuannya supaya lebih gampang dibina oleh
pengasuh. Setelah pengelompokkan ini
dilakukan maka kegiatan belajar bahasa Inggris dilaksankan setelah sholat ashar
sampai jaml 17.30 wita dan setelah makan
malam, jam 20.30 – 22.00 Wita. Waktu belajar bahasa Inggris bagi santri baru selama satu semester (6) bulan.
Setelah lancar berbahasa Inggris maka 6
bulan selanjutnya santri baru akan belajar bahasa Arab. Saat kelas 2 tidak lagi
belajar bahasa tinggal menggunakan. Pada saat kelas 2 para santri akan fokus
mempelajari jurusan pondok yang dipilih, yakni Tahfiz atau Kitab.
B.
Pembelajaran
Al-Qur’an
Pada malam pertama santri berada di pondok juga akan dites kemampuan membaca Al-Qur’an. Tes
kemampuan membaca Al-Qur’an ini
dimaksudkan untuk mengelompokan santri sesuai dengan kemampuannya supaya lebih gampang dibina oleh
pengasuh. Setelah pengelompokan ini
dilakukan maka kegiatan belajar Al-Qur’an akan dilaksanakan antara magrib dan
isya dan sebelum sholat subuh setelah sholat malam. Pembelajaran Al-Qur’an ini
juga dibarengi dengan pembelajaran tata cara sholat, berwudhu, akhlaq, dan
lain-lain. Santri yang sudah fasih membaca Al-Qur’an dan sudah lancar berbahasa
Inggris akan pindah ke belajar bahasa Arab dan selanjutkan memilih jurusan
pondok, yakni tahfiz atau kitab.
C.
Jurusan
Tahfiz
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW telah menetapkan
2 (dua) jurusan pondok, yakni Tahfiz dan Kitab.Santri baru boleh memilih
jurusan setelah mereka fasih membaca Al-Qur’an. Santri yang mengambil Jurusan
Tahfiz maka kegiatan pondoknya akan
fokus untuk mengahafal Al-Qur’an. Santri yang mengambil Jurusan Tahfiz ditargetkan
dalam setiap jenjang pendidikan formal yang diikuti harus bisa menghafal 4 juz
Al-Qur’an, yakni juz satu sampai tiga dan juz 30. Di samping itu, mereka juga
harus belajar kitab dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.
D.
Jurusan
Kitab
Persyaratan dan waktu untuk mengambil jurusan
Kitab sama dengan mengambil jurusan Tahfiz. Santri yang mengambil jurusan kitab
maka yang bersangkutan akan fokus untuk mempelajari ilmu yang menjadi dasar untuk
dapat membaca kitab kuning, yakni ilmu nahwu dan sharaf. Ilmu-ilmu dasar untuk
bisa membaca kitab kuning harus dihapal, dipahami dan bisa diterapkan dalam
memmbaca kitab kuning. Kitab dasar yang wajib dihapal, yakni matan ajjurumiyah dan amsilatunjadidah. Di samping itu, santri
jurusan kitab juga harus menghafal juz 30 kitab suci Al-Qur’an. Juz 30 wajib
dihafal oleh setiap santri Cendekia sebagai bekal mereka menjadi imam sholat di
tengah-tengah masyarakat di mana saja mereka berada untuk meniti masa depan. Kemampuan
membaca kitab kuning adalah pintu utama untuk dapat menggali dan memahami
ilmu-ilmu keislaman.
E.
Ekstrakurikuler
Santri Cendekia diwajibkan unutuk mengikuti minimal
satu dan maksimal tiga kegiatan ektrakurikuler. Adapun di antara ekstrakulikuer
yang dikembangkan di Cendekia adalah pramuka, PMR, bela diri (Noga), olah raga,
cendekia insan teknologi, cendekia english debat, kaligrafi, jurnalistik
pertukangan, menjahit, wirausaha, dan lain-lain.
BAB
VIII
SANTRI BARU
A. Pendaftaran
Setiap tahun pelajaran baru,
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW menerima pendaftaran santri untuk mengikuti
pendidikan formal yang dikelola oleh Pontren Cendekia DLM NW.Tahun pelajaran
2017/2018 merupakan tahun ke-4 penerimaan santri baru, dengan 3 lembaga
pendidikan formal. Yakni SMK, MA, dan SMP. Di samping itu, Pontren Cendekia
juga menerima santri baru untuk mengikuti pendidikan Madrasah Diniyah. Santri
jenis ini mengikuti pendiidkan formal di luar pondok tetapi mondok dan
mengikuti pendidikan kepasantrenan (diniyah takmiliyah) yang diselenggarakan
oleh Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Persyaratan untuk menjadi santri baru
yang akan mengikuti pendidikan formal mengikuti persyaratan umum yang
ditentukan oleh pemerintah, yakni berijazah sesuai dengan jenjang pendidikan
yang akan dimasuki., Bila akan masuk SMP maka calon santri harus berijazah
SD/MI dan bila akan masuk SMK/MA maka calon santri baru harus berijazah
SMP/MTs. Di samping memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang ditentukan oleh
pondok, sepeti uang pendaftran, kopy KTP orang tua/wali, kartu keluarga, pas photo, dan lain-lain.
B. Penyerahan
Santri baru yang sudah mendaftar
dan mendaftar ulang harus diserahkan ke pondok untuk masuk asrama. Untuk santri
baru angkatan ke-4 ini (tahun pelajaran 2017/2018) santri baru akan masuk
asrama pada hari Rabu, 12 Juli 2017. Santri baru diserahkan secara formal dalam
satu acara yang dipersiapkan khusus untuk itu. “Acara Penyerahan Mayung
Sebungkul”. Pada acara tersebut salah seorang wali santri baru akan mewakili
untuk menyerahkan seluruh santri kepada pimpinan (mudir) pondok, dengan ucapan
“menyerahkan mayung sebungkul”. Dengan penyerahan ini maka tanggung jawab telah
beralih dari orang tua ke pihak pondok. Orang tua tinggal berdo’a supaya
putra-putrinya menjadi anak yang baik sholeh-sholehah dan bisa istiqomah di
pondok untuk menyelesaikan pendidikannya. Saat penyerahan ini santri baru hanya
membawa piring, sendok, gelas untuk makan. Alat-alat untuk memncuci dan mandi.
Perlengkan untuk sholat seperti sajadah, peci/mukena, tasbih, dan lain-lain
serta pakaian sehari-hari secukupnya. Santri baru tidak diperkenankan untuk
membawa pakain yang berlebihan karena keterbatasan ruang lamari di asrama.
C. Ketentuan
Asrama
Santri baru yang telah
diserahkan langsung masuk asrama. Kehiduapn mereka akan diatur dengan peraturan
yang berlaku di asrama. Di asrama tiap santri disiapkan 2 ruangan lemari. Satu
ruang untuk menyimpan pakain dan satu ruangan untuk menyimpan buku.
Barang-barang lain yang dimiliki ditaruh di luar asrama pada tempat yang telah
disiapkan, seperti sandal, sabun, ember, dan lain-lain. Di asrama, santri harus taat pada aturan asrama yang dibuat
oleh pengurus asrama di bawah tanggung jawab seorang pengasuh. Tiap ruangan
asrama ada pengurus dan seorang pengasuh sebagai pembina/penanggung jawab.
Asrama menjadi media sosialisasi menjadi satu keluarga besar. Tiap persoalan
yang terjadi di asarma supaya diselesaikan oleh pengurus ruangan
asrama/pengasuh pembina. Bila tidak dapat diselesaiakan disampaikan ke
koordinator pengasuh oleh pengurus ruangan asramna/pengasuh pembina.
D. Kunjungan
Wali
Setelah santri baru diserahkan
maka orang tua/wali/keluarga tidak boleh datang untuk menjenguk minimal dalam 40
hari. Santri baru juga tidak boleh pulang dalam 40 hari tersebut. Mereka harus
bertahan di pondok. Ketentuan ini diberlakukan untuk mengikuti tradisi hasanah
yang dilaksanakan oleh kiyai-kiya besar pengelola pondok pesantren. Salah
satunya adalah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Setelah
santri baru 40 hari di asrama maka orang tuan/wali/keluarga dapat menjenguk
untuk yang pertama. Selanjutnya kunjungan ditetapkan 2 kali sebulan, yakni pada
hari Kamis minggu pertama dan minggu ketiga, pukul 14.00 -17.00 Wita. Kunjungan
pada minggu pertama diharapkan orang tuan/wali sambil membayar uang bulan
santri (uang makan dan SPP pondok). Pada kunjungan pertama setelah 40 hari
santri baru di pondok, orang tua/wali supaya membawa/menyumbang satu ekor ayam
sebagai rangkaian dari penyerahan santri baru. Ayam tersebut akan
dipakai/dipotong saat peringtatan ulang tahun (Adzikrol Maulidiyah) Pontren Cendekia. Untuk tahun ini akan
berlangsung Adzikrol Maulidiyah ke-4. Setelah acara Adzikrol Maulidiyah santri
baru dapat pulang kampung dan diberikan libur sekitar 2 hari. Untuk tahun 2017
ini santri baru akan diberikan libur satu minggu sebagai rangkaian dari Idul
Adha 1438 H.
E. Santri Magang
Santri magang adalah salah
satu program di Cendekia untuk membina silaturrahmi dengan pondok-pondok
pesantren lain. Pondok pesantren lain dapat memangangkan santrinya di Cendekia
untuk mengikuti program pembinaan bahasa dan tradisi pesantren. Alokasi waktu
untuk santri magang ini selama 3 bulan. Santri yang magang akan mengikiti
seluruh kegiatan santri Cendekia dengan
kegiatan akademik yang utama adalah belajar bahasa (kursus) bahasa Inggris dan
bahasa Arab. Bila santri magang mengikuti pembelajaran dua bahasa maka yang
bersangkutan harus bermukim di Cendekia selama 6 (enam) bulan. Santri magang dikirim
secara formal sebagai bentuk kerjasama antara Pontren Cendekia dengan pontren
yang memangangkan santrinya. Program ini telah dimulai oleh Pondok Pesantren
Al-Manan Bagik Nyaka pada tahun 2016. Al-Manan telah memagangkan 18 orang
santri selama 3 bulan untuk belajar bahasa Inggris. Santri magang membayar uang
asrama (makan) dan pembinaan.
F. Beasiswa
Pondok Pesantren Cendekia DLM
NW menyediakan beasiswa bagi anak-anak yatim dari kelaurga miskin. Anak yatim
dari kelurga msikin diberikan besiswa full dengan syarat ingin belajar dengan
sungguh-sungguh. Pontren Cendekia juga menyediakan beasiswa untuk santri yang
berasal dari pinggir hutan. Santri yang rumah/kampungnya berada di pinggir
hutan. Santri jenis ini diberikan besiswa full dengan syarat ingin belajar
dengan sungguh-sungguh,siap mejangga kelestarian hutan. Tidak boleh menebang
kayu karena kayu di hutan sumber kehidupan umat manusi. Hutan sebagai penyimpan
dan penyangga air. Bila hutan rusak maka manusia tidak akan mendaptkan air untuk
minum apalagi untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Orang tua santri dari wilayah
ini dapat membantu pondok untuk penyediaan kayu bakar. Tetapi kayu bakar
diperoleh tidak boleh dengan menebang kayu yang masih hidup kecula yang sudah
mati/kering dan dari ranting-ranting kayu. Orang tua santri bersangkutan dapat
mengumpulkan ranting kayu dari hutang untuk disumbangkan di pondok untuk
keperluan dapur guna memasakan santri.
Program ini telah dimulai pada tahun 2016 dengan memberikan besiswa
kepada santri yang berasal dari pinggir hutan di Kecamatan Aikmel, sepeti dari
Dusun Sampet, Dusun Kekuang Desa Toya. Pada tahun 2017 akan dikembangkan ke
Kecamatan Suwela dan kecamatan-kecamatan lain di Lombok Timur yang berbatasan
dengan hutan. Cendekia juga menyediakan besiswa untuk siswa berprestasi. Di
samping itu, Cendekia juga mencarikan santrinya besiswa dari instansi
pemerintah dan instansi lain.
BAB IX
PEMBINAAN SANTRI
A.
Pengasuh
Salah satu eleman penting
dalam pengelolaan pondok pesantren adalah kiya. Kiyai sama dengan /tuan
guru/ustad/guru/pengasuh. Pengasuh seseoarang yang menemani santri selama 24 jam di pondok.
Untuk itu, pengasuh mempunyai berbagai peran/fungsi. Yang bersangkutan harus
mampu berperan ganda. Peran-peran yang harus diemban oleh seorang pengasuh
antara lain sebagai ayah/ibu, guru, kakak, dan sebagai teman sebaya. Seorang
pengasuh harus bisa memainkan peran-peran tersebut dan tau kapan peran-peran
itu harus dimainkan. Sebagai seorang ayah/ibu maka pengasuh akan memberikikan
kasih sayang kepada para santri, seperti seorang ayah/ibu tidak mengenal waktu
dan tempat, dan lain-lain. Sebagai seorang guru maka pengasuh akan mengajarkan
ilmu pengetahuan/akhlaq dan moral kepada para santri. Seorang guru harus menanamkan
nilai-nilai kedisiplinan kepada sang murid supaya bisa berhasil dengan hasil
yang memuaskan, dan seterusnya. Sebagai seorang kakak maka pengasuh akan
membimbing, menuntun, mengarahkan dengan penuh kesabaran, dan seterusnya.
Sebagai seorang teman sebaya makapengasuh akan menjadi teman bermain, teman
curhat, dan seterusnya. Untuk itu, pengasuh harus memiliki berbagai
keterampilan. Tetapi dalam keterbatasan setiap individu maka masing-masing
pengasuh harus saling melengkapi dan membina kerjasama dan menjaga kekompakan
tim untuk mewujudkan visi dan misi pesantren. Para pengasuh Pontren Cendekia
berjumlah28 orang dan 90 % alumni perguruan
tinggi kecuali tukang masak dan penjaga malam. Para alumni perguruan tinggi ini
rata-rata juara di kelas atau diangkatannya. Masuk 10 besarsaat wisuda atau 17
dan 25 besar saat Adzikor Hauliyah Ma’had. Pengasuh inilah yang menemani para
santri selama 24 jam. Untuk memaksimalkan peran-peran kepengasuhan maka Mudir
Menunjuk Koordinator Pengasuh. Koordinator Pengasuh akan mengatur kegiatan
pengasuh dan santri untuk mewujudkan visi dan misi pondok pesantren dalam
pembinaan santri.
B.
Jadwal
Kegiatan
Begitu santri baru telah
diserahkan secara formal oleh orang tua/wali maka sejak saat ini seluruh
tanggung jawab telah berpindah kepada manajemen pondok pesantren. Adapun jadwal
kegiatan santri secara regules sebagai berikut :
W
a k t u
|
K
e g i a t a n
|
07.00 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 13.00
13.00 – 13.30
13.30 – 14.00
14.00 – 15.30
15.30 – 16.00
16.00 – 17.30
17.30 – 18.30
18.30 – 19.00
19.00 – 20.00
20.00 – 20.30
20.30 – 21.00
21.00 – 22.00
22.00 – 23.00
23.00 – 03.30
03.30 – 06.00
06.00 – 06.30
06.30 – 07.00
|
Berdo’a/pidato di
lapangan
Sholat dhuha di kelas
Belajar kurikulum
Kemenag/Kemendikbud
Sholat zohor berjmaah
Makan siang di asrama
Istirahat di asrama
Sholat ashar berjamaah
Belajar bahasa
Arab/Inggris/ Wajib Membaca
Olah raga/persiapan
sholat magrib
Sholat magrib berjamaah
Mengaji
Al-Qur’an/kitab kuning/hiziban/barzanji/pengajin umum
Sholat isya berjamaah
Makan malam di asrama
Belajar bahasa
Arab/Inggris/kitab/setor hapalan (jurusan)
Belajar terbimbing di
asrama
Istirahat/belajar mandiri
di asrama
Sholat malam / menghapal
/
menyerahkan
hapalan/sholat shubuh berjamaah
Olah raga/persiapan ke
sekolah/madrasah
sarapan pagi
|
Jadwal kegiatan ini terus berjalan sepanjang
minggu kecuali pada hari Jum’at. Setiap hari Jum’at tidak ada kegiatan
pembelajaran setelah sholat shubuh. Para santri mencuci pakaian dan melakukan
kegiatan lain dalam kompleks pondok
pesantren. Pada hari Kamis minggu
pertama dan ketiga, para santri tidak ada kegiatan pembelajaran dari jam 14.00
– 17.00 wita karena saat ini merupakan jadwal kunjungan orang tua/wali santri.
Orang tua/wali santri tidak boleh berkunjung di luar hari/minggu tersebut. Bila
ada yang datang di luar jadwal kunjungan maka santri tidak diperkenankan untuk
menemui orang tua/wali. Bila ada yang nekat untuk bertemu dengan anak/orang
tuanya maka sang santri akan diberikan hukuman. Jadwal kegiatan ini harus
ditaati oleh seluruh santri. Bagi yang melanggar akan diberikan hukuman.
Kegiatan-kegiatan ini sebagai upaya untuk membentuk karakter santri yang taat
pada peraturan/norma hukum yang berimplikasi pada penegakan disiplin.
Sistem pembelajaran sebagai wujud dari kurikulum di pondok
pesantren.
C. Pola Pembinaan Disiplin
Di pondok pesantren, santri yang melanggar
disipilin/tata tertib maka hukuman dengan “rotan/slang” adalah hal yang biasa.
Tetapi hukuman dengan menyakiti fisik merupakan pilihan hukuman terakhir. Di
Cendekia, santri yang melanggar disiplin
akan diberikan hukuman peringatan secara lisan, menghapal surah Al-Qur’an atau hadits Nabi,
membersihkan WC, membersihkan halaman, membersihkan piring bekas temannya
makan, mencuci pakaian pengasuh/teman, digundul, diceburkan di kolam, dan dipukul
dengan rotan/slang. Hukuman-hukuman ini
diberikan dalam rangka menegakkan aturan pondok pesantren untuk mencetak santri
yang berkarakter. Aturan tidak akan bisa tegak bila tidak ada hukuman.
Pendidikan pada dasarnya memaksa. Dari keterpaksaan melahirkan kebiasaan. Dari
pembiasaan akan menjadi kebutuhan. Kebiasaan dan kebutuhannya inilah yang akan
menjadi tujuan dalam sistem pendidikan pondok pesantren.
D. Pola Pemberian Hukum
Pemberian hukuman fisik atau
jenis hukman lainnya bagi sekolah-sekolah negeri atau sekolah umum atau agama
yang bernaung di luar pondok pesantren merupakan hal yang sangat
dihindari. Hukum fisik ini bisa berujung
pada pelanggaran hak azasi manusia guru/kepala sekolah bisa jadi dilaporkan
kepada pihak berwajib atau bapak/ibu guru yang memberikan hukuman akan dicari
dan dijotos oleh orang tua/keluarga siswa. Hal ini berimplikasi pada banyak
pelanggaran-pelanggaran disiplinyang dilakukan oleh para siswa. Tetapi hal ini
tidak berlaku di pondok pesantren.
Pemberian hukuman bagi santri
yang melanggar disiplin merupakan satu keharusan di pondok pesantren. Apa
hukuman yang diberikan oleh pondok pesantren atau kyai/tuan guru/pengasuh maka
orang tua tidak boleh ikut campur. Ketidakbolehan orang tua ikut campur dalam
hal pemberian hukuman kepada anaknya sebagai implikasi dari pola penerimaan
santri yang telah dikemukan di atas.
Pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan yang berbasiskan moral, akhlak, dan etika, dalam memberikan
hukuman kepada para santri dengan melewati beberapa tahapan. Di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW bahwa hukuman
itu diberikan kepada para santri secara bertahap sesuai dengan tingkat
pelanggaran disiplin yang dilakukan. Jenis hukuman itu dimulai dari yang paling
ringan, yakni teguran secara lisan sampai dengan pemecatan dan menyerahkan
santri kembali kepada keluarga. Untuk
proses pemecatan santri maka terlebih dahulu wali santri dipanggil untuk
menerima informasi tetang pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh sang santri.
Untuk tahap pertama santri diminta untuk membuat perjanjian untuk tidak
mengulangi. Bila diulangi maka orang tua/wali dipanggil dan dihadapan orang tua/walinya diminta untuk
berikrar atau membuat surat perjanjian
untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran yang telah dilakukan diketahui
oleh orang tua. Bila terjadi pelanggaran yang sama maka selanjutnya orang tua
dipanggil untuk mejemput putra/putrinya karena telah dikeluarkan dari pondok
pesantren.
Pemberian beberapa jenis
hukuman dilakukan oleh pengasuh dan pimpinan pondok pesantren atau mudir. Untuk
hukuman tingkat ringan sampai dengan sedang diberikan oleh pengsuh dan
koordinator pengasuh. Sedangkan hukuman tingkat berat hanya boleh dilakukan
oleh pimpinan pondok pesantren atas rekomendasi koordinator pengasuh. Dalam
pemberian hukman tingkat berat harus disertai oleh saksi dan santri diberikan kesempatan untuk membela
diri.
BAB X
FASILITAS dan PRESTASI
A. Lahan
dan Bangunan
Sampai dengan tahun 2017,
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW dibangun di atas tanah seluas 10.000 M2 (satu hektar)
dengan 2 lokasi, yakni di depan SDN 3 Aikmlel Utara seluas 3.600 M2 (36
are) dan di belakang SDN 3 Aikmel Utara
seluas 6.400 M2 (64 are).Di samping itu, Cendekia juga mempunyai lahar seluas 35.000
are (3,5 hektar) sekitar 800 meter arah barat dari lokasi pondok.
Pada lahan di depan SDN 3
Aikmel telah dibangun sebuah kantor permanen, 4 ruang kelas semi permenen, 2
unit asrama semi parmanen, 3 unit kamar mandi, satu buah bak untuk air minum,
satu buah dapur umum permenen, ruanh praktik jurusan tata buasa, ruang
koperasi, dan sembilan gazebo untuk
pengasuh.
Bangun-bangunan di lokasi ini
sengaja dibuat seme permanen dengan menggunakan pagar bambu dan papan. Ini
dimaksudkan untuk melestarsikan tampilan pondok-pondok pesantren zanan dulu. Di samping
itu untuk memanfaatkan potensi alam dan kultur tanah yang tidak rata. Pemanfaatan
potensi alam yang banyak air dan kultur tanah yang cocok dibuat kolam. Untuk
itu seluru bangun semi parmen di lokasi ini dibangun di atas kolam. Kolam-kolam
ini sekaligus sebagai tempat praktik siswa SMK jurusan budi daya ikan air
tawar. Di samping itu, untuk memberikan manfaat bagi para pengerajin pagar
bambu yang ada di Wanasaba.
Gazebo/Lumbung yang dalam
bahasa Sasak yang diberdiri di kompkeks Pondok Pesantren Cendekia DLM NW sengaja didesain dengan bangunan tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk melestastian nilai-nilai budaya suku Sasak sekaligus untuk mewujudkan visi pondok ini
sebagai lokasi berwisata, yakni wisata budaya. Bila ada orang yang ingin
melihat bangunan asli suku Sasak maka datanglah ke Cendekia. Lumbung-lumbung
ini bukan dibuat sekarang tetapi dicari di tengah-tengah masyarakat yang telah
dibuat puluhah tahun yang silam. Bahkan salah satu lumbung tersebut dibuat pada
tahun 1943. Di rencabakan ke depan di kompleks pondok ini akan didirikan 25
lumbung. Tiap lumbung akan diberian nama dengan Nama Nabi, yakni dari Nabi Adam
sampai dengan Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian lumbung ini juga sebagai media
pembelajaran bagi para santri untuk menghapall nama-nama Rasul Allah. Lumbungan
akan menjadi tempat wali santri yang ingin menginap melihat putra-putri pada saat
kunjungan, yakni Kamis minggu pertama dan mingu ketiga. Wali dapat menginap
pada malm jumat dan pagi atau sore jumat pulang. Wali santri juga dapat mencuci
dan jumatan di pondok. Diharapkan wali santri yang menggunakan (nginap) di
lumbung (gazebo) dapat memberikan infak (sumbangan) ke pondok dengan
perhitungan harga semen 1- 2 sak.Wali santri dapat membawa makanan untuk
putra-putrinya dan makan bersama pada malam hari bersama anak-anaknya di
gazebo. Untuk makan pagi dan siang wali santri dapat ikut makan di dapur
bersama putra putrinya ala santri. Ke depan Cendekia juga akan membangun
kantin/warung untuk santri/wali santri atau pengunjung lainnya. Untuk saat ini
lumbung (gazaebo) ini ditempati oleh para pengasuh yang tianggal di pondok
selama 24 jam.
Pada lahan yang 64 are sudah
berdiri sebuah masjid dengan konstruksi lantai 2 dengan ukuran 32 x 23 M2. Sejak
bulan Juli 2016 lantai pertama telah digunakan untuk kegiatan santri dan
kegiatan pondok lainnya. Masjid ini di samping sebagai temat beribadah, juga
sebagai tempat pengajian, dan ruang kelas sekolah formal untuk kelas banin.
Bahkan untuk tahun 2017, masjid ini akan disket 2 gang sebagai asrama sementara
santri banin. Di lantai dasar masjid dibangun kamar mandi/temap wudu dengan
ukuran 27 x 4 m2. D lokasi ini sedang di bangun asrama santri dengan kontruksi
lantai 4, dengan ukuran 45 x 13 M2. Saat
ini sedang proses pengecoran lantai dasar. Di lokasi ini juga telah terbangun 2
buah gazebo. Di komplek masjid terdapat perpustakaan , stasiun radio siaran RDL
92.0 FM, kantor Ruamh Rehab Cendeka, dan ruangan mudir.
B.
Prestasi
Santri Cendekia angkatan perdanatahun
2014 telah tamat pada tahun 2017 sebanyak 36 orang. Para santri angkatan pedana ini telah tercatat
sebagai pejuang di Cendekia. Mereka telah menorehkan banyak prestasi untuk Cendekia
yang diikuti oleh santri angkatan ke-2, ke-3, dan sterusnya. Santri angkatan
perdana ini telah diikutkan dalam berbagai jenis lomba. Walau dalam keterbatasan
namun mereka tetap bersemangat dan tidak sedikit medapatkan juara. Semangat
berlomba untuk para santri ini terus dikembangkan di Cendekia. Alhamdulillah banyak prestasi yang diraih
oleh para santri terutama untuk tingkat Kabupaten Lombok Timur. Salah satu yang
paling menonjol adalah SMK Cendekia menjadi juara satu pada lomba Debat Bahasa
Inggris tingkat SMK yang diadakan oleh
Dikpora Lombok Timur pada tahun 2016. Tahun 2017 pun SMK Cendekia telah bersiap
untuk mengulangi kemenangan tersebut tetapi sayang UPT Dikmen Lombok Timur
tidak mengadakan, dan banyak perlombaan-perlombaan yang lain yang dijuarai oleh
santri Cendekia.
C.
Cendekia Saince Compation
(CSC)
Cendekia Saince Compation (CSC) adalah
kompetisi sain cendekia merupakan wadah perlombaan yang diselenggarakan di
Cendekia untuk mengembangkan prestasi siswa/santri yang berada di luar
Cendekia. Ini adalah wadah perlombaan dalam bidang IPA dan matematika yang di
selenggrakan oleh Pondok Pesantren Cendekia dan santri Cendekia tidak boleh
mengikutinya. Lomba ini diikuti oleh siswa SD/MI dan SMP/MTs. Lomba ini
diselenggarakan pada bulan Nopember. Lomba ini dimulai pada tahun 2016 dan akan
terus dilaksanakan menjadi agenda tahunan di Cendekia. Siswa yang mendapat 10
besar dalam lomba ini bila melajutkan di Cendekia diberikan keringan dalam
daftar ulang 50 %. Mislanya pada tahun 2017 ini daftar ulang di Cendekia Rp 2.000.000,- maka peraih sepuluh besar dalam CSC hanya mendaftar ulang
Rp 1.000.000,-. Pada saat CSC dilaksanakan para peserta diajak untuk menjadi
santri selama satu hari karena CSC ini dilaksanakaan selama satu hari. Hari itu
juga diumumkan para juara. CSC dilaksankan dalam 2 tahap, yakni tahap pertama
diikuti oleh seluruh peserta dan tahap kedua diikuti oleh peraih 10 besar untuk
memperebutkan juara 1,2, dan 3 dalam
bidang IPA dan Matematika. Peserta diajak untuk sholat berjamaah zohor dan
ashar. Peserta dberikan makan siang seperti makannya para santri. Antri dengan
membawa piring yang disediakn oleh panitia. Tentu peserta yang mengikuti CSC ini
mengeluarkan uang pendaftaran yang salah satu arahnya adalah untuk makan siang
peserta dan guru pendamping. CSC diselenggarakan dengan motto : Belomba dan
Berwisata; Uji Nyali dan Nyantri; Bina Silaturrahmi dan Raih Prestasi.
BAB
XI
PERINGATAN
HARI BESAR
DAN
ADZIKROL MAULIDIYAH
A.
Peringatan Hari Besar Islam
Sebagai Pondok Pesantren
Nahdlatul Wathan, di Pondok Pesantren Cendekia diperingati hari-hari besar
Keislaman (PHBI). Semua hari-hari besar Islam diperingati. Peringatan-peringatan
hari besar Islam ini telah dibakukan tanggal pelaksanaan dan pelestarian
tradisi dalam pelaksanaannya. Tradisi-tradisi (budaya) yang dilaksanakan oleh
orang-orang tua/masyarakat Sasak dalam peringatan hari-hari besar Islam tersebut.
Misalnya pada peringatan Maulid Nabi ada “penamat”, ada nasi sunan/rasul, dan
lain-lain. Dalam peringatan Isra’ Mikraj ada makanan lontong (topat), dan
lain-lain. Tradisi-tradisi ini di Cendekia dilestarikan. Inilah di antara
implemtasi dari visi, “berwisata: wisata budaya”. Adapun tanggal dan waktu
peringatan hari-hari besar Islam ini untuk di Cendekia telah dibakukan, yakni
untuk Maulid Nabi dirayakan pada hari Ahad, minggu terakhir bulan Rabiul Awal.
Peringatan ini dilaksanakan pada pagi hari. Mengapa hari Ahad? Karena Cendekia
bertentangga dengan SDN. Dipilihnya hari Ahad supaya tidak menggangu kegiatan
belajar mengajar di SD. Saat peringatan
Maulid Nabi ini, wali santri diminta untuk hadir sambil membawa “penamat”. Penamat
ini akan diberikan kepada para tamu undangan. Sedangkan untuk makan siang dan “nasi
sunan” disiapkan oleh pondok. Penamat ini berupa bungkusan yang berisi
jajan-jajan yang biasa dibuat di kampung asal wali santri kala Maulid tiba.
Untuk peringatan Israk Mikraj di laksanakan pada malam tanggal 27 Rajab. Israk
Mikraj diperingati pada malam hari. Wali santri tidak diundang. Acara ini hanya
dihadiri oleh santri/pengasuh/guru/dan tamu undangan.Pada acara Israk Mikraj
disiapkan makanan, “lontong/topat”. Sementara itu, peringatan Nuzulul Qur’an
dilakasankan pada sore hari, yakni tanggal 25 Ramadhan dimulai dengan sholat
ashar berjmaah. Wali santri diundang dan menjadi malam lailatul ijtimakuntuk
wali santri, pengsuh, guru, dan santri. Wali santri membawa makanan dari rumah
untuk buka puasa bersama dengan anak-anaknya. Wali santri langsung dapat membawa
anak-anaknya pulang dalam rangka libur idul fitri yang dimulai dari tanggal 26
Ramadhan. Tanggal 25 pagi merupakan hari penarikan peserta Praktik Pengabdian
Santri (PPS) dari lokasi PPS. Cendekia juga merayakan peringatan tahun baru
hijriyah dengan membaca doa akhir dan awal tahun serta pengajian.
B.
Peringatan Hari Besar
Nasional
Pontren Cendekia juga melibatkan
diri dalam peringatan hari-hari besar Nasional dengan mengikuti berbagai
kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, baik di tingkat desa, kecamatan dan
kabupaten. Bahkan Cendekia juga melaksanakan apel bendera dalam
peringatan-peringatan hari besar Nasional di komplek pondok.
C.
Adzikrol Maulidiyah
Adzikrol Maulidiyah adalah
peringtan hari ulang tahun
lahir/berdirinya Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Seperti dijelaskan di
atas bahwa Pondok Peantren Cendekia DLM NW didirikan pada pada hari Rabu, 17
Sya’ban 1434 H./26 Juni 2013 M. Untuk mengenang hari lahirnya pondok ini maka
tiap tahun diperingati dengan istilah Adzikrol Maulidiyah (mengingat lari
lahir). Peringatan hari lahir ini dalam rangka mengikuti sunnah hasanah dari
Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang setiap tahun
melaksanakan HULTAH NWDI. NWDI adalah madrasah pertama yang didirikan oleh
Maulana Syaikh yang telah melahirkan pondok pesantren/madrasah Nahdlatul Wathan
yang salah satunya Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aikmel. Adzikrol Maulidiyah
Cendekia dilaksanakan pada pada hari Ahad terakhir bulan Agustus. Dipilihnya
bulan Agustus supaya santri baru berama orang tuanya dapat langsung mengikuti
peringatan tersebut dan menjadi kunjungan pertama wali santri setelah
anak-anaknya berada 40 hari di pondok setelah penyerahan. Jadi peringatan ini
sengaja diundur 2 bulan karena tahun ajaran baru di negara kita telah dibakukan
pada bulan Juli. Pada saat peringatan Adzikrol Maulidiyah ini diharpakan wali
santri dapat hadir bersama keluarga untuk menyemarakkan peringatan tersebut.
Adzikrol Maulidiyah ini diharaplan sebagai wadah silaturrahmi antara wali
santri/alumni/mutharrijin dengan pihak pondok pesantren serta
pemerintah/pihak-pihak terkait. Di samping itu, santri Cendekia juga aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka HULTAH NWDI.
BAB XII
PPS, WISUDA, DAN ALUMNI
A.
PPS
Praktik Pengabdian Santri
(PPS) salah satu desain kurikulum Pondok Pesantren Cendekia DLM NW untuk
melatih santri melaksanakan pengabdian di tengah-tengah masyarakat. Dalam PPS
ini santri banin (laki-laki) di kirim ke masjid-masjid untuk melaksanakan tugas-tugas
yang diemban oleh marbot masjid. Program PPS ini dibawah bimbingan
pengasuh/ustad/guru. Bila di perguruan tinggi seperti KKN atau PPL. PPS ini
diprogramkan pada saat santri berada pada kelas 2 tiap jenjang lembaga
pendidikan formal yang ada di Cendekia. Program ini dilaksanakan selama 20 hari
dalam bulan Ramadhan yang dimulai pada malam tanggal 05 Ramadhan sampai dengan
malam tanggal 25 Ramadhan. Tiap masjid dilepas antara 3 – 4 orang santri
dibawah bimbingan seorang pengasuh/guru.Pada pagi hari tanggal 25 Ramadhan
santri peserta PPS telah kembali ke pondok dan pada sore hari mengikuti
peringtan nuzul qur’an/lalaitul ijtimak di pondok.
Adapun program utama peserta
PPS adalah menyemarkan bulan suci Ramadahan melalui kegiatan di masjid dan di tengah-tengah
masyarakat, dengan rincian program PPS sebagai berikut :
1. Membersihkan masjid
Peserta PPS melaksanakan
tugas-tugas marbot masjid. Untuk itu peserta PPS harus memastikan masjid dan
lingkungannya dalam keadaan bersih. Untuk mendukung kegiatan ini peserta PPS
akan dibekali dengan alat pemberih (sapu). Peserta PPS dapat juga menata
lingkungan masjid dengan membuat taman bersama masyarakat sekitar. Untuk
mewujudkan taman tersebut peserta PPS harus bermusyawarah dengan tokoh-tokoh
masyarat/kepala dusun bersama pembimbing/pengasuh.
2. Melaksanakan Sholat 5 Waktu
Berjamaah
Peserta PPS harus mengajak
masyarakat untuk melaksanakan sholat berjamaah setiap kali waktu sholat wajib
tiba pada awal waktu. Untuk memastikan waktu sholat tersebut, bila dana
mencukupi peserta PPS akan diberikan sebuah
radio. Dari Radioa tersebut (RDL) akan dimonitor waktu sholat/waktu berbuka dan
waktu imsya’. Setelah PPS selesai radio tersebut ditiggal menjadi milik masjid.
Dalm sholat jamaah ini peserta PPS harus mengumandangkan azan, membaca
kalimah-kalimah taobah antara azan dan sholat, siap menjadi imam bila imam
tidak datang, dan melaksanakan wirid setelah sholat.
3. Melaksanakan Diniyah
Setelah sholat ashar sampai
tiba waktu berbuka, peserta PPS harus dapat melaksanakan pembelajarn Al-Qur’an
dan mengajar berwuduk dan bacaan/praktik sholat kepada anak-anak TK/SD yang ada
dilokasi PPS. Peserta PPS harus mengajak mereka/datang ke rumahnya. Berapa pun
jumlahnya yang mau diajak maka itulah yang harus diajarkan diniyah.
4.
Mengadakan Kursus Bahasa
Inggris/Arab
Peserta PPS diharapkan dapat
melaksanakan kursus/pembelajaran bahasa Arab/Inggris kepada anak-anak SD yang
ada di lokasi PPS. Pembelajaran ini diharapkan dilaksanakan setelah sholat
ashar.
5.
Melaksanakan Tanddarusan
Al-Qur’an
Peserta PPS harus dapat
melaksanakan tadarrusan Al-Qur’an di masjid setelah sholat tarawih bersama
masyarakat. Tadarrusan ini diharapkan dapat dilaksanakan sampai dengan tiba
waktu shahur.
6.
Melaksanakan
Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
lainnyaKegiatan-kegiatan
kemasyarakatan lainnya seperti ada zikiran, takziah, gotong royong, dan
lain-lain.
B.
UJIAN
Santri Pontren Cendekia DLM
NW mengikuti pendidikan formal mengikuti ujian semester dan ujian
sekolah/nasional sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dan Kementerian Agama. Seluruh santri Cendekia wajib mengikuti ujian semester
pondok/ujian madrasah diniyah takmiliyah wustho. Setelah selesai ujian semester
pondok/madrasah diniyah diberikan raport pondok/diniyah. Untuk itu, santri
Cendekia mendapatkan 2 raport, yakni raport sekolah formal dan raport
pondok/madrasah diniyah. Di akhir tingkatan satu sekolah formal maka santri
Cendekia akan mengikuti ujin nasional untuk sekolah formal dan ujian akhir
pondok/madrasah diniyah. Santri yang lulus ujian akhir pondok/madrasah diniyah
akan diberikan ijazah pondok dan ijazah madrasah diniyah. Untuk itu bagi santri
cendekia yang lulus nasional sekolah formal dan ujian akhir pondok/diniyah akan
mendapat ijazah 3 buah, yakni ijazah sekolah/madrasah formal, ijazah madrasah
diniyah, dan ijazah pondok.
C. WISUDA
Santri yang telah dapat
meyelesaikan satu jenjang pendidikan formal di Cendekia akan mengikuti
tasyakkuran penamatan (wisuda). Pelaksanaan tasyakkuran ini didesain seperti wisuda
di kampus perguruan tinggi. Saat ini santri yang tamat langsung diberikan
ijazah pondok dan ijazah madrasah diniyah. Alhamdulillah
wisuda/penamatan angkatan perdana telah dilaksanakan pada hari Ahad, 17 Sya’ban
1438 H./14 Mei 2017 M. dengan menamatkan 25 orang untuk santri SMK dan 11 orang
untuk santri SMP. Untuk itu, alumni/mutakharrijin angkatan perdana Pontren
Cendekia DLM NW sebanyak 36 orang.
D. ALUMNI
Untuk mewadahi alumni Pontren
Cendekia DLM NW maka telah dibentuk organisasi alumni dengan nama Keluarga
Mutakharrijin Cendekia Islamic Boarding School yang disingkat menjadi
KAMI-CIBS. Organisasi alumni ini akan mengkoordinir kegiatan-kegiatan alumni
untuk ikut serta mengembangkan pondok. Minimal saat Adzikrol Maulidiyah para
alumni/mutakharrijin dapat hadir. Pada saat wisuda perdana Pengurus
KAMI-CIBS angkatan perdana dilantik dengan masa kepengurusan 2 (dua) tahun.
Para alumni ini diberikan jaket alumni dan kartu anggota alumni.
TATA TERTIB DAN PERATURAN SANTRIPONDOK PESANTREN CENDEKIA DLM NW AIKLOMAK-AIKMELBAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
- Yang
dimaksud dengan Agama adalah Agama Islam
- Yang
dimaksud dengan Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia
- Yang
dimaksud Pesantren adalah Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aiklomak-Aikmel
- Yang
dimaksud Pengurus adalah Pengurus Pondok Pesantren Cendekia DLM NW yang
telah ditunjuk serta disahkan oleh Pengasuh.
- Yang
dimaksud Santri adalah setiap orang yang berdomisili dan terdaftar di
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
Pasal 2
Aturan Umum
Peraturan berlaku bagi setiap santri, baik yang masih
dalam jenjang pendidikan/siswa, atau sudah menjadi muallim dan Pengurus.Juga
berlaku bagi para khudama’/kabule’en.
Pasal 3
Perkecualian
Perkecualian dari tata tertib ini hanya bisa dilakukan
dan diberikan oleh Pengasuh, dengan mengindahkan masukan dari Dewan Pengasuh,
Pengurus dan atas usulan dari santri, wali santri dan alumni.
BAB II Kewajiban dan Hak
Pasal 4
Umum
- Setiap
santri wajib melaksanakan perintah Agama
- Setiap
santri wajib melaksanakan ketentuan dari Pemerintah
- Setiap
bagian di kePengurusan Pesantren mempunyai tata tertib tersendiri dalam
lingkup bagiannya
- Setiap
santri wajib mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing
bagian Pengurus Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
Pasal 5
Administrasi
- Santri
wajib mendaftarkan diri di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
- Membayar
semua administrasi yang telah ditentukan
- Memiliki
kartu tanda santri
- Santri
yang pindah atau berhenti setelah mendapatkan restu Pengasuh, harus
menyelesaikan administrasi serta menyerahkan kartu tanda santri.
- Santri
yang pulang/pergi dari Pesantren lebih dari 1 (satu) bulan tanpa izin dari
Pengasuh atau memberitahukan kepada Pengurus, maka di anggap berhenti
dengan sendirinya. Dan apabila akan masuk kembali lagi harus mendaftar
dari depan.
Pasal 6
Pendidikan
- Setiap
santri wajib mengikuti kegiatan belajar yang diadakan Pesantren.
- Setiap
santri wajib mengikuti jam wajib belajar.
- Mengikuti
pengajian al-Quran dan kitab.
Pasal 7
Keamanan
- Setiap
santri wajib menetap di dalam Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
- Setiap
santri wajib menjaga ketertiban dan keamanan Pondok Pesantren Cendekia DLM
NW
- Setiap
santri wajib meminta izin ke Kantor Pengurus bila keluar lingkungan
Pesantren.
- Setiap
santri wajib lapor ke kantorPengurus bila kembali ke Pesantren.
- Setiap
santri wajib lapor kepada staf keamanan apabila kehilangan atau menemukan
barang.
- Setiap
santri wajib membantu petugas keamanan yang pelaksanaannya diatur oleh
staf keamanan.
Pasal 8
Akhlaq
- Taat
kepada Pengasuh dan kebijakan Pengurus.
- Menjaga
etika, prestasi, prestise serta menjungjung tinggi nama baik Pondok
Pesantren.
- Mengikuti
sholat berjama’ah dengan menggunakan baju lengan panjang dan tidak
bergambar/logo, kecuali dalam keadaan darurat.
- Memenuhi
panggilan Pengurus.
- Menghormati
sesama, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
- Berpakaian
sopan baik dalam tinjauan agama maupun dalam timbangan adat kebiasaan
(sar’an wa’ adatan.)
- Menghormati
tamu.
- Menghadiri
pengajian umum atau pengarahan yang diadakan Pengurus.
Pasal 9
Kebersihan, Kesehatan dan Pemakaian
Fasilitas
- Menjaga
kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan Pondok Pesantren.
- Memelihara
gedung/bangunan dan peralatan yang ada di dalam Pondok Pesantren.
- Mengikuti
kerja bakti dan bakti sosial.
- Membuang
sampah pada tempatnya.
- Menggunakan
aliran listrik sesuai dengan watt dan peruntukan yang telah ditentukan.
- Memasak
pada tempat yang telah disediakan.
- Menggunakan
fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dengan selayaknya dan menjaga
kebersihan dan kelestariannya.
Pasal 10
Organisasi
- Mengikuti
organisasi intern dan ekstern yang direkomendasi oleh Pondok Pesantren.
- Meminta
izin kepada Pengurus pada setiap kegiatan yang diadakan di dalam Pondok
Pesantren.
- Menghadiri
penceramah yang telah disetujui Pondok Pesantren.
- Penarikan
iuran atau sumbangan apapun oleh selain PengurusPesantren dan lembaga
formal harus sepengetahuan dan seizing Pengasuh, setelah memberitahukan
kepada Pengurus.
- Kegiatan
yang dilaksanakan bersifat positif.
Pasal 11
Hak
- Memperolah
pendidikan baik sekolah maupun Pesantren
- Menggunakan
fasilitas Pesantren
- Memperoleh
pelayanan yang baik
BAB III
LARANGAN
Pasal 12
Umum
- Setiap
santri dilarang melakukan segala sesuatu yang dilarang Agama
- Setiap
santri di larang melakukan sega sesuatu yang dilarang Pemerintah
- Setiap
santri di larang melakukan sega sesuatu yang dilarang Pengurus Pondok
Pasal 13
Administrasi
- Masuk
Pesantren tanpa izin Pengasuh dan mendaftar ke kantor
- Merubah
foto atau identitas kartu santri.
- Pindah
pondok tanpa izin pindah.
Pasal 14
Keamanan
- Menetap
di luar lingkungan Pondok Pesantren.
- Menyaksikan
pertunjukan di luar Pesantren.
- Melanggar
larangan syar’i seperti zina, mencuri, taruhan, mengghosob dan lain-lain.
- Mengkonsumsi,
memiliki menyimpan atau mengedarkan MIRAS dan NARKOBA.
- Memiliki,
menyimpan, melihat dan membaca atau mengedarkan gambar PORNO menurut
pandangan Pesantren.
- Memiliki,
menyimpan, dan memperjualbelikan SAJAM (senjata tajam).
- Bertengkar
atau berkelahi.
- Bermain
atau menyimpan remi, domino, catur, play station, layang-layang dan
sejenisnya.
- Menyembunyikan
atau menyimpan alat-alat music, radio, tape recorder, TV, hand phone, dan
barang-barang elektronok lainnya.
- Menyewa,
meminjam atau membawa sepeda motor., kecuali dengan izin tertulis dari
Pengasuh.
- Menyalah
gunakan surat izin.
- Menemui
atau menerima lawan jenis yang bukan mahramnya.
- Menerima
tamu putra atau putri di dalam kamar.
- Mengikuti,
mengadakan demontrasi, unjuk rasa dan sejenisnya.
- Mengakses
internet di WARNET tanpa seijin Pesantren.
- Bermain
play station di rental
- Surat-menyurat
dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
- Bepergian
atau pulang pada malam hari.
Pasal 15
Akhlaq
- Santri
yang belum dewasa dilarang merokok.
- Bergurau
atau duduk di tepi jalan.
- Menghina
atau melawan Pengurus.
- Membully/menindas
santri lain
- Berambut
gondrong, berkuku panjang, berkalung, bergelang, bertindik, atau bertato.
- Menyemir
rambut.
- Bersorak-sorak,
menggangu atau menghina tamu.
- Mengumpat
atau berkata jorok.
- Memakai
pakaian yang mempertontonkan aurat.
Pasal 16
Kebersihan, Kesehatan, dan Pemakaian
Fasilitas
- Membuang
air dan melempar botol dari lantai atasdan membuang sampah di sembarang
tempat.
- Memelihara
binatang.
- Buang
air kecil atau besardi lain tempat yang telah disediakan.
- Corat
coret pada dinding, meja dan kursi.
- Olah
raga atau kegiatan lain di luar Pondok Pesantren tanpa izin Pengasuh dan
atau Dewan Pengasuh
- Menempatkan
alas kaki tidak pada tempatnya.
- Memindah
atau merusak inventaris pondok.
Pasal 17
Organisasi
- Menjadi
anggota organisasi yang tidak ada kaitan langsung dengan Pondok Pesantren,
kecuali mendapat izin Pengasuh.
- Menarik
iuran di luar ketentuan Pengurus.
- Menyalah
gunakan izin organisasi.
BAB IV
JENIS HUKUMAN
Pasal 17
Ringan
- Diperingatkan.
- Membaca
Al’quran
- Kerja
bakti
- Disita
barang buktinya.
- Ganti
rugi.
- Dihukum
sesuai kebijaksanaan.
Pasal 19
Sedang
- Denda
berupa uang
- Guyur
atau direndam
- Gundul
- Diskor
atau dipulangkan
Pasal 20
Berat
1. Dikurung atau di diamkan dalam suatu tempat
2. Dikembalikan kepada orang tua atau wali santri
setelah dilakukan komunikasi dengan orang tua/wali santri.
Pasal 21
Keputusan Hukuman
- Jenis
hukuman untuk pelanggaran berat diputuskan oleh Pengasuh dengan
mempertimbangkan masukan dari Dewan Pengasuh danPengurus.
- Jenis
hukuman untuk pelanggaran berat diputuskan oleh Pengurus
- Hukuman
yang tidak diindahkan akan ditindak lanjuti dengan hukuman yang lebih
berat.
Pasal 22
Pelaksanaan Hukuman
Dihukum sesuai jenis hukuman ringan yaitu setiap
santri yang:
- Tidak
membuang sampah pada tempatnya.
- Membuat
gaduh terutama waktu shalat berjama’ah, pengajian, jam wajib belajar
sekolah
- Membuang
air dan botol dari atas lantai, atau membuang sampah di sembarang tempat.
- Coret-coret
pada dinding, meja dan bangku.
- Tidak
mengikuti pembelajaran pondok.
Pasal 23
Dihukum dengan hukuman gundul serta disita barang
buktinya yaitu setiap santri yang:
- Bermain
atau menyimpan remi, domino, play station, layang-layang dan sejenisnya.
- Menyembunyikan
atau menyimpan; alat-alat musik, radio, tape recorder, TV, hand phone, dan
barang-barang elektronik lainnya.
- Surat-menyurat
dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
- Olah
raga atau berkegiatan di luar pondik Pesantren.
- Tidak
sholat berjama’ah pada waktu yang diwajibkan berjama’ah
Pasal 24
Dihukum
dengan hukuman gundul disita barang buktinya. Yaitu setiap santri:
- Tidak
menetap di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
- Rekreasi
atau menyaksikan pertunjukan.
- Memiliki,
menyimpan, melihat dan membaca atau mengedarkan buku/gambar PORNO menurut
pandangan Pesantren.
- Memiliki,
menyimpan, dan memperjual belikan senjata tajam.
- Mengganggu
atau berkenalan dengan lawan jenis (pacaran).
- Tidak
mengikuti jam wajib belajar.
- Tidak
meminta izin kekantor keamanan bila keluar Pondok Pesantren.
Pasal 25
Dihukum dengan hukuman dikembalikan kepada orang tua
atau wali, yaitu orang yang:
- Tidak
taat kepada Pengasuh dan kebijaksanaan Pengurus.
- Tidak
mengikuti sekolah tanpa keterangan sekurang-kurangnya seminggu dan
kegiatan wajib yang diadakan madrasah.
- Tidak
menjaga ketertiban Pondok Pesantren.
- Melanggar
larangan syar’i seperti berzina, mencuri dan lain-lain.
- Mengkonsumsi,
memilik, menyimpan atau mengedarkan MIRAS dan NARKOBA.
- Bertengkar
atau berkelahi.
- Menghina
atau melawan PengurusPesantren.
BAB V
TUJUAN TATA TERTIB
Pasal 26
Tujuan pembentukan petunjuk keputusan hukuman tata
tertib Pondok Pesantren Cendekia DLM NW adalah:
- Meningkatkan
kedisiplinan, wawasan dan pandangan Pengurus dan santri
- Menjamin
tercapainya kebenaran formal dan terlindunginya kepentingan semua pihak.
- Pedoman
bagi Pengurus dalam menentukan dan mengambil suatu keputusan yang jujur
dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
Aiklomak, 8 Juni 2014
Koordinator Asrama
ttd
Saefudin Zuhri, QH., S.Pd.
|
Wakil Koordinator Asrama
ttd
Fauzan, S.Pd.I
|
Mudir
Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
ttd
Dr. H. M. Mugni sn, M.Pd., M.Kom.
|
PENGASUH PONTREN CENDEKIA
DLM NW
No.
|
Nama
|
Alamat
|
Nomor HP
|
|
1.
|
Dr.H.M.Mugni Sn.,M.Pd.,M.Kom.
|
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
|
081997947220
|
|
2.
|
Hj. Herni Widiyanti, M.Gizi
|
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
|
081918262928
|
|
3.
|
Siti Olega Adawiyah Murni
|
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
|
087838847945
|
|
4.
|
Siti Nurlaeli Lutviani Murni
|
Gapuk, Kec. Suralaga Kab. Lotim
|
082339283116
|
|
5.
|
H. Saefuddin Zuhri, S.Ag.
|
Sukamulia, Kec. Sukamulia
|
08175787620
|
|
6.
|
TGH. Lukmanul Hakim, MA
|
Kembang Kerang Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
0817368978
|
|
7.
|
Drs. Hambali, M.Pd.I.
|
Mamben Kec. Wanasaba Kab. Lotim
|
08175730206
|
|
8.
|
Ridwan Muntaha, QH.S.Pd.I.
|
Mataram
|
0818360963
|
|
9.
|
Saefuddin Zohri,QH.,S.Pd.
|
Anjani Kec. Suralag Kab. Lotim
|
087786168822
|
|
10.
|
Sahnam, S.H.
|
Sakra Kec. Sakra Kab. Lotim
|
081917988408
|
|
11.
|
Irwan Rosidi, S.Kom.
|
Aikmel Utara Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
082340177197
|
|
12.
|
Harmoni, QH., S.Pd.
|
Peron, Kec. Suralaga Kab. Lotim
|
082339047642
|
|
13.
|
Fatoni Haerul Mizan, QH., S.Pd.I.
|
Sukarma, Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
082339953523
|
|
14.
|
Fauzan, S.Pd.I.
|
Kalijaga Tengah Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
082340209596
|
|
15.
|
Rodiman, S.Pd.
|
Bumbung Kec. Sembalun Kab. Lotim
|
085338061927
|
|
16
|
Yusri, S.Pd.
|
Kalijaga Tengah Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
085211877491
|
|
17
|
M. Rofi’i, QH.
|
Mujur Kec. Praya Timur Kab. Loteng
|
085337060665
|
|
18
|
Bukhari, QH., S.Pd.I.
|
Aikmel Utara Kac. Aikmel Kab. Lotim
|
082236427487
|
|
19
|
Hurniati, S.Pd.
|
Kalijaga Tengah Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
||
20
|
Siti Aisyah, QH.
|
Lenek Lauk Kac. Aikmel Kab. Lotim
|
082311714729
|
|
21
|
Rodiallah, Qh.,
|
Anjani, Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
082340246424
|
|
22
|
Taharatun, SS.
|
Kalijaga Selatan, Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
087763033547
|
|
23
|
||||
24
|
||||
25
|
||||
DEWAN GURU SMK CENDEKIA NW
AIKLOMAK
NO
|
NAMA
|
BIDANG TUGAS
|
ALAMAT
|
1
|
Drs. Hambali, SH., M.Pd.I.
|
KEPSEK
|
Mamben, Kec. Wanasaba
|
2
|
Irwan, S.Si.
|
Matematika
|
Darul Hijrah Kec. Suralaga
|
3
|
Abdul Hayi, S.Kom.
|
Produktif
|
Pungkang Kec. Aikmel
|
4
|
Rodiman, S.Pd.
|
Produktif
|
Bumbung Kec. Sembalun
|
5
|
Harmoni, S.Pd.
|
B.Inggris
|
Peron Kec. Suralaga
|
6
|
Saefudin, S.Sos.
|
Sejarah
|
Kalijaga Kec. Aikmel
|
7
|
Rosyatun Haepa, S.Pd.
|
B.Indonesia
|
Toya Kec. Aikmel
|
8
|
Minhajul Yusri, S.Pd.I.
|
Matematika
|
Mamben Kec. Suralaga
|
9
|
Hurniati, S.Pd.
|
B.Inggris
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
10
|
Zahratun, S.Pd.
|
Produktif
|
Pancor Kec. Selong
|
11
|
Nurul Hidayah, S.Ag., S.Pd.
|
Kimia
|
Suralaga Kec. Suralaga
|
12
|
Zahraturriyad, S.Pd.
|
Produktif
|
Mamben Kec. Wanasaba
|
13
|
Zulkifli, S.Pi.
|
Produktif
|
Lenek Kec. Suralaga
|
14
|
Nurul Hida Sodian Hani, S.Pd.
|
Produktif
|
Sukamulia Kec. Sukamulia
|
15
|
Bukhari, QH., S.Pd.I.
|
Ke-NW-An
|
Aikmel Utara Kec. Aikmel
|
16
|
Irwan Rosidi, S.Kom
|
KKPI
|
Aikmel Utara Kec. Aikmel
|
17
|
Nahwadi, A.Md.
|
Seni Budaya
|
Pungkang Kec. Aikmel
|
18
|
Fauzan, S.Pd.I.
|
PAI
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
19
|
Azizatun Niswah, S.Pd.
|
Seni Budaya
|
Pringgasela Kec. Pringgasela
|
20
|
Vivin Dwi Agustina, S.ST.Pi.
|
Produktif
|
Lenek Kec. Aikmel
|
21
|
Mutmainnah, S.Kom.
|
KKPI
|
Menak Kec. Aikemel
|
22
|
Nurhasiyah, S.Pd.
|
Produktif
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
23
|
M. Syairozi, S.Pd.
|
Fisika
|
Batu belek Kec. Aikmel
|
24
|
Rohmiati, S.Pd.
|
Produktif
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
25
|
Rini Agustina, S.Pd.
|
B.Indonesia
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
26
|
Hasnawati, S.Pd.
|
Prakarya
|
Selong Kec. Selong
|
27
|
Toharatun, SS.
|
Pariwisata
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
28
|
Mesir, S.Pd.
|
PKn
|
Pringgabaya Kec. Pringgabaya
|
29
|
Nur Islami Agustina, S.Pd.
|
Biologi
|
Kalijaga Kec.Aikmel
|
DEWAN GURU SMP CENDEKIA NW
AIKLOMAK
NO
|
NAMA
|
BIDANG TUGAS
|
ALAMAT
|
1
|
Ridwan Muntaha, S.Pd.I.
|
PAI
|
Mataram
|
2
|
Irwan Rosidi, S.Kom.
|
TIK/BK
|
Aikmel Utara Kec. Aikmel
|
3
|
Harmoni, S.Pd.
|
B. Inggris
|
Peron Kec.Suralaga
|
4
|
Fatoni Kaherul Mizan, S.Pd.I.
|
Nahwu/Sharef
|
Sukarma Kec. Aikmel
|
5
|
Romiati, S.Pd.
|
IPS
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
6
|
Nahwadi, A.Md.
|
Seni Budaya
|
Pungkang Kec. Aikmel
|
7
|
Nurusshobah. S.Pd.
|
Matematika
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
8
|
Manal Hidayati, S.Pd.I.
|
IPA
|
Kalijaga Kec. Aikmel
|
9
|
Yusri, S.Pd.
|
B.Indonesia
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
10
|
M. Rofi’i, S.Pd.
|
Imlaq/Hot
|
Mujur Kec. Praya timur
|
11
|
Saefudin Zuhri, S.Pd.
|
Ta’wid/Ta’lim
|
Anjani Kec. Suralag
|
12
|
Bukhari, QH. S.Pd.I.
|
Ke-NW-an
|
Aikmel Uatara Kec. Aikmel
|
13
|
Azizatun Niswah, S.Pd.
|
Prakarya
|
Pringgasela Kec. Pringgasela
|
14
|
Halimatus Sohro, S.Pd.
|
Pkn
|
Toya Kec. Aikmel
|
15
|
Sibawaih, S.Kom.
|
TIK
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
16
|
DEWAN GURU MA CENDEKIA NW AIKLOMAK
NO
|
NAMA
|
BIDANG TUGAS
|
ALAMAT
|
1
|
Saefudin Zuhri, S.Pd.
|
PAI
|
Anjani Kec. Suralag
|
2
|
Fatoni Haerul Mizan, S.Pd.I.
|
Qur'an Hadits
|
Sukarma, Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
3
|
Bukhari, S.Pd.I.
|
Ke-NW-an
|
Aikmel Utara Kec. Aikmel Kab. Lotim
|
4
|
M. Rofi'i, QH.
|
Akidah Akhlaq
|
Mujur Kec. Praya Timur
|
5
|
Fauzan, S.Pd.I.
|
Bahasa Arab
|
Kalijaga tengah Kec. Aikmel
|
6
|
Irwan Rosidi, S.Kom.
|
TIK
|
Aikmel Utara kec. Aikmel
|
7
|
Siti Aisyah, QH.
|
SKI
|
Lenek Lauk Kec. Aikmel
|
8
|
Rodialloh, QH.
|
Nahwu
|
Anjani Kec. Suralaga
|
9
|
Nurul Hidayah, S.Ag., S.Pd.
|
Fisika
|
Suralaga Kec. Suralaga
|
10
|
Halimatus Sohro, S.Pd.I.
|
Pendidikan Kwn
|
Toya Kec. Aikmel
|
11
|
Hasnawati, S.Pd.
|
Seni Budaya
|
Selong Kec. Selong
|
12
|
Qurnain, S.Pd.
|
ekonomi
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
13
|
Rini Marlina, S.Pd.
|
Bahasa Indonesia
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
14
|
Nur Islami Agustina, S.Pd.
|
Biologi
|
Kalijaga Kec. Aikmel
|
15
|
Asnawi, S.Pd.
|
Matematika
|
Pungkang Kec. Aikmel
|
16
|
Taharatun, Ssi.
|
Kalijaga Selatan Kec. Aikmel
|
|
17
|
M. Syairozi, S.Pd.
|
Kimia
|
Batu Belek Kec. Aikmel
|
STAF ADMNISTRASI PONTREN
CENDEKIA
No
|
N a m a
|
Bidang
|
No HP
|
1.
|
Sibawaih, S.Kom.
|
Kepala TU
|
|
2.
|
Sarbini, S.Kom.
|
TU
|
|
3.
|
Ahmad Mursyid, S.Kom
|
TU
|
|
4
|
Izzudin
|
Penjaga
|
Baca Juga : Kegiatan Sekolah Dan Pondok Cendekia Aiklomak
Baca Juga : BIAYA-BIAYA DI PONDOK PESANTREN CENDEKIA
Baca Juga : JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER PONDOK
Baca Juga : Kumpulan MC Bahasa Inggris Untuk Semua Acara
Baca Juga : BIAYA-BIAYA DI PONDOK PESANTREN CENDEKIA
Baca Juga : JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER PONDOK
Baca Juga : Kumpulan MC Bahasa Inggris Untuk Semua Acara
RIWAYAT HIDUP
Mugni,
lahir di Kalijaga Kecamatan Aikmel
Lombok Timur BTB, 31 Desember 1968
dari pasangan H. Syarafuddin dan
Hjh. Sitti Istiqomah. Anak ketiga
dari tujuh bersaudara.
Pendidikandasar diselesaikan di SDN Dasan Menak,
1982. Kemudian melanjutkan ke Pondok
Pesantren Darussholihin Nahdlatul Wathan Kalijaga untuk jenjang Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang diselesaikan, 1988. Program Sarjana
diselesaikan di FKIP Universitas Mataram Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (Drs.), Fakultas Sastra
Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Program Studi Sastra Inggris (S.S),
Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Wathan Mataram (S.H), dan Fakultas Dakwah
IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur (S.Sos.I).
Pada saat kuliah program Sarjana di FKIP Universitas Mataram pernah
mendapat beasiswa Supersemar dan Tunjangan Ikatan Dinas (TID). Aktif di
beberapa organisasi kemahasiswaan, antara lain Himpunan Mahasiswa Nahdlatul
Wathan (HIMMAH NW), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Senat Mahasiswa/Badan
Perwakilan Mahasiswa FKIP Unram, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), dan
lain-lain .Pada tahun 2003 meraih gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) dari Program
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Program Studi Manajemen Pendidikan.
Pada tahun 2011 meraih gelar Magister Komputer (M.Kom.) dari Program Pascasarjana STMIK Eresha Jakarta, konsentrasi Informasi Manajemen
dan pada tahun 2012 meraih gelar Doktor (Dr.)
dari Program Doktor Universitas
Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Bahasa.
Pada bulan Maret 1994 diangkat sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan ditugaskan sebagai guru SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur. Tahun 2004 dipindah ke SMAN 2 Aikmel dan pada
bulan Agustus 2004 mendapat tugas belajar ke Universitas Negeri Jakarta untuk
program doktor. Agustus 2006 diangkat sebagai Kepala Subdinas Kepariwisataan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur. September 2008
dimutasi sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata, Kebersihan dan Pertamanan.
Januari 2009 dimutasi sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan. Oktober 2009
dimutasi sebagai Sekretaris Badan Kepegawaian dan Diklat. Tiga belas Januari 2012 dipromosikan ke eslon II B
menjadi Staf Ahli Bupati Lombok Timur Bidang Hukum dan Politik sampai 05
September 2013. Mei 2015 misbar menjadi Dosen Kopertis Wilayah VIII
dipekerjakan pada Universitas NW Mataram sampai sekarang. Di samping
tugas-tugas sebagai PNS, juga pernah dan sedang
mengajar di beberapa PTS, di antaranya, STKIP Hamzanwadi Selong (1993 –
1998), Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor (1993-1998), Universitas Nahdlatul Wathan Mataram (1998 –
sekarang), Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Anjani Lombok Timur (1998 –
2013), Universitas Syaikh Zainuddin NW (UNISAZ) (2001-2006), Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer
(STMIK) Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur
(2006-2016).
Dalam dunia akademik pernah mengemban amanah sebagai
Wakil Kepala MA Mu’allimkin NW Pancor (1994 – 1996), Pembantu Ketua III STIT
Hamzanwadi Pancor (1994 – 1996), Pembatu Dekan III Fak. Tarbiyah IAI Hamzanwadi
Pancor (1996 – 1998), Pembantu Dekan III Fak. Tarbiyah IAI HAMZANWADI NW Anjani
(1998 – 2006), Plt. Rektor Universitas Syaikh Zainuddin NW Anjani (2001 –
2006), Ketua STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani (2006 - 2016), dan Kepala MAPK NW
Anjani (2011 – 2016).
Menikah pada bulan September 1995 dengan Hj. Herni
Widiyanti, SST,M.Gizi. (karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur) baru
dikaruniai 2 orang putri, yakni Sitti
Olega Adawiyah Murni (mahasiswi jurusan
Farmasi) dan Sitti Nurlaeli Lutviani Murni (mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional). Menulis buku
(1) Mengenal Nahdlatul Wathan; (2) Nahdlatul Wathan Pasca Maulana Syaikh; (3)
Pengantar Ilmu Pendidikan, (4) Hjh. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid : Ibu
Rumah Tangga Getarkan Lombok (Biografi),
(5) Bunga Rampai Pendidikan, Budaya, Politik, dan Manajemen (Kumpulan
Tulisan di Media Massa 1), (6) Bunga Rampai Pendidikan dan Politik (kumpulan
Tulisan di Media Massa 2), (7) Bunga Rampai Pendidikan dan Birokrasi (Kumpulan
Tulisan di Media Massa 3), (8) Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan dan Politik
(Kumpulan Tulisan di Media Massa 4), (9) Biografi TGH. Mahmud Yasin : Masuk
Ma’had dengan Tes, (10) Membangun dengan Teori (Kumpulan Tulisan di Media Massa
5); (11) dan Pontren Cendekia DLM NW : Selayang Pandang. Buku yang sedang dalam proses, Menulis
Artikel Koran; Mengembalikan Ruh Pesantren;
Nahdlatul Wathan dalam Pergolakan Politik, Pengantar Sosiolinguistik,
Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan, Pemertahanan Bahasa Daerah (Kasus
pada Keluarga Bangsawan Sasak), dan Dimensi Inspirasi dan Motivasi dalam Wasiat
Renungan Masa Karya TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Aktif dalam kegiatan oragisasi sosial kemasyarakatan.
Pernah dan sedang menjadi pengurus beberapa organissi, antara lain, Ketua
HIMMAH NW Komisariat FKIP Unram, Ketua HIMMAH NW Cabang Mataram, Ketua Bidang
HMI Cabang Mataram, Ketua Komisi A BPM FKIP Unram, Wakil Ketua HMPS PBSI FKIP
Unram, Wakil Ketua Pimpus IPNW, Sekretaris PD NW Lombok Timur, Wakil Sekjen
PBNW, Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi & Keanggotaan PBNW, Wakil
Ketua PW NW NTB, Wakil Sekretaris Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani (1998 – 2016), Sekretarais Majelis
Pendidikan Pontren Darussholihin NW Kalijaga (1993-2013) Pendiri/Mudir Pondok
Pesantren Cendekia DLM (Darul Lutviyah Murni) NW Aikmel (2013 – sekarang),
Ketua Dewan Perpustakaan Daerah Lombok Timur, Ketua Forum Pengurangan Resiko
Bencana Kab. Lombok Timur, Wakil Ketua APTISI Wilayah VIII-B NTB, Ketua ICMI
Organisasi Daerah Lombok Timur, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kab.
Lombok Timur, Wakil Ketua FKSPP Propinsi NTB, dan lain-lain. Selain aktif di berbagai
organisasi, juga menjadi inisiator
pendirian SDI NW, SMK NW, STMIK SZ NW, dan MAPK NW.
Baca Juga : Lembaga-Lembaga di Pontren Cendekia
0 Response to "Selayang Pandang Pontren Cendekia NW Aiklomak"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sesuai dengan Judul Artikel......!!