PANDUAN PRAKTIK PENGABDIAN SANTRI (PPS) PONDOK PESANTREN CENDEKIA Aiklomak
PANDUAN PRAKTIK PENGABDIAN SANTRI (PPS)
PONDOK PESANTREN CENDEKIA DLM (Darul Lutviyah Murni) NW AIKMEL
PANDUAN PRAKTIK PENGABDIAN SANTRI (PPS) PONDOK PESANTREN CENDEKIA Aiklomak - Puji syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Swt. atas segala limpahan karunia-Nya sehingga penyusunan buku panduan Praktik Pengabdian Santri (PPS) Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni NW Aikmel untuk pengabdian Ramadhan 1438 Hijriyah dapat disusun dan diselesaikan sesuai dengan rencana.
Buku Panduan PPS ini diharapakan
menjadi acuan dalam pelaksanaan PPS. PPS
merupakan salah satu program yang merupakan desain kurikulum Pondok
Pesantren Cendekia DLM NW Aikmel sebagai
wadah bagi para santri banin untuk mempraktekkan ilmu yang dipelajari selama
menjadi santri di tengah-tengah masyarakat. Apa yang mesti dilakukan dalam
pelaksanaan PPS baik saat di pondok (pra), saat di lapangan, dan setelah kembali
ke pondok telah dituangkan dalam buku panduan ini. Untuk itu para santri dan
pembimbing diharapkan terus membaca dan memahami apa yang terkandung dalam buku
panduan tersebut. Dalam penyusunan buku panduan ini tim telah berupaya menyusun
dengan sebaik-baiknya. Tetapi sekalipun demikian pasti tidak akan pernah
sempurna. Untuk itu masukan dari berbagai pihak diterima dengan tangan terbuka
untuk edisi revisi pada PPS Ramadhan 1439 H. Semoga bermanfaat sebagai ikhtiar
untuk mencetak santri yang berilmu, berbudi tinggi, dan memiliki semangat juang
untuk kejayaan umat Islam. Terima kasih.
Aikloamk, 8 Sya’ban 1438 H./5 Mei 2017
M.
Tim Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Prof.
Dr. KH. Zamaksyari Dhofier dalam bukunnya, “Tradisi Pesantren” menegaskan bahwa
pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang di dalamnya terdapat lima
elemen yang menjadi rukun pesantren, yakni santri, asrama, kiyai (tuan
guru/ustad), kajian kitab, dan masjid. Adanya lembaga-lembaga lain di dalam
pondok pesantren seperti sekolah formal, lembaga sosial, lembaga ekonomi, dan
lain-lain merupakan upaya untuk mengembangkan usaha pondok pesantren
supaya umat semakin tertarik untuk mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Untuk itu, tujuan utama belajar (nyantri) di pondok pesantren adalah untuk taffakuh
fiddin (untuk belajar/memperdalam ajaran-ajaran agama dan diamalkan dalam
kehidupan).
Pondok
Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni NW Aikmel dibangun dengan pendekatan
teori pesantren seperti dikemukakan oleh Zamaksyari Dhofier. Pondok pesantren
ini didirikan pada tanggal 17 Sya’ban 1434 H./26 Juni 2013 M. di Dusun Aiklomak
Desa Toya Kecamatan Aikmel. Dipilihnya Dusun Aiklomak Desa Toya sebagai lokasi
pendirian Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aikmel oleh pendiri (Dr.H.M.Mugni,
M.Pd.,M.Kom.) sebagai ikhtiar untuk mewujudkan
keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikian tafakkuh fiddin. Para santri harus fokus
untuk memperdalam ilmu-ilmu keagamaan dan tidak banyak gangguan dan mereka
harus bermukim di Asrama. Dusun Aiklomok sejak dulu terkenal dengan mata
airnya. Lingkungan yang alamiah yang dikelilingi oleh persawahan, hutan dan
ladang sangat mendukung bagi santri yang memang ingin untuk belajar. Kehidupan
di asrama sangat didukung oleh keberadaan sumber air. Alhamdulillah, lokasi pendirian Pondok Pesantren Cendekia DLM NW
dikelilingi oleh tujuh mata air. Ketujuha mata air itu adalah (1) Mata Air
Aiklomak; (2) Mata Air Umalan
Rengget; (3) Mata Air Aik Malang; (4) Mata
Air Aikbakang; (5) Mata Air Maloang; (6)
Mata Air Aikbakong, dan (7) Mata Air Umalan Seber.
Dengan
kondisi alam yang sangat mendukung maka pondok Pesantren Cendekia DLM NW
didesain dengan perpaduan antara sekolah
alam dan sekolah modern. Sekolah alam adalah sekolah yang siswanya belajar di
alam terbuka. Sedangkan sekolah modern adalah sekolah yang siswanya belajar di ruang kelas dengan
menggunakan bangku/meja.
Pondok
Pesantren Cendekia DLM NW merupakan gabungan dari berbagai pendekatan ini.
Sekolah alam/sekolah modern dan kombinasi antara kedua. Santri Pondok Pesantren
Cendekia mengikuti pembelajaran dengan kombinasi pembelajaran modern dan
tradisonal. Pembelajaran modern dengan menggunakan bangku dan meja. Sedangkan
pembelajaran tradisonal dengan duduk bersila, yakni pembelajaran di masjid.
Ulama-ulama besar dalam percaturan dunia Islam lahir dengan sistem pembelajaran
di masjid. Bukankah tidak ada orang belajar di masjid dengan bangku. Teta telah
berhasil melahirkan ulama-ulama besar yang kelimuannya sangat luas. Ada apa
dalam sistem pembelajaran ala masjid? Para pakar pendidikan perlu untuk
mengkaji dan menelitinya. Di Cendekia sistem ini dimodifikasi dalam bentuk
belajar bersila dan memakai meja.
Baca Juga : Kumpulan MC Bahasa Inggris yg Biasa digunakan pada semua acara di cendekia
Baca Juga : Kumpulan MC Bahasa Inggris yg Biasa digunakan pada semua acara di cendekia
Pondok
Pesantren Cendekia sebagai lembaga pendiidikan Islam yang telah memiliki 5
elemen yang menjadi rukun pondok pesantren perlu untuk menguji coba/mempraktekan
penguasaan ilmu-ilmu keagamaan yang
telah diajarkan/didapatkan oleh para santri di tengah-tengah masyarakat. Hal
ini dimaksud agar tujuan belajar di pondok pesantren yakni untuk menyiapkan
santri yang siap melaksanakan tugas-tugas keagamaan di masyarakat setelah
kembali ke tengah-tengah masyarakat. Kesiapan para santri untuk melaksanakan
tugas-tugas keagamaan ini perlu dipraktekkan di tengah-tengah masyarakat selama
menjadi santri di bawah bimbingan para ustadz/pengasuh/pembimbing. Dalam praktik
ini bila masih ditemukan kekurangan-kekurangan maka masih bisa
diperbaiki/disempurnakan setelah mereka kembali dari kegiatan praktik. Untuk
itu, salah satu desain kurikulum Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni
NW Aikmel adalah melaksanakan Program Praktik Pengabdian Santri (PPS).
B. TUJUAN
Tujuan
dilaksanakan PPS antara lain :
1. PPS
menjadi wadah silaturrahmi antara Pondok Pesantren Cendekia DLM NW dengan
masyarakat lokasi PPS;
2. Santri
peserta PPS dapat menerapkan/mempraktikkan ilmu-ilmu keislaman yang telah
dipelajari selama nyantri di pondok;
3. Santri
peserta PPS dapat melihat secara langsung kondisi masyarakat lokasi PPS dan
kebutuhan real masyrakat dalam pembinaan nilai-nilai keagamaan;
4. PPS
menjadi wadah untuk mengevaluasi relevansi kurikulum pondok pesantren supaya
selalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
5. PPS
sebagai wadah untuk membangun semangat juang para santri untuk membina umat;
6. PPS
sebagai wadah untuk meningkat semangat juang para pengasuh untuk meningkatkan
pembinaan santri supaya lebih siap dalam mengabdi di tengah-tengah masyarakat;
C. MANFAAT
PPS
akan bermanfaat untuk :
1. Pondok
pesantren akan mendapatkan masukan tentang relevansi kurikulum dan materi yang
diajarkan kepada para santri di pondok dengan kebutuhan real di tengah-tengah
masyarakat;
2. Santri
dapat mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dan setelah kembali dari PPS
diharapkan semakin rajin dan tekun dalam memperdalam ilmu-ilmu keislaman sesuai
dengan kebutuhan masyarakat;
3. Masyarakat
lokasi PPS mendapatkan pencerahan dalam praktik amaliyah keagamaan.
D. TARGET
Target
dari PPS ini adalah para santri dapat melaksanakan seluruh program dengan baik
dan masyarakat lokasi PPS tetap mengharapkan kehadiran peserta PPS pada
tahun-tahun yang akan datang.
A. PENGERTIAN
PPS
PPS
adalah singkatan dari Praktik Pengabdian Santri. Istilah ini menjadi istilah
khas yang ada di Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutviyah Murni NW Aikmel.
Mungkin di pesantren lain juga ada istilah yang dipergunakan untuk mewadahi kegiatan pengabdian yang dilakukan
oleh para santrinya. Di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW salah satu
desain/bentuk/isi kurikulumnya adalah seluruh santri diwajibkan untuk
melaksanakan pengabdian ke masyarakat yang diistilahkan dengan praktik. Para
santri mempraktekkan apa yang telah dipelajari di pondok tentang amaliyah
keagamaan bersama masyarakat di lokasi praktik. PPS dilaksanakan dibawah
bimbingan pengasuh/ustad. Kalau dibandingkan dengan perguruan tinggi maka PPS sejenis
dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Selama melaksanakan PPS tugas utama peserta
PPS adalah melaksanakan tugas-tugas marbot masjid.
PPS
diikuti oleh seluruh santri Pondok Pesantren Cendekia DLM NW. Untuk santri
banin dilepas/diterjunkan ke masjid-masjid selama 20 hari dalam bulan suci
Ramdahan. Masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan praktik/pengabdian. Para santri
mensyi’arkan bulan suci Ramadhan melalui masjid. Selama PPS, masjid harus diramaikan dengan berbagai
program yang telah dirancang yang harus dilaksanakan selama PPS. Sedangkan santri
banat berada di pondok dan diberikan tugas untuk meningkatkan amaliyah
keagamaan dan diberikan tugas untuk meningkatkan pengetahuan/penguasaan ilmu-ilmu keagamaan dengan memperbanyak
menghafal Al-Qur’an, kitab-kitab hadist, dan kitab-kitab keagamaan lainnya. PPS
ini diikuti pada saat santri berada pada tahun ke-2 di Pondok Pesantren
Cendekia DLM NW. Bila mereka tidak mengikuti saat berada pada tahun ke-2 maka
dapat diikuti pada tahun berikutnya. PPS harus diikuti saat menjadi santri dan
bila tidak mengikuti maka santri bersangkutan tidak memiliki nilai PPS dalam
ijazah pondok.
B. PERSYARATAN
PPS
Seluruh
santri Pondok Pesantren Cendekia DLM NW diwajibkan untuk mengikuti PPS, dengan
persyaratan sebagai berikut :
1. Terdaftar
sebagai Santri
Santri yang mengikuti PPS
harus terdaftar menjadi santri Pondok Pesantren Cendekia DLM NW dan berada pada
tahun ke-2. Bila yang bersangkutan mengikuti pendidikan formal di Pondok
Pesantren Cendekia maka yang bersangkutan minimal telah berada pada kelas 2.
Saat ini, Pondok Pesantren Cendekia DLM NW telah mengelola 3 buah lembaga
pendidikan formal, yakni SMP, SMK, dan Madrasah Aliyah. Seluruh santri lembaga
pendidikan formal ini saat kelas 2 harus
mengikuti PPS.
2. Mendaftarkan
Diri sebagai Peserta PPS
Santri yang telah berada pada
tahun ke-2 bila telah dikeluarkan pengumuman pendaftaran PPS harus mendaftarkan
diri. Pendaftaran ini dibuktikan dengan pembayaran biaya PPS. Besarnya biaya
PPS ditetapkan tiap tahun oleh pimpinan pondok pesantren. Untuk tahun 1438 Hijriyah
biaya PPS sebesar Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah). Biaya ini dipergunakan
untuk operasional pelaksanaan PPS dan menambah uang makan peserta PPS banin. Santri
banin yang melaksanakan PPS di tengah-tengah (masjid) biaya makannya diserahkan ke tokoh masyarakat sebagai
wali kos dengan perhitungan sekali makan dianggarkan Rp 10.000,- (sepuluh ribu
rupiah). Pada bulan puasa santri makan 2 kali. Dengan demikian biaya makan
peserta PPS sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah)/orang/hari. Dalam 20
hari tiap-tiap santri siapkan uang makan sebesar Rp 400.000,- (empat ratus ribu
rupiah).
C. PERSIAPAN
PPS
Supaya
PPS dapat berjalan dengan baik maka sebelum PPS dilaksanakan dilakukan
persiapan sebagai berikut :
1. Pelatihan
peserta PPS
Dua bulan sebum PPS
dilaksanakan maka untuk seluruh calon peserta PPS banin akan mengikuti pelatihan/pembinaan
intensip oleh pengasuh tentang hal-hal yang akan dilakukan oleh para santri
selama mengikuti PPS. Seperti dikemukan di atas bahwa tugas utama peserta PPS
adalah melaksanakan tugas-tugas marbot masjid.
Untuk itu calon peserta PPS dilatih untuk azan, menjadi imam, menjadi
khotib, dan juga ceramah untuk mengisi bulan suci Ramadhan. Tugas utama marbot
itu adalah azan dan menjadi imam bila imam tetap di masjid berhalangan. Santri
peserta PPS harus siap melaksanakan tugas-tugas tersebut. Di samping itu, tugas
marbot masjid juga menjaga kebersihan masjid/memastikan air tempat berwudu
tersedia. Peserta PPS juga harus melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi peserta PPS juga harus siap melaksanakan
tugas tugas yang lain, seperti memimpin zikir pada acara-acara masyarakat,
mengurus jenazah seperti memandikan, mengkapani, mensolatkan, menguburkan,
membacakan talkin, dan memimpin zikiran saat pemakaman. Santri PPS juaga
melaksanakan diniyah setelah ashar di masjid, dan tadarrusan Al-Qur’an setelah
sholat tarawih. Semu kegiatan keagamaan di masyarakat harus dipersiapkan
dengan baik oleh peserta PPS dengan pelatihan yang dibimbing oleh pengasuh.
Baca Juga : JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER PONDOK
Baca Juga : JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER PONDOK
2.
Koordinasi
Supaya PPS dapat berjalan
dengan baik dan mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait maka pondok
pesantren mengadakan koordinasi dengan kepala desa, kepala dusun dan tokoh
masyarakat rencana lokasi PPS. Koordinasi ini dilakukan dengan mengirim surat
dan datang langsung ke pihak-pihak tersebut.
Dalam koordinasi ini bila pihak-pihak ini menerima wilayahnya dijadikan
sebagai lokasi PPS maka pondok pesantren akan menetapkan masjid di wilayah
tersebut menjadi lokasi PPS. Saat ini juga disepakati calon bapak kos/bapak/ibu
angkat para peserta PPS. Jumlah masid yang ditetapkan tergantung dari jumlah
santri banin peserta PPS. Satu masjid ditugasi 3 – 4 orang santri.
D. WAKTU
PPS
PPS
dilaksanakan pada setiap bulan suci Ramadhan. PPS di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW telah dimulai untuk angkatan
perdana pada Ramadhan 1437 H, dengan menggunakan 6 buah masjid, yakni (1)
Masjid Kekuang; (2) Masjid Sampet; (3) Masjid Montor Lekong; (4) Masjid
Pertemuan; (5) Masjid Lendang Manto; dan (6) Masjid Montor Sugia Daya. Semua
masjid tersebut berlokasi di Desa Toya Kecamatan Aikmel. Pada Ramadhan 1438 Hijriyah ini masjid-masjid tersebut
akan dijadikan lokasi kembali dan ditambah satu masjid, antara masjid Montor
Sugia Lauq atau Masjid Peneda. Setelah masjid lokasi ditetapkan maka santri
peserta PPS dikelompokkan dan dibagi ke masjid-masjid tersebut. Tiap kelompok
(masjid) dibimbing oleh satu sampai dua orang pengasuh.
PPS dilaksanakan selama 20 hari dalam bulan Ramadhan.
Para santri diterjunkan/dilepas pada tanggal 04 Ramadhan dan tanggal 05
Ramadhan menjadi malam pertama mereka berada di masjid lokasi PPS. Peserta PPS
ditarik pada tanggal 25 Ramadhan dan sebelum zohor sudah berada di Pondok. Malam
26 Ramadhan santri peserta PPS mengikuti peringatan Nuzulul Qur’an di pondok
sekaligus menyampaikan laporan lisan tentang pelaksanaan PPS di lokasi
masing-masing di hadapan seluruh santri dan undangan Nuzulul Qur’an.
A. PROGRAM
Program utama peserta PPS
adalah mensemarakan bulan suci Ramdahan melalui kegiatan di masjid dan di
tengah-tengah masyarakat. Asapun rincian program PPS sebagai berikut :
1. Membersihkan
masjid
Peserta PPS melaksanakan
tugas marbot masjid. Untuk itu peserta PPS harus memastikan masjid dan
lingkungannya dalam keadaan bersih. Untuk mendukung kegiatan ini peserta PPS
akan dibekali dengan alat pembersih (sapu). Peserta PPS dapat juga menata
lingkungan masjid dengan membuat taman bersama masyarakat sekitar. Untuk
mewujudkan taman tersebut peserta PPS harus bermusyawarah dengan tokoh-tokoh
masyarakatt/kepala dusun bersama pembimbing/pengasuh.
2. Melaksanakan
Sholat 5 Waktu Berjamaah
Peserta PPS harus mengajak
masyarakat untuk melaksanakan sholat berjamaah setiap kali waktu sholat wajib
tiba pada awal waktu. Untuk memastikan waktu sholat tersebut, bila dana
mencukupi peserta PPS akan diberikan
sebuah radio. Dari Radioa tersebut (RDL) akan dimonitor waktu sholat/waktu
berbuka dan waktu imsya’. Setelah PPS selesai radio tersebut ditinggal menjadi
milik masjid. Dalam sholat jamaah ini peserta PPS harus mengumandangkan azan,
membaca kalimah-kalimah taobah antara azan dan sholat, siap menjadi imam bila
imam tidak datang, dan melaksanakan wirid setelah sholat.
3. Melaksanakan
Diniyah
Setelah sholat ashar sampai
tiba waktu berbuka, peserta PPS harus dapat melaksanakan pembelajaran Al-Qur’an
dan mengajar berwuduk dan bacaan/praktik sholat kepada anak-anak TK/SD yang ada
dilokasi PPS. Peserta PPS harus mengajak mereka/datang ke rumahnya. Berapa pun
jumahnya yang mau diajak maka itulah yang harus diajarkan diniyah.
4. Mengadakan
Kursus Bahasa Inggris/Arab
B. TEKNIS
PELKSANAAN
Teknis pelaksanaan PPS
sebagai berikut :
1. Pembagian
peserta dan Pembimbing PPS
Santri yang sudah mendaftar
dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 3 – 4 orang
santri. Kelompok yang sudah dibentuk
diberikan seorang sampai dua orang pembimbing
dari pengasuh/guru. Anggota kelompok menunjuk ketua kelompok dibawah arahan
pembimbing. Kelompok tersebut ditempat di masjid yang telah ditetapkan sebagai
lokasi dengan sistem tunjuk atau undian.
2. Pembimbing
berkordinasi dengan kepala dusun/tokoh masyarakat/pengurus masjid lokasi PPS. Saat koordinasi ini pembimbing
membicarakan bapak/ibu kos peserta PPS sekaligus menyampaikan rencana biaya
makan peserta PPS;
3. Peserta
PPS dilepas dalam acara pelepasan di Pondok setelah ashar, pada tanggal 4
Ramadhan dan langsung diantar oleh pembimbing ke lokasi PPS;
4. Pada
malam pertama dan kedua PPS, pembimbing harus mendampingi peserta PPS di lokasi
PPS.
A. TUGAS
SANTRI
1. Santri
peserta PPS harus berusaha secara maksimal untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan program PPS.
2. Santri
peserta PPS harus menjaga nama baik pondok dengan tetap mengendepankan akhlakul karimah dalam bergaul di tengah-tengah
masyarakat;
3. Santri
peserta PPS harus rajin bersilaturrahmi ke masyarakat;
4. Santri
peserta PPS harus mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong
royong, zikiran, dan acara-acara kemasyarakatan lainnya.
5. Bila
santri peserta PPS mendapatkan kendala/masalah di lokasi PPS harus segera
berkonsultasi dengan pembimbing dan tokoh-tokoh masyarakat di lokasi PPS.
6. Santri
peserta PPS harus membuat laporan tertulis kegiatan harian yang dilaksanakan
pada lembar/buku laporan pribadi tiap santri;
B. TUGAS
PEMBIMBING
1. Berkodinasi
dengan kepala dusun/tokoh masyarat tetang pelaksanaan PPS;
2. Bersama
kepala dusun/tokoh masyarakat menetepkan wali kos/bapak angkat peserta PPS di
lokasi PPS;
3. Menyerahkan
santi peserta PPS kepada kepala dusun/tokoh masyarakat/pengurus masjid/marbot
masjid;
4. Menyerahkan
uang makan kepada wali kos/bapak/ibu
angkat peserta PPS;
5. Mendampingi
santri di lokasi PPS pada malam pertama dan kedua;
6. Menyususn
jadwal tugas masing-masing santri. Santri supaya diberikan tugas sesuai dengan
kemampuannya, seperti petugas azan, imam, khotib (imam dan khitib bila
dibutuhkan oleh lokasi PPS), pengajar diniyah/kursus, dan pelaksanaan
tadarrusan.
7. Membing
santri secara berkelanjutan;
8. Mengevaluasi
kegiatan santri secara berkala;
9. Medampingi
santri membuat laporan pribadi dan laporan lengkap;
10. Menarik
peserta PPS
11. Menandatangani laporan pribadi dan laporan lengkap
peserta PPS;
C. TUGAS
TOKOH MASYARAKAT
1. Wali
kos/bapak angkat menyiapkan makanan sahur dan berbuka untuk para santri;
2. Wali
kos/bapak angkat diharapkan membimbing/mengarhakan peserta PPS supaya semua
program dan kegiatan kemasyarakatan dapat terlaksana dengan baik;
3. Tokoh
masyarakat/kepala dusun/RT diharapkan membimbing/mengarhakan peserta PPS supaya
semua program dan kegiatan kemasyarakatan dapat terlaksana dengan baik;
A. EVALUASI
KEGIATAN LAPANGAN
Kegiatan PPS yang
dilaksanakan oleh para santri harus terus dievaluasi oleh pembimbing. Hasil
evausi ini akan ditiangkan dalam laporan lengkap diakhir PPS. Evalusi dialaksanakan
dengan melakukan observasi langsung terhadap seluruh kegiatan para santri.
Standar dalam evaluasi ini adalah program PPS yang telah disusun. Apakah berjaln
dengan lancar atau ada kendala. Kendala-kendala yang ada diharpakn dapat
dicarikan solusi dengan cepat. Evalusi oleh pembimbing diharapakan dilaksanakan
setiap 5 hari sekali. Evaluasi juga akan
dilakukan oleh tim dari pondok secara berkala baik secara langsung maupun tidak langsung.
B. PENYUSUNAN
LAPORAN
Peserta PPS diharuskan menyusun
laporan. Ada dua jenis laporan yang harus dibuat yakni laporan individual dan
laporan kelompok/laporan lengkap. Laporan individual dibuat oleh tiap-tiap
santri yang isinya kegiatan pribadi yang dilaksanakan oleh santri bersangkutan.
Laporan ini dituangkan dalam lembar/buku laporan pribadi dengan format sebagai berikut :
Nama Santri :
Lokasi PPS :
Pembimbing :
No
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Paraf
Pemb.
|
Lembar laporan ini diisi setiap kali santri
melaksanakan kegiatan. Tiap nomor untuk santri. Seorang santri bertugas sebagai
petugas azan pada waktu zohor maka dikegiatan ditulis sholat jamah zohor
sebagai petugas azan. Bagi santri yang tidak ada tugasnya cukup menulis dalam
lembar kegiatan sholat jamaah zohor, dan
seterusnya. Lembaran ini akan berisi 20 kolam karena santri melaksanakan PPS
selama 20 hari.
Laporan kelompok adalah laporan lengkap yang
dibuat oleh kelompok di bawah bimbingan dan arahan dari pembimbing. Adapun
sistematika laporan kelompok sebagai berikut :
Halaman JudulHalaman Pengesahan
PembimbingKata PengatarDaftar IsiBab I PendaluluanA. Latar
Belakang
B. Tujuan
Penyusunan laporan
C. Manfaat
Bab
II Lokasi PPSA. Batas
Wilayah
B. Keadaan
Penduduk
- Jenis
kelamin (jumlah), pekerjaan, pendidikan
C. Jumlah
Lembaga Kemasyarakatan
- Masjid/musholla
- Sekolah
- Organisasi
Kemasyarakatan
D. Kegiatan
Keagamaan Masyarakat
BAB
III Program PPSBab
IV Pelaksanaan Program PPSA. Teknis
Pelaksaaan Program
B. Tanggapan/Partisipasi
Masyarakat
C. Hamabatan
Program dan Solusi
Bab
V PenutupA. Kesimpulan
B. Harapan/Rekomendasi
C. Dokmen
kegiatan
Baca Juga : BIAYA-BIAYA DI PONDOK PESANTREN CENDEKIA
Demikianlah artikel pondok cendekia tentang PANDUAN PRAKTIK PENGABDIAN SANTRI (PPS) PONDOK PESANTREN CENDEKIA Aiklomak yang semoga bermanfaat bagi santri dan anda yang sedang berada di halaman ini. Sekian dan terimakasih.
0 Response to "PANDUAN PRAKTIK PENGABDIAN SANTRI (PPS) PONDOK PESANTREN CENDEKIA Aiklomak"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sesuai dengan Judul Artikel......!!