PEMBINAAN SANTRI CENDEKIA AIKLOMAK LOTIM
PEMBINAAN SANTRI CENDEKIA AIKLOMAK LOTIM
Pengasuh Cendekia Aiklomak
Salah satu eleman penting dalam
pengelolaan pondok pesantren adalah kiya. Kiyai sama dengan /tuan
guru/ustadz/guru/pengasuh. Pengasuh seseorang yang menemani santri selama 24 jam di pondok.
Untuk itu, pengasuh mempunyai berbagai peran/fungsi. Yang bersangkutan harus
mampu berperan ganda. Peran-peran yang harus diemban oleh seorang pengasuh
antara lain sebagai ayah/ibu, guru, kakak, dan sebagai teman sebaya. Seorang
pengasuh harus bisa memainkan peran-peran tersebut dan tau kapan peran-peran
itu harus dimainkan.
Baca Juga : Misi Visi Tujuan Pontren Cendekia
Sebagai seorang ayah/ibu maka pengasuh akan memberikan kasih sayang kepada para santri, seperti seorang ayah/ibu tidak mengenal waktu dan tempat, dan lain-lain. Sebagai seorang guru maka pengasuh akan mengajarkan ilmu pengetahuan/akhlaq dan moral kepada para santri. Seorang guru harus menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada sang murid supaya bisa berhasil dengan hasil yang memuaskan, dan seterusnya. Sebagai seorang kakak maka pengasuh akan membimbing, menuntun, mengarahkan dengan penuh kesabaran, dan seterusnya. Sebagai seorang teman sebaya maka pengasuh akan menjadi teman bermain, teman curhat, dan seterusnya. Untuk itu, pengasuh harus memiliki berbagai keterampilan. Tetapi dalam keterbatasan setiap individu maka masing-masing pengasuh harus saling melengkapi dan membina kerjasama dan menjaga kekompakan tim untuk mewujudkan visi dan misi pesantren. Para pengasuh Pontren Cendekia berjumlah 28 orang dan 90 % alumni perguruan tinggi kecuali tukang masak dan penjaga malam. Para alumni perguruan tinggi ini rata-rata juara di kelas atau diangkatannya. Masuk 10 besar saat wisuda atau 17 dan 25 besar saat Adzikor Hauliyah Ma’had. Pengasuh inilah yang menemani para santri selama 24 jam. Untuk memaksimalkan peran-peran kepengasuhan maka Mudir Menunjuk Koordinator Pengasuh. Koordinator Pengasuh akan mengatur kegiatan pengasuh dan santri untuk mewujudkan visi dan misi pondok pesantren dalam pembinaan santri.
Baca Juga : Misi Visi Tujuan Pontren Cendekia
Sebagai seorang ayah/ibu maka pengasuh akan memberikan kasih sayang kepada para santri, seperti seorang ayah/ibu tidak mengenal waktu dan tempat, dan lain-lain. Sebagai seorang guru maka pengasuh akan mengajarkan ilmu pengetahuan/akhlaq dan moral kepada para santri. Seorang guru harus menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada sang murid supaya bisa berhasil dengan hasil yang memuaskan, dan seterusnya. Sebagai seorang kakak maka pengasuh akan membimbing, menuntun, mengarahkan dengan penuh kesabaran, dan seterusnya. Sebagai seorang teman sebaya maka pengasuh akan menjadi teman bermain, teman curhat, dan seterusnya. Untuk itu, pengasuh harus memiliki berbagai keterampilan. Tetapi dalam keterbatasan setiap individu maka masing-masing pengasuh harus saling melengkapi dan membina kerjasama dan menjaga kekompakan tim untuk mewujudkan visi dan misi pesantren. Para pengasuh Pontren Cendekia berjumlah 28 orang dan 90 % alumni perguruan tinggi kecuali tukang masak dan penjaga malam. Para alumni perguruan tinggi ini rata-rata juara di kelas atau diangkatannya. Masuk 10 besar saat wisuda atau 17 dan 25 besar saat Adzikor Hauliyah Ma’had. Pengasuh inilah yang menemani para santri selama 24 jam. Untuk memaksimalkan peran-peran kepengasuhan maka Mudir Menunjuk Koordinator Pengasuh. Koordinator Pengasuh akan mengatur kegiatan pengasuh dan santri untuk mewujudkan visi dan misi pondok pesantren dalam pembinaan santri.
Jadwal
Kegiatan
Begitu santri baru telah diserahkan secara
formal oleh orang tua/wali maka sejak saat ini seluruh tanggung jawab telah
berpindah kepada manajemen pondok pesantren. Adapun jadwal kegiatan santri
secara reguler sebagai berikut :
W
a k t u
|
K
e g i a t a n
|
07.00 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 13.00
13.00 – 13.30
13.30 – 14.00
14.00 – 15.30
15.30 – 16.00
16.00 – 17.30
17.30 – 18.30
18.30 – 19.00
19.00 – 20.00
20.00 – 20.30
20.30 – 21.00
21.00 – 22.00
22.00 – 23.00
23.00 – 03.30
03.30 – 06.00
06.00 – 06.30
06.30 – 07.00
|
Berdo’a/pidato di
lapangan
Sholat dhuha di kelas
Belajar kurikulum
Kemenag/Kemendikbud
Sholat zohor berjmaah
Makan siang di asrama
Istirahat di asrama
Sholat ashar berjamaah
Belajar bahasa
Arab/Inggris/ Wajib Membaca
Olah raga/persiapan
sholat magrib
Sholat magrib berjamaah
Mengaji Al-Qur’an/kitab kuning/hiziban/barzanji/pengajin umum
Sholat isya berjamaah
Makan malam di asrama
Belajar bahasa
Arab/Inggris/kitab/setor hapalan (jurusan)
Belajar terbimbing di
asrama
Istirahat/belajar mandiri
di asrama
Sholat malam / menghapal
/
menyerahkan
hapalan/sholat shubuh berjamaah
Olah raga/persiapan ke
sekolah/madrasah
sarapan pagi
|
Jadwal kegiatan ini terus berjalan sepanjang minggu kecuali
pada hari Jum’at. Setiap hari Jum’at tidak ada kegiatan pembelajaran setelah
sholat shubuh. Para santri mencuci pakaian dan melakukan kegiatan lain dalam kompleks pondok pesantren. Pada
hari Kamis minggu pertama dan ketiga,
para santri tidak ada kegiatan pembelajaran dari jam 14.00 – 17.00 wita karena
saat ini merupakan jadwal kunjungan orang tua/wali santri. Orang tua/wali
santri tidak boleh berkunjung di luar hari/minggu tersebut. Bila ada yang
datang di luar jadwal kunjungan maka santri tidak diperkenankan untuk menemui
orang tua/wali. Bila ada yang nekat untuk bertemu dengan anak/orang tuanya maka
sang santri akan diberikan hukuman. Jadwal kegiatan ini harus ditaati oleh
seluruh santri. Bagi yang melanggar akan diberikan hukuman. Kegiatan-kegiatan
ini sebagai upaya untuk membentuk karakter santri yang taat pada
peraturan/norma hukum yang berimplikasi pada penegakan disiplin. Sistem pembelajaran
sebagai wujud dari kurikulum di pondok pesantren.
Baca Juga : BIAYA-BIAYA DI PONDOK PESANTREN CENDEKIA
Pola Pembinaan Disiplin
Di pondok pesantren, santri yang melanggar disiplin/tata
tertib maka hukuman dengan “rotan/slang” adalah hal yang biasa. Tetapi hukuman
dengan menyakiti fisik merupakan pilihan hukuman terakhir. Di Cendekia, santri yang melanggar disiplin akan diberikan
hukuman peringatan secara lisan,
menghapal surah Al-Qur’an atau hadits Nabi, membersihkan WC,
membersihkan halaman, membersihkan piring bekas temannya makan, mencuci pakaian
pengasuh/teman, digundul, diceburkan di kolam, dan dipukul dengan
rotan/slang. Hukuman-hukuman ini
diberikan dalam rangka menegakkan aturan pondok pesantren untuk mencetak santri
yang berkarakter. Aturan tidak akan bisa tegak bila tidak ada hukuman.
Pendidikan pada dasarnya memaksa. Dari keterpaksaan melahirkan kebiasaan. Dari
pembiasaan akan menjadi kebutuhan. Kebiasaan dan kebutuhannya inilah yang akan
menjadi tujuan dalam sistem pendidikan pondok pesantren.
Baca Juga : JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER PONDOK
Pola Pemberian
Hukum
Pemberian hukuman fisik atau jenis hukuman
lainnya bagi sekolah-sekolah negeri atau sekolah umum atau agama yang bernaung
di luar pondok pesantren merupakan hal yang sangat dihindari. Hukum fisik ini bisa berujung pada pelanggaran
hak azasi manusia guru/kepala sekolah bisa jadi dilaporkan kepada pihak
berwajib atau bapak/ibu guru yang memberikan hukuman akan dicari dan dijotos
oleh orang tua/keluarga siswa. Hal ini berimplikasi pada banyak
pelanggaran-pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh para siswa. Tetapi hal ini
tidak berlaku di pondok pesantren.
Baca Juga : Lembaga-Lembaga di Pontren Cendekia
Pemberian hukuman bagi santri yang
melanggar disiplin merupakan satu keharusan di pondok pesantren. Apa hukuman
yang diberikan oleh pondok pesantren atau kyai/tuan guru/pengasuh maka orang
tua tidak boleh ikut campur. Ketidak bolehan orang tua ikut campur dalam hal
pemberian hukuman kepada anaknya sebagai implikasi dari pola penerimaan santri
yang telah dikemukan di atas.
Baca Juga : Kegiatan Sekolah Dan Pondok Cendekia Aiklomak
Pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan yang berbasiskan moral, akhlak, dan etika, dalam memberikan hukuman
kepada para santri dengan melewati beberapa tahapan. Di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW bahwa
hukuman itu diberikan kepada para santri secara bertahap sesuai dengan tingkat
pelanggaran disiplin yang dilakukan. Jenis hukuman itu dimulai dari yang paling
ringan, yakni teguran secara lisan sampai dengan pemecatan dan menyerahkan
santri kembali kepada keluarga. Untuk
proses pemecatan santri maka terlebih dahulu wali santri dipanggil untuk
menerima informasi tentang pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh sang santri.
Untuk tahap pertama santri diminta untuk membuat perjanjian untuk tidak
mengulangi. Bila diulangi maka orang tua/wali dipanggil dan dihadapan orang tua/walinya diminta untuk
berikrar atau membuat surat perjanjian
untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran yang telah dilakukan diketahui
oleh orang tua. Bila terjadi pelanggaran yang sama maka selanjutnya orang tua
dipanggil untuk mejemput putra/putrinya karena telah dikeluarkan dari pondok
pesantren.
Baca Juga : Fasilitas dan Prestasi Pondok Pesantren Cendekia
Pemberian beberapa jenis hukuman dilakukan
oleh pengasuh dan pimpinan pondok pesantren atau mudir. Untuk hukuman tingkat
ringan sampai dengan sedang diberikan oleh pengasuh dan koordinator pengasuh.
Sedangkan hukuman tingkat berat hanya boleh dilakukan oleh pimpinan pondok
pesantren atas rekomendasi koordinator pengasuh. Dalam pemberian hukuman tingkat
berat harus disertai oleh saksi dan
santri diberikan kesempatan untuk membela diri.
0 Response to "PEMBINAAN SANTRI CENDEKIA AIKLOMAK LOTIM"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sesuai dengan Judul Artikel......!!